Apa Itu Token RWA (Real World Asset)?

Token RWA (real world asset) digadang-gadang jadi narasi baru dunia kripto di masa depan berkat keunggulan dan semakin luasnya adopsi teknologi smart contract blockhain. Lantas, apa sebenarnya token RWA itu yang nilai pasarnya diproyeksikan bisa mencapai US$16 triliun itu?

OLEH: Muhammad Kurnia Bijaksana
Pendiri EvolutionTrading.id

Berdasarkan riset dari Binance, pasar token RWA berpotensi mencapai nilai US$16 trilun di 2030. Itu sebuah angka yang fantastis dan cukup masuk akal.

Apa Itu Token RWA? 

Dari sudut pandang perwujudannya, token RWA adalah jenis token khusus yang merepresentasikan aset sungguhan di dunia fisik seperti emas, saham, rumah, dan lain sebagainya, baik itu tangible asset atau non-tangible asset. Token dibuat melalui proses tokenisasi menggunakan smart contract di blockchain dan bisa ditransaksikan seperti token berbasis blockchain pada umumnya.

Sedangkan dari segi pasarnya, token RWA merujuk pada sejumlah proyek-proyek kripto yang mengkhususkan diri dalam tokenisasi real asset itu. Seperti proyek kripto lainnya, mereka menawarkan sejumlah peluang investasi baru, karena bisa dipadukan dengan sejumlah aspek proyek kripto lainnya yang sudah lama berkelindan.

Sebenarnya, bisa dibilang konsep token RWA tergolong konsep jadul, karena tokenisasi real asset sudah dipelopori oleh beberapa proyek kripto. Sebut saja misalnya USDT besutan perusahaan Tether adalah token berjenis stablecoin yang merepresentasikan aset uang dolar dan aset lain bernilai setara dolar. Proyek kripto ini berlangsung sejak tahun 2014. Awal pertama diterapkan di blockchain Bitcoin lewat protokol OMNI, lalu disusul di blockchain Ethereum, Tron dan lain sebagainya. Beberapa perusahaan lain juga melakukan tokenisasi terhadap emas fisik, misalnya DigixGlobal (DGX) dan PAX Gold (PAXG). Tether sendiri belum lama ini meluncurkan token bernilai emas, yakni Tether Gold (GOLD).

Hanya saja token RWA yang ramai diwacanakan akhir-akhir memiliki cara pandang baru dan lebih luas, serta merupakan narasi bagi aset kripto yang berpotensi menjadi gainers terbesar di bull market 2024-2025 nanti. Melihat potensi RWA saat ini, mirip seperti melihat pasar dan narasi NFT sebelum bull market 2020-2021 lalu. Lihat saja beberapa bulan lalu perusahaan raksasa BlackRock sudah mewacanakan bahwa pasar modal menjadi lebih efisien jika ada proses tokenisasi.

Token RWA adalah token hasil konversi aset di dunia nyata menjadi aset berbentuk digital yang bisa diperdagangkan dan ditransaksikan di blockchain. Contoh aset di dunia nyata bisa berupa rumah, mobil, perhiasan, logam mulia, surat berharga, saham, dan lainnya.

Analoginya adalah sebagai berikut, kepemilikan perusahaan, dibuktikan dengan saham, yang pada dasarnya adalah surat berharga atau sertifikat. Sekarang, bayangkan semacam “saham” yang dibuat secara digital. Kepemilikian sesuatu aset di dunia nyata, itu dibuat surat berharganya dengan bentuk aset kripto, atau token digital. Bedanya, jika saham diperjualbelikan di bursa, token RWA diperjualbelikan di jaringan blockchain.

Selain diperjualbelikan, token RWA ini bisa juga “disekolahkan”. Analoginya, sertifikat tanah digadaikan. Pada token RWA, contohnya adalah dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman uang, atau bisa menghasilkan dividen layaknya saham.

Kelebihan dari Pemanfaatan Tokenisasi RWA

Seperti yang disebutkan di atas, bahwa token RWA adalah perluasan proyek tokenisasi aset di tradisional. Token RWA dan tokenisasi RWA membuka kesempatan bagi orang banyak untuk berinvestasi di berbagai instrumen seperti properti atau emas, namun memiliki keterbatasan modal. Dengan tokenisasi, orang bisa melakukan investasi terhadap fraksi atau sebagian dari aset yang utuh. Misalnya dapat berinvestasi senilai 1/10 dari rumah untuk properti, yang biasanya tidak mungkin dilakukan karena investor perlu membeli 1 unit rumah. Di sisi pasar ini memungkinkan peningkatan likuiditas. Bisnis tokenisasi reksadana juga diproyeksikan oleh pengusaha di Inggris beberapa waktu lalu.

Rincian kelebihan dan keunggulan tokenisasi RWA adalah sebagai berikut.

Benefit bagi pemilik aset. Semakin mudah sebuah aset “disekolahkan”, semakin besar kesempatan yang dibuka untuk layanan keuangan dan kesempatan menghasilkan pundi-pundi uang.

Membuat proses manajemen aset lebih streamline. Tidak perlu jumlah broker yang berlimpah, middleman, dan biaya macam-macam. Ditambah lagi menggunakan kekuatan blockchain untuk keamanan dan transparansi.

Likuiditas bagi pemiliki aset. Bayangkan jika ada pemilik aset berupa tanah 100 hektar. Saat hendak menjual tanah tersebut, perlu mencari orang yang memiliki uang likuid senilai harga tanahnya. Dengan tokenisasi, penjualan dapat dilakukan dengan bertahap atau sebagian.

Sejumlah Tantangan

Meskipun demikian, perlu waktu untuk bisa mengadopsi token RWA ini. Beberapa kendapa yang dapat dihadapi antara lain

Masalah hukum dan peraturan, terutama pada transaksi beda negara (cross border). Hal lainnya soal trust. Walaupun dibangun di atas blockchain, partner penyedia jasa, atau pemilik dan atau pembeli aset harus bisa sama-sama dipercaya, minimal harus ada konsensus atau SOP tertentu untuk menjaga kepercayaan.

Masalah teknis dan mind set terutama jika metode ini ingin diadopsi oleh semua pihak dan pemangku kepentingan di seluruh dunia. Mengingat konsep ini adalah baru, masalah muncul ketika kebanyakan pemilik aset dunia nyata seperti tanah dan properti merupakan generasi baby boomer yang notebene adalah orang yang kurang paham teknologi.

Dengan berbagai tantangan tadi, token RWA bisa saja melaju dengan momentum yang besar. Banyak analis memprediksi bahwa aset-aset kripto yang membawa tokenisasi RWA akan menjadi gainer terbesar karena akan banyak sekali uang-uang yang masuk di bull market nanti, dari uang-uang old money yang memiliki banyak kekayaannya di aset-aset dunia nyata.

Dan saat ini ada sejumlah proyek kripto yang mengusung token dan tokenisasi RWA, seperti Credit Coin (CTC), Maple finance, Gold Finch (GFI), dan Realio Network (RIO). [mk]

Terkini

Warta Korporat

Terkait