Yang Baru di Hard Fork Ethereum Constantinople

Constantinople, hard fork Ethereum yang telah lama direncanakan, akan berlangsung pada 16 Januari mendatang. Hard fork teranyar ini merupakan salah satu tonggak penting dalam roadmap Ethereum menuju versi 2.0, di mana protokol Ethereum akan beralih dari Proof-of-Work (PoW) menjadi Proof-of-Stake (PoS) secara bertahap alias tidak langsung.

Perubahan yang dikandung Constantinople terbilang ringan. Pembaruan ini berisi beberapa opcode baru, yaitu logika yang dipakai programmer untuk membuat smart contract, mengurangi kadar (intensity) kesulitan penambangan, mengurangi imbalan (reward) penemuan blok baru dan mengoptimasi konsumsi gas.

Setelah aktif, simpul (node) yang menjalankan Constantinople tidak lagi kompatibel dengan versi Ethereum lawas, sehingga menghasilkan hard fork blockchain Ethereum. Pimpinan tim Ethereum Peter Szilagyi memrediksi protokol Ethereum akan forking pada 16 Januari 2019, ketika tercapai blok 7.080.000.

Simpul yang mengoperasikan peranti lunak Ethereum terbaru akan berjalan di fork baru. Simpul lama yang masih mengoperasikan blockchain sebelum fork tidak akan lagi mendapat imbalan, karena token di fork lama menjadi tidak bernilai. Pengguna dan pemilik Ethereum secara otomatis bisa membelanjakan kripto mereka di fork yang baru.

Berbeda dari hard fork lain yang melahirkan dua kripto yang berbeda, hard fork Constantinople disebut “tidak berbahaya” sebab kemungkinan besar komunitas Ethereum akan mengadopsinya tanpa perdebatan. Sejauh ini, versi terbaru semua klien Ethereum ternama sudah diperbarui untuk hard fork tersebut, dan tim developer inti merasa yakin tentang rilis terbaru ini.

Constantinople berisi lima Proposal Perbaikan Ethereum (Ethereum Improvement Protocol/EIP). Pertama, EIP 1234 ditujukan khusus bagi penambang. Proposal ini menunda “ledakan kesulitan” alias difficulty bomb penambangan dan mengurangi imbalan per blok dari 3 ETH menjadi 2 ETH.

Ledakan kesulitan tersebut akan membuat proses penambangan menjadi semakin sulit, sehingga tidak menguntungkan sama sekali, sehingga protokol Ethereum bisa transisi ke PoS. EIP 1234 menunda peristiwa ini sejauh lima juta blok, atau sekitar dua belas bulan. Penundaan ini menyiratkan transisi ke PoS masih membutuhkan pengembangan lebih matang.

Kedua, EIP 145 memperkenalkan operasi penggeseran bitwise, sehingga developer aplikasi desentralistik bisa mengoptimalkan operasi tertentu untuk menghemat biaya gas. Ketiga, EIP 1014 memungkinkan pengguna Ethereum berinteraksi dengan alamat yang belum terinisialisasi di blockchain Ethereum.

Keempat, EIP 1052 mengenalkan opcode baru untuk menghasilkan hash alamat yang spesifik. Kelima, EIP 1283 mengajukan perubahan pengukuran gas pada opcode ‘SSTORE’ yang juga akan mengaktifkan fitur baru dan mengurangi biaya gas. Secara keseluruhan, sebagian besar pembaruan ditujukan untuk mengurangi biaya gas atau mengurangi tingkat kerumitan tugas-tugas tertentu demi memudahkan pekerjaan developer.

Reaksi pasar kripto terhadap hard fork Constantinople terlihat bullish. Kendati Constantinople hanya berisi perubahan kecil, rilis ini menjadi asas peralihan menuju PoS mendatang. Pembaruan tersebut sangat penting bagi strategi jangka panjang Ethereum demi meningkatkan kapasitas jaringan sekaligus mengurangi konsumsi energi dari penambangan.

Harga Ethereum melonjak hampir dua kali lipat dalam kurun waktu sebulan, dari titik terendah US$82 menjadi lebih dari US$160 per ETH. Namun, belum diketahui bagaimana dampak perubahan imbalan penambangan terhadap ekonomi Ethereum. [cryptoslate.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait