Vitalik Buterin Angkat Bicara Terkait SEC Sengat Pasar Crypto

Pendiri Ethereum Vitalik Buterin telah membagikan pandangannya tentang pendekatan AS terhadap regulasi crypto dalam sesi tanya jawab (AMA) di Twitter.

Sebagai tokoh terkemuka dalam industri crypto, Vitalik Buterin menyampaikan rasa simpatinya terhadap proyek blockchain yang menjadi sasaran regulator AS, termasuk Solana.

Dia juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang Ethereum mendapat keuntungan dari pengecualian blockchain lain, dengan menyatakan bahwa itu bukan cara yang terhormat atau berkelanjutan untuk memenangkan persaingan.

Simpati Vitalik Buterin terhadap Rekan Blockchain 

Blockworks melaporkan, selama AMA tersebut, co-Founder Paradigm Matt Huang mengajukan pertanyaan kepada Buterin tentang pendapatnya mengenai pendekatan kebijakan AS terhadap crypto.

Vitalik Buterin merespons dengan simpati terhadap proyek-proyek seperti Solana yang menghadapi pengawasan regulasi, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap perlakuan tersebut.

“Satu-satunya komentar yang akan saya buat adalah bahwa saya merasa tidak enak karena Solana dan proyek lainnya terpukul dengan cara ini. Mereka tidak pantas mendapatkannya, dan jika ethereum akhirnya menang atas semua blockchain lain, itu bukan cara yang terhormat untuk menang, dan dalam jangka panjang mungkin bahkan bukan kemenangan,” ujar Pendiri Ethereum tersebut.

Ia juga mengindikasikan bahwa ancaman sebenarnya bagi industri ini adalah dunia yang terpusat yang semakin berkembang yang mengancam eksistensi keberadaan crypto yang terdesentralisasi.

Dalam tindakan baru-baru ini oleh SEC, Solana (SOL) diklasifikasikan sebagai sekuritas dalam gugatan terhadap Binance dan Coinbase.

Tak hanya itu, SEC juga telah mengajukan permintaan untuk penahanan sementara darurat untuk membekukan seluruh dana yang dipegang oleh Binance AS.

Menanggapi itu, Pengacara Binance AS menilai bahwa permintaan penahanan dapat mematikan bisnis dari bursa, yang sama saja membawanya ke dalam lubang kematian.

“Sebab hukuman tersebut bakal mencegah pembayaran biaya operasional, dan juga menghancurkan kemitraan keuangan. Karena tidak ada bank yang ingin terlibat dengan bisnis yang berpotensi melibatkan mereka sebagai rekan dalam kejahatan keuangan,” ujar Pengacara tersebut.

Selain itu, SEC juga mengidentifikasi aset digital lainnya, termasuk Cardano (ADA), Polygon (MATIC), Filecoin (FIL), The SandBox (SAND) dan Axie Infinity (AXS), sebagai sekuritas.

Yang mengejutkan, koin asli Ethereum, Ether (ETH), tidak terkena dampak penindakan oleh SEC. Hal ini tidak mengejutkan bagi banyak pengamat.

Pertemuan Ketua SEC Gary Gensler di hadapan Komite Layanan Keuangan House of Representatives pada bulan April tidak memberikan jawaban yang jelas mengenai apakah Ether seharusnya diklasifikasikan sebagai sekuritas atau komoditas.

Di sisi lain, Asosiasi Blockchain belum lama ini telah meminta Gensler untuk mundur dari jabatannya.

Menurut Asosiasi, Ketua SEC tersebut telah bersikap bias, dapat membahayakan hak proses yang adil bagi crypto lain yang sedang dalam penyelidikan.

“Jika staf SEC memutuskan untuk melanjutkan dengan mengajukan tuntutan setelah proses Wells, mereka harus menyampaikan bukti-bukti mereka kepada Komisioner, yang kemudian memutuskan apakah akan melanjutkan,” imbuh Asosiasi Blockchain.

Sementara ketidakjelasan masih ada di level SEC, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) telah mengambil sikap yang lebih pasti.

Ketua CFTC, Rostin Behnam, menyatakan bahwa mereka telah mengizinkan perdagangan produk berjangka Ether dan menganggap Ether sebagai aset komoditas.

Behnam menekankan bahwa CFTC tidak akan mengizinkan produk berjangka Ether jika tidak yakin bahwa itu adalah aset komoditas. [st]

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait