Apa Itu Bitcoin Halving?

Peristiwa “pemotongan” Bitcoin telah berlangsung beberapa kali sebelumnya. Namun, apa itu Bitcoin halving? Bagaimana ini berpengaruh pada BTC itu sendiri?

Peristiwa halving pada kripto Bitcoin merupakan salah satu taktik terbaik yang dibentuk oleh pengembang kripto nomor 1 di dunia tersebut.

Fungsi utamanya adalah mengurangi tingkat inflasi, yang berakibat naiknya harga Bitcoin itu sendiri, jika permintaan terhadapnya juga meningkat.

Seperti layaknya hukum ekonomi di mana permintaan dan penawaran akan mempengaruhi harga atau nilai terutama kripto.

Jadi, semakin banyak jumlah BTC maka besar kemungkinan nilainya akan turun. Begitu juga sebaliknya semakin sedikit jumlah BTC maka nilainya akan meningkat.

Tentu saja, peristiwa Bitcoin halving ini memberikan banyak dampak baik di pasar kripto, miner ataupun pemegang kripto tersebut.

Dasar dari Jaringan Blockchain Bitcoin

Sebelum Anda memahami apa itu Bitcoin halving, maka sebelumnya harus memahami bagaimana jaringan blockchain Bitcoin bekerja.

Blockchain sebagai teknologi yang mendasari BTC pada dasarnya terdiri dari kumpulan beberapa komputer yang menjalankan software Bitcoin Core dan mengandung sejarah transaksi Bitcoin baik itu sebagian atau keseluruhan.

Proses ini bertanggungjawab untuk menolak atau menyetujui transaksi pada jaringan Bitcoin tersebut.

Untuk melakukannya, komputer yang menjadi simpul (node) dalam blockchain akan melakukan pengecekan berulang-ulang untuk meyakini transaksi ini valid.

Hal ini termasuk menjamin transaksi seperti parameter validasi yang benar, seperti nonces, tidak melewati batas tertentu.

Setiap transaksi akan disetujui secara terpisah. Ini terjadi hanya jika semua transaksi yang berada di block tersebut telah disetujui.

Setelah itu, transaksi ini akan dikirimkan ke blockchain yang ada dan disiarkan ke node lain.

Semakin banyak komputer atau node (simpul) yang ditambahkan ke blockchain maka prosesnya akan semakin stabil dan lebih aman.

Pada akhir Agustus 2022, diperkirakan terdapat 15.169 nodes yang berjalan di Bitcoin.

Walaupun siapa saja bisa bergabung dalam jaringan bitcoin sebagai node, asalkan mereka memiliki penyimpanan untuk download seluruh blockchain dan sejarah transaksinya. Namun, tidak semua node yang tergabung adalah miner BTC, dikutip dari Investopedia.

Dasar dari Penambangan Bitcoin

Penambangan bitcoin merupakan proses di mana orang-orang akan memakai komputernya untuk berpartisipasi dalam memproses atau validasi transaksi pada jaringan blockchain bitcoin.

Bitcoin menggunakan sistem yang dikenal dengan Proof-of-work (PoW). Artinya, penambang harus bisa memberikan bukti bahwa mereka memiliki peran dalam proses transaksi agar bisa memperoleh imbalan.

Usaha atau peran ini mencakup waktu dan energi yang dipakai untuk menjalankan hardware dan software komputer yang berguna dalam menyelesaikan perhitungan yang kompleks ketika proses transaksi di blockchain bitcoin berlangsung.

Bitcoin halving sangat berkaitan dengan penambang kripto terbesar di dunia tersebut.

Makna penambang dalam hal ini tidaklah menambang logam layaknya di dunia nyata.

Melainkan penambang ikut serta dalam menyelesaikan masalah matematika dan mengkonfirmasi keabsahan setiap transaksi yang terjadi.

Kemudian, penambang tersebut akan menambahkan transaksi ini di dalam block dan membuat rangkaian (chain) dari block transaksi yang akan membentuk blockchain.

Ketika block ini telah terisi dengan transaksi, para penambang akan mendapatkan hadiah berupa Bitcoin.

Transaksi dengan nilai uang yang lebih besar membutuhkan lebih banyak proses konfirmasi yang menjamin keamanannya.

Apa Itu Bitcoin Halving?

Setiap 210.000 block telah ditambang setara dengan sekali dalam 4 tahun, imbalan yang diberikan kepada penambang Bitcoin akan dipotong setengahnya.

Bitcoin Halving terakhir terjadi pada 12 Mei 2020 lalu yang membuat jumlah Bitcoin yang tersebar berkurang drastis yaitu 900 BTC setiap harinya atau 328.500 BTC per tahun, dikutip dari Blockchainmedia.

Pada 2009, perolehan dari menambang Bitcoin sebanyak 50 BTC. Setelah halving pertama menjadi 25 BTC kemudian 12,5 BTC. Kemudian pada Mei 2020 menjadi 6,25 BTC.

Jadi, pada halving keempat diperkirakan pada 2024, maka perolehan dari penambang Bitcoin hanya sebanyak 3,125 BTC.

Peristiwa ini dapat Anda pahami dengan lebih baik melalui infografis yang dikutip dari Blockchainmedia.

infografis bitcoin halving

Sistem ini tidak hanya mempengaruhi jumlah BTC yang beredar tetapi juga menjaga nilai Bitcoin agar tetap tinggi sampai semua BTC tersebarkan.

Sistem ini akan terus berlanjut hingga 2140, ketika batas 21 juta BTC tercapai. Saat ini terjadi, maka penambang akan mendapatkan imbalan dari fee transaksi dari pengguna.

Imbalan ini berfungsi untuk menjaga peran para penambang sehingga mereka tetap menjaga proses blockchain dan jaringan untuk terus berjalan.

Proses Halving Kurang dari 4 Tahun

Secara umum memang peristiwa halving berlansung sekali dalam 4 tahun. Tetapi, jika diperhatikan dengan seksama peristiwa akan terjadi kurang dari perkiraan waktu tersebut.

Pertanyaannya mengapa ini terjadi? Ternyata, algoritma penambangan Bitcoin akan memperhitungkan dalam 10 menit (rata-rata) untuk mencari block baru.

Tapi, jika jumlah penambang lebih banyak, maka kemampuan untuk melakukan proses ini semakin kuat dan waktu yang dibutuhkan untuk mencari block baru akan berkurang.

Hal ini akan menjadi lebih cepat jika tingkat kesulitan mining berkurang, karena kejadian tertentu.

Untuk saat ini, karena perkembangan teknologi serta lingkungan jaringan Bitcoin maka rata-rata penemuan block baru dapat dilakukan dalam 9,5 menit saja.

Kapan Peristiwa Bitcoin Halvings Terjadi?

Peristiwa halving pada Bitcoin adalah peristiwa sangat penting dalam dunia kripto, karena harga BTC akan naik karena jumlahnya berkurang, secara historis.

Peristiwa ini terbukti meningkatkan harga BTC secara masif. Contohnya pada 2012 lalu harga Bitcoin naik dari US$12 ke US$1.207 pada 2013.

Peristiwa halving kedua terjadi pada 2016 yang membuat harga Bitcoin meningkat drastis dari US$647 ke US$18.972 pada 2017.

Namun, pada 2018 harganya justru turun ke tingkat US$3.716. Namun, peristiwa halving ini meningkatkan nilainya hingga 575 persen.

Namun, halving terakhir pada 2020 merupakan yang paling fantastis. Karena harga Bitcoin naik 461 persen dari US$8.821 ke US$63.233 yang membuktikan peningkatan nilai BTC pasca halving konsisten dengan halving sebelumnya.

Apa yang Berubah Ketika Peristiwa Bitcoin Halving Terjadi?

Secara umum terdapat teori ketika Bitcoin halvings terjadi, yaitu:

Pendapatan penambang berkurang setengahnya -> inflasi berkurang setengah -> permintaan lebih tinggi -> harga yang naik ->insentif penambang tetap tersedia walaupun lebih sedikit tapi dalam prosesnya nilai BTC meningkat

Namun, bisa saja seusai halving tetapi permintaan dan harga BTC tidak meningkat, jadi penambang tidak memperoleh insentif.

Akhirnya, hadiah karena menyelesaikan proses transaksi di blockchain bitcoin pun mengecil, dan nilai dari BTC tidak cukup tinggi.

Untuk mencegah hal ini, bitcoin ternyata memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya yang dapat mengubah tingkat kompleksitas untuk mendapatkan imbalan bitcoin tersebut.

Tingkat kesulitan atau kompleksitas yang berkurang tentu membuat usaha dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengkonfirmasi transaksi menjadi lebih ringan.

Jadi, penambang masih akan memperoleh insentif yang sesuai. Jadi, walaupun jumlah hadiahnya berkurang namun proses penambangan jadi lebih mudah dan taktik ini terbukti berhasil diterapkan.

Contohnya, pada 2017 hingga 2018 terjadi bubble pada Bitcoin yang membuat harganya naik ke US$19.000 dan jatuh ke US$3.700.

Nilainya yang jatuh cukup drastis namun sebelum halving nilai BTC sekitar US$650. Jadi, pendapatan penambang masih cukup besar.

Tetapi, dari sistem yang berjalan selama ini, ternyata terdapat banyak hal yang mempengaruhi reaksi pasar dan harga bitcoin sendiri seperti spekulasi, hype dan volatilitas yang membuatnya sulit diprediksi.

Peristiwa halving ketiga terjadi pada masa pandemi dan juga pergeseran regulasi dari berbagai negara. Akibatnya, harga bitcoin pun menjadi semakin sulit diprediksi.

Walaupun demikian, banyak analis yang memperkirakan bitcoin akan membaik pada halving berikutnya, dikutip dari Blockchainmedia.

Apa Itu Bitcoin Halving: Efeknya?

Bitcoin halvings merupakan peristiwa besar dan berdampak signifikan kepada berbagai pihak yang berhubungan dengan jaringan BTC.

Investor

Peristiwa bitcoin halving merupakan angin segar bagi para investor. Karena nilai BTC akan meningkat dengan mengurangi jumlah koin tersebut yang kemudian berdampak pada peningkatan permintaan.

Hal ini akan membuat perdagangan kripto menjadi meningkat drasti. Namun, peningkatan nilainya akan berbeda-beda bergantung pada kondisi dari proses halving itu sendiri.

Penambang

Bagi para penambang bitcoin, peristiwa halving ini bisa menjadi masalah tersendiri. Walaupun nilainya naik namun jumlah perolehan BTC sendiri akan berkurang drastis.

Hal ini akan menyulitkan para penambang kecil atau individu karena mereka harus bersaing dengan organisasi penambang besar.

Berdasarkan penelitian, kapasitas penambang BTC berbanding terbalik dengan harganya. Jadi, saat harga BTC meningkat jumlah penambang di jaringan Bitcoin justru berkurang dan begitu juga sebaliknya.

Bitcoin halvings ini tidak hanya menaikkan harga kripto itu sendiri tetapi juga meningkatkan kemungkinan serangan pada jaringan bitcoin hingga 51 persen.

Karena jumlah penambang yang keluar dari jaringan ini meningkat, sehingga membuat blockchain bitcoin menjadi kurang aman.

Melalui penjelasan di atas, maka Anda sudah memahami apa itu Bitcoin halving secara menyeluruh. Peristiwa ini bisa Anda manfaatkan dengan baik sehingga bisa memperoleh untung lebih besar dengan BTC. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait