A16z baru saja merilis laporan terbarunya yang mengungkap beberapa sektor penting di kripto, seperti teknologi AI dan DeFi telah meningkat sangat pesat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
“Sejak kedatangan DeFi pada musim panas 2020, bursa terdesentralisasi atau DEX, telah berkembang hingga mencapai 10 persen dari aktivitas crypto spot trading — semuanya terjadi di bursa terpusat hanya empat tahun lalu,” jelas laporan tersebut, Rabu (16/10/2024).
Teknologi ini memungkinkan layanan keuangan yang terbuka, otomatis, dan tanpa perantara, menawarkan peluang akses yang lebih luas dan menghilangkan ketergantungan pada institusi terpusat. Decentralized Finance telah mengubah landskap keuangan global dan mengalami revolusi besar-besaran.
Namun, perkembangan terbaru menunjukkan bahwa teknologi kecerdasan buatan semakin diadopsi oleh ekosistem sistem keuangan yang terdesentralisasi, pada akhirnya teknologi AI dan DeFi menciptakan solusi yang lebih cerdas, aman, dan transparan.
Adopsi Sistem DeFi yang Semakin Meningkat
Seperti yang diungkapkan pada laporan a16z, terdapat peningkatan pangsa volume spot trading di DEX dari 2020 hingga 2024, dengan puncak yang signifikan pada beberapa periode.
“Lebih dari US$169 miliar kini terkunci di ribuan protokol DeFi. Beberapa subkategori DeFi teratas melibatkan staking dan lending,” ungkap laporan tersebut.
Ini mencerminkan bahwa perdagangan kripto saat ini beralih ke platform yang terdesentralisasi. DEX, sebagai salah satu bagian dari sistem DeFi, menawarkan transparansi yang lebih besar karena mereka beroperasi di atas protokol blockchain, di mana semua transaksi terekam dan dapat diaudit oleh publik.
Pengguna tidak perlu lagi mempercayai pihak ketiga yang terpusat, seperti bursa konvensional, untuk mengamankan dana mereka.
Teknologi smart contracts yang mendasari sistem ini mengotomatisasi fungsi keuangan, memastikan bahwa eksekusi kontrak berjalan sesuai kode yang disepakati tanpa keterlibatan manusia.
Teknologi AI dan DeFi: Kolaborasi Teknologi Masa Depan
Kecerdasan buatan, seperti yang diungkapkan oleh laporan tersebut, telah mendominasi diskusi sosial media terkait crypto pada tahun 2024.
“Teknologi AI adalah salah satu tren terpanas tahun ini, tidak hanya dalam teknologi secara luas, tetapi juga dalam kripto secara khusus,” papar laporan tersebut.
Topik ini bahkan melebihi topik-topik lainnya yang sebelumnya populer pada industri kripto, seperti sistem DeFi, GameFi, dan ETF yang sebelumnya populer.
Laporan ini juga menunjukkan bahwa pengguna situs crypto teratas seperti Binance, Coinbase, dan Etherscan memiliki tumpang tindih besar dengan pengguna ChatGPT.
Adopsi AI dalam pasar kripto semakin meluas, menandai babak baru dalam evolusi teknologi keuangan. Kolaborasi antara AI dan DeFi membuka peluang tak terbatas untuk menciptakan solusi finansial yang lebih efisien, aman, dan personal.
Penerapan Artificial Intelligence (AI) dalam DeFi
Dengan integrasi teknologi AI, infrastruktur blockchain menjadi lebih efisien karena algoritma kecerdasan buatan mampu memproses dan menganalisis data secara real-time, membantu menciptakan keputusan investasi yang lebih cerdas dan prediksi yang lebih akurat dalam blockchain seperti Decentralized Finance.
Laporan tersebut juga memperlihatkan bahwa sekitar 34 persen dari proyek cryptocurrency di tahun 2024 melibatkan penggunaan teknologi AI, meningkat dari 27 persen semenjak 2023.
AI juga dapat mengotomatisasi pengelolaan risiko serta mengidentifikasi pola anomali dalam transaksi keuangan yang biasanya mungkin luput dari pengawasan manusia.
Ini sangat penting mengingat jumlah transaksi dan kompleksitas yang terlibat dalam protokol DeFi terus meningkat.
Di samping itu, smart contracts yang dipadukan dengan AI dan DeFi dapat menyederhanakan proses lending dan staking, memberikan pengalaman pengguna yang lebih efisien dan aman.
Menuju Masa Depan Keuangan yang Lebih Baik
Salah satu tantangan utama pada Decentralized Finance adalah skalabilitas dan keamanan. Teknologi AI menawarkan solusi untuk kedua masalah ini.
AI dapat memproses volume data yang besar dalam waktu singkat dan melakukan analisis yang lebih dalam untuk mengidentifikasi potensi ancaman dalam jaringan, seperti serangan siber atau perilaku abnormal dalam transaksi.
Selain itu, artificial intelligence juga memungkinkan sistem prediktif untuk mengoptimalkan likuiditas di protokol Decentralized Finance, mencegah masalah likuiditas yang mungkin terjadi akibat volatilitas pasar.
Dengan demikian, kombinasi teknologi AI dan DeFi bukan hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberikan transparansi yang lebih besar kepada pengguna. [dp]