Ambyar! Kripto Setara Rp7,9 Milyar pun Melayang

Ambyar betul! Kripto milik warga AS setara Rp7,9 milyar pun melayang, gara-gara data kartu SIM-nya dialihkan ke pengguna lain, sehingga pelaku punya akses ke akun kripto korban. Provider telekomunikasi AT&T pun dituntut.

Raksasa telekomunikasi AS AT&T menghadapi tuntutan hukum setelah pelanggannya kehilangan aset kripto senilai US$560 ribu atau setara Rp7,9 milyar dikarenakan serangan penukaran kartu SIM (SIM Swap Attack).

Jamarquis Etheridge, warga Texas, AS, mengajukan tuntutan tersebut melalui Pengadilan Distrik negara bagian Texas pada 15 September lalu.

Ia mengklaim AT&T gagal memberikan keamanan yang layak demi mencegah akses tanpa izin ke akunnya.

Sekitar tanggal 10 September 2021, kelompok penipu berhasil menyusup ke akun Etheridge tanpa izin dan menyedot habis aset kriptonya.

AT&T lamban menanggapi dan tidak mampu membendung kebocoran keamanan tersebut hingga keesokan harinya, sebut korban.

Etheridge, yang merupakan pelanggan AT&T sejak 2009, tidak mampu menggunakan ponselnya untuk mencegat penyusupan tersebut. Ia merugi 159,8 Ether (ETH) setara US$560 ribu saat itu.

Serangan pertukaran SIM adalah bentuk penipuan yang mengeksploitasi otentikasi berbasis ponsel.

Penipu biasanya mencari nomor ponsel korban dari data daring, media sosial atau bahkan ponsel curian.

Penipu lalu menelpon provider dan berpura-pura menjadi pemilik asli.

ambyar kripto melayang
Modus mencuri kripto menggunakan SIM Swap Attack.

Penipu meminta provider mengaktivasi SIM baru yang mereka miliki lalu memindahkan nomor korban ke SIM baru tersebut.

Penipu kemudian dapat mengakses rekening uang yang melibatkan ponsel sebagai metode otentikasi seperti kata sandi berbasis SMS.

Di Amerika Serikat, masih memungkinkan mengalihkan kartu SIM baru tanpa perlu datang langsung ke gerai operator telekomunikasi.

Studi oleh Universitas Princeton mengungkap lima provider besar di AS sangat rentan terhadap serangan pertukaran SIM. Kelima provider tersebut adalah Verizon Wireless, T-Mobile, AT&T, U.S. Mobile, dan Tracfone.

AT&T menyadari ancaman ini dan bahkan memberikan peringatan. Kendati demikian, Etheridge mengeluh AT&T tidak melakukan usaha cukup baik untuk melindungi akunnya.

Kripto Melayang Sebanyak 159,8 ETH

“Akibat kegagalan AT&T, bahkan mungkin partisipasi aktif dalam pencurian pertukaran SIM yang diderita korban, Etheridge telah kehilangan aset kripto sebesar 159,8 ETH,” tulis tim pengacara Etheridge, dilansir dari Beincrypto, Senin (20/9/2021).

Warga Texas itu menuntut ganti rugi sesuai jumlah ETH yang dicuri darinya.

Etheridge juga mempertanyakan iklan pemasaran yang mengklaim AT&T menempuh langkah demi memastikan mereka berkomunikasi dengan orang asli dan bukan penipu.

Pada bulan Desember 2020 terjadi lonjakan ancaman pertukaran SIM menyusul kebocoran data dari peladen Ledger, perusahaan hardware wallet. Hingga saat ini, Ledger belum mengganti rugi korban.

Sebelumnya, investor kripto Seth Shapiro menuntut AT&T pada Desember 2019 setelah ia merugi sebesar US$1,8 juta dalam serangan pertukaran SIM.

Korban lainnya, Michael Terpin, mengklaim ia kehilangan aset senilai US$24 juta akibat kelalaian AT&T pada tahun 2018.

AT&T melawan semua tuntutan hukum tersebut. Tampaknya raksasa telekomunikasi ini akan turut melawan tuntutan terbaru dari Etheridge. [beincrypto.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait