Burning adalah proses mengurangi pasokan crypto token secara permanen dengan cara mengirimkannya ke alamat (address) yang sama sekali tidak bisa diakses, demi menjaga nilai dan kestabilan aset digital. Dan asal tahu saja, nilai token kripto yang sudah hilang dari peredaran mencapai US$51 juta! Jadi yuk, pelajari soal apa itu crypto burning di bawah ini!
BACA JUGA: Apa Itu NFT Art? Ini Cara Membuat dan Menghasilkan Uangnya!;
Apa Itu Crypto Burning?
Sesuai dengan sebutannya, burning adalah proses menghilangkan sejumlah crypto token dari peredaran secara permanen untuk mengurangi total pasokan di pasar.
Seperti dilansir dari laman Trust Wallet, dalam praktiknya, token yang dibakar dikirim ke address khusus yang tidak bisa diakses siapa pun karena dompet kripto yang terkait address itu memang sama sekali tidak memiliki private key. Alamat khusus tersebut juga sering disebut sebagai burn address atau null address.
Setelah masuk ke alamat ini, token tidak bisa digunakan lagi, seperti uang yang dibuang ke lubang hitam digital. Tujuan utama burning adalah menciptakan kelangkaan, yang bisa membantu menjaga atau bahkan meningkatkan nilai token yang tersisa.
Burning biasanya dilakukan oleh tim pengembang proyek crypto atau berdasarkan mekanisme otomatis yang sudah diatur dari awal. Proses ini transparan karena semua aktivitas burning tercatat dan bisa dilacak di blockchain.
Cara Kerja Token Burning

Setelah memahami apa itu crypto burning, sekarang kamu perlu memahami cara kerjanya. token burning dilakukan dengan mengirimkan sejumlah token ke alamat khusus yang tidak bisa digunakan kembali, sehingga token tersebut dianggap hilang dari peredaran.
Proses ini bertujuan untuk mengurangi total pasokan token di pasar dan biasanya dilakukan oleh tim proyek atau melalui sistem otomatis. Karena semua transaksi dicatat di blockchain, siapa pun bisa memverifikasi bahwa token benar-benar telah dibakar.
Masih melansir laman Trust Wallet, berikut adalah langkah-langkah utama dalam proses token burning:
BACA JUGA:Â Apa Itu ETF Crypto? Pengertian, Cara Kerja, dan Contohnya!
1. Keputusan untuk Melakukan Burning
Proyek atau komunitas kripto menentukan jumlah token yang ingin dibakar, biasanya berdasarkan strategi jangka panjang mereka. Keputusan ini bisa diumumkan secara publik untuk membangun kepercayaan pengguna.
2. Pengiriman Token ke Burn Address
Token yang akan dibakar dikirim ke address wallet khusus seperti 0x0000000000000000000000000000000000000000. Alamat ini tidak memiliki private key, jadi token yang masuk tidak bisa digunakan kembali selamanya.

3. Pencatatan di Blockchain
Transaksi burning tercatat secara transparan di blockchain dan bisa dilihat oleh siapa pun. Ini memastikan bahwa prosesnya sah dan tidak bisa dimanipulasi.
4. Pembaruan Jumlah Pasokan
Setelah token dibakar, jumlah total pasokan akan berkurang secara otomatis atau manual tergantung sistemnya. Ini membuat token yang tersisa menjadi lebih langka dan bisa berdampak pada harga di pasar.
Alasan Mengapa Token Di-burn
Token yang di-burn untuk mengurangi jumlah pasokan yang beredar, menjaga nilai token, dan meningkatkan kepercayaan terhadap proyek kripto tersebut.
Dalam dunia crypto, semakin sedikit jumlah token yang beredar, maka peluang kenaikan nilainya semakin besar. Burning juga bisa menjadi langkah strategis untuk mencegah inflasi, menghapus token yang tidak terpakai, atau menunjukkan komitmen tim proyek terhadap stabilitas jangka panjang.
Melansir laman Kanga Exchange, berikut ini beberapa alasan utama mengapa token dibakar:
BACA JUGA:Â Gak Cuma Wallet Utama, Ini Alasan Kamu Butuh Burner Wallet
1. Mengurangi Pasokan Agar Nilai Meningkat
Semakin sedikit jumlah suatu token di pasar, semakin tinggi potensi nilainya karena menjadi lebih langka. Konsep ini mirip dengan pembelian kembali saham oleh perusahaan untuk meningkatkan harga saham yang tersisa.
2. Mengendalikan Inflasi Token
Beberapa proyek memiliki pasokan token yang sangat besar sehingga rentan mengalami inflasi. Burning menjadi cara untuk membatasi sirkulasi agar nilai token tetap terjaga dari waktu ke waktu.
3. Menghapus Token yang Tidak Terjual
Setelah proses penjualan awal token, sisa token yang tidak terjual sering kali dibakar sebelum token generation event (TGE)Â agar tidak menumpuk dan menciptakan tekanan suplai. Ini juga membantu menjaga proporsi distribusi yang adil di pasar.
4. Membangun Kepercayaan Komunitas
Ketika proyek memilih untuk membakar sebagian token miliknya, ini menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan transparansi. Langkah ini sering dilihat sebagai sinyal positif oleh investor dan pengguna.
Dampak Crypto Burning Terhadap Harga Token
Burning bisa membuat harga token naik karena jumlahnya menjadi lebih langka, tetapi efeknya tidak selalu instan dan tergantung banyak faktor lain.
Secara teori, ketika pasokan token dikurangi sementara permintaannya tetap atau meningkat, harga token bisa terdorong naik. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Sentimen pasar, perkembangan proyek, hingga kondisi ekonomi global juga ikut memengaruhi pergerakan harga.

Contoh sukses burn token adalah saat proyek Injective (INJ) mengumumkan aksi burning besar pada Juni 2024. Melansir laman FXEmpire, harga token-nya sempat melonjak lebih dari 18 persen. Tapi perlu diingat, euforia semacam ini sering bersifat sementara, dan membeli token hanya karena FOMO bisa berisiko jika harganya kembali turun setelah hype mereda.
Sudah Paham Apa Itu Crypto Burning?
Crypto burning adalah strategi yang bertujuan mengontrol pasokan, menjaga nilai token, dan membangun kepercayaan terhadap proyek. Meskipun tidak selalu menjamin kenaikan harga, burning punya peran besar dalam memperkuat fondasi tokenomics sebuah aset digital.
Mau belajar crypto dan blockchain lebih lanjut? Yuk, pelajari selengkapnya hanya di Blockchain Media Indonesia! [msn]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.