Warga AS Diringkus Gegara Pakai Duit Pinjaman untuk Beli Kripto dan Mobil Tesla

Warga AS diringkus karena menggunakan dana pinjaman untuk membeli kripto dan mobil Tesla. Masalahnya, permohonan pinjaman menggunakan dokumen palsu.

Pada Jum’at (9/07/2021), Kementerian Kehakiman AS mengumumkan Lebnitz Tran ditangkap pada hari Kamis atas dasar tindak kriminal terkait penipuan permohonan pinjaman palsu.

Tran disebut menerima jutaan dolar dari Program Perlindungan Pembayaran (PPP) dan Pinjaman Bencana Ekonomi (EIDL) dari dana bantuan COVID-19.

Menurut berkas yang diungkap pada Jumat, pria berusia 40 tahun dari San Jose, California, tersebut menyerahkan setidaknya 27 permohonan pinjaman PPP dan setidaknya tujuh permohonan pinjaman EIDL atas nama sejumlah orang dan badan usaha.

Berkas tersebut menyatakan Tran mencari lebih dari US$8 juta dari dana PPP dan EIDL, mendapat pinjaman tidak sah senilai US$3,6 juta dan akhirnya meraih US$2 juta dari skema tersebut.

Kementerian Kehakiman menjelaskan, Tran dan komplotannya memakai dana ilegal tersebut untuk belanja di restoran dan toko ritel, menaruh deposit di rekening investasi pribadi, membeli aset kripto dan bahkan membeli mobil Tesla seharga US$100 ribu.

“Tran dan yang lainnya menggunakan hasil pinjaman gelap ini untuk melakukan pembelian di restoran dan toko ritel, menyetor ke rekening investasi pribadi, membeli kripto, dan mobil Tesla senilai US$100.000,” sebut kementerian.

Tran disebutkan memakai dokumen dan informasi palsu, termasuk pemalsuan informasi pegawai, angka gaji yang dipalsukan atau dibesar-besarkan dan dokumen pajak palsu.

Ia disebut mendaftarkan empat perusahaan dengan alamat palsu satu bulan sebelum menerima dana US$1 juta pada bulan Juni 2020.

Kementerian Kehakiman menambahkan, pria itu didakwa enam kasus pemalsuan transfer uang dan tiga kasus pemalsuan bank.

Jika divonis, Tran menghadapi maksimal hukuman 30 tahun di penjara untuk setiap kasus pemalsuan bank dan 20 tahun penjara untuk setiap kasus pemalsuan transfer.

Kejadian ini bukan pertama kalinya seseorang didakwa memakai dana bantuan COVID untuk membeli aset kripto.

Sebab pinjaman PPP diberikan tanpa disertai pemeriksaan ketat latar belakang selama pandemi, banyak penipu memanfaatkan situasi tersebut.

Pada Juli lalu, Joshua Thomas Argires dari Houston, Texas, didakwa penipuan dana COVID setelah memakai pinjaman PPP untuk berinvestasi aset kripto dan hal lainnya.

pada April, Darryl Corradini dan Vicki Hackenberg dari Bloomsburg, Pennsylvania, didakwa serupa. P

asangan ini menilap dana pinjaman pemerintah PPP lebih dari US$350 ribu untuk membeli Bitcoin.

Pada bulan Maret, komplotan penipu asal Los Angeles terbongkar dan didakwa karena telah mengeksploitasi dana bantuan COVID setelah menyerahkan lebih dari 150 permohonan palsu yang mengincar US$21,9 juta.

Dana yang didapatkan secara tidak sah itu kemudian dipakai untuk membeli aset kripto. [news.bitcoin.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait