IKLAN

5 Alasan Harga Bitcoin Naik Tinggi Tahun Ini, US$30 Ribu per BTC?

Ada 5 alasan harga Bitcoin naik tinggi tahun ini, menurut Tom Lee dari Fundstrat. Bitcoin Halving dan wabah virus Corona adalah dua di antaranya.

Tom Lee tak pernah berhenti menggaungkan kenggulan nilai Bitcoin dibandingkan nilai saham dan minyak. Dalam kesempatan terbaru di Turki belum lama ini, dia mengemukakan 5 alasan Raja Aset Kripto itu bisa melejit pada tahun ini.

1. Pilpres Amerika Serikat
Pada tahun ini, tekanan politik terhadap Bitcoin akan jauh lebih rendah di Amerika Serikat (AS). Walaupun AS pada dasarnya “membunuh” harga Bitcoin pada tahun lalu, pilpres AS 2020 akan mengalihkan fokus politisi dari urusan “kripto-kripto”.

“Itu sangat bagus untuk aset kripto Bitcoin,” katanya.

Berdasarkan catatan redaksi, iklim aset kripto di Amerika Serikat relatif baik, walaupun segala peraturan tidak terlalu struktural. Itulah sebabnya bisnis bursa aset kripto (lihat Coinbase), penerbit aset kripto (lihat Paxos Company) dan segala pengayaan teknologi blockchain tidak dilarang di Negeri Paman Sam itu.

BACA JUGA  Strategy akan Jual Bitcoin? 2026 Jadi Tahun Penentu

Selain ada perkembangan baik soal Bank Kripto di Wyoming, bisnis jual-beli Bitcoin ala pasar derivatif di CME dan Bakkt di AS, malah menunjukkan volume perdagangan yang baik.

2. Bitcoin Halving
Faktor yang tak kalah penting adalah Bitcoin Halving, kata Lee. Bitcoin Halving akan membawa dampak yang signifikan terhadap Bitcoin, karena pasokannya lebih langka 50 persen daripada sebelumnya. Berkuranganya penawaran (supply) terhadap permintaan dapat mengakibatkan nilai jaringan Bitcoin bisa mencapai US$100 miliar.

“Dengan asumsi harga Bitcoin saat ini US$10 ribu ditambah Bitcoin Halving berlaku sama seperti Halving sebelumnya, maka kita memiliki alasan kuat Bitcoin melejit tinggi pada tahun ini,” katanya.

3. Konflik Iran-AS
Konflik antara AS dengan Iran masih dianggap sebagai faktor penentu Bitcoin. Kendati berpuncak pada pembunuhan Jenderal Iran di Irak pada beberapa waktu lalu, potensi konflik bisa tumbuh lagi pada tahun ini, kata Lee.

“Risiko geopolitik meningkatkan permintaan terhadap Bitcoin,” ujarnya.

4. Gerak 200 Hari
Secara teknikal, pada Januari 2020, Bitcoin bergerak di Moving Average 200 harian. Menurutnya, itu adalah sinyal tren pasar bullish.

“Bagi Bitcoin, ini sangat mirip dengan bullish tahun 2012, sehingga ada peluang Bitcoin menyentuh level US$30 ribu pada tahun ini,” katanya.

5. Virus Corona
Wabah virus Corona yang mematikan kian berskala global. Setiap negara sudah waspada dan kini berdampak pada perekonomian dunia. Wabah itu merontokkan nilai saham di AS, Asia dan Eropa, termasuk pasar minyak mentah secara global.

BACA JUGA  Uang Fiat Semakin Lemah, Saatnya Beralih ke Bitcoin dan Emas?

Lee percaya wabah virus Corona bisa meningkatkan permintaan terhadap Bitcoin dan aset safe-haven lainnya. [cointelegraph/red]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait