Memahami Cara Kerja Tokenisasi Reksadana

Sejumlah perusahaan manajemen investasi di Inggris kini mendapatkan lampu hijau untuk mengembangkan tokenisasi reksadana, di mana aset reksadana dikonversi menjadi bentuk token digital yang didukung oleh teknologi blockchain. Apa itu tokenisasi reksadana dan apa saja manfaatnya, serta berapa nilai pasarnya di masa depan?

“Berkat tokenisasi ini (juga disebut sebagai fraksionalisasi), akan memungkinkan aset reksadana untuk diperdagangkan dengan lebih murah dan lebih transparan. Bahkan cakupan investor untuk membeli ke dalam berbagai aset menjadi lebih luas,” kata sejumlah sumber dilansir dari Reuters, Jumat (24/11/2023).

Lampu hijau untuk tokenisasi reksadana ini tentu saja telah mendapat restu dari Otoritas Keuangan Inggris (FCA) sebagai langkah perdana menuju penawaran reksadana yang ditokenisasi.

“Perihal mekanisme perdagangan dan pengaturan peninjauan, dan settlement tidak berubah,” kata juru bicara asosiasi perusahaan menajamen investasi Inggris, dalam sebuah pernyataan.

Hal itu ditegaskan oleh Michelle Scrimgeour, Kepala Eksekutif Legal & General Investment Management (LGIM).

“Tokenisasi reksadana memiliki potensi besar untuk merevolusi cara industri kami beroperasi, dengan memungkinkan efisiensi dan likuiditas yang lebih besar, manajemen risiko yang lebih baik, dan penciptaan portofolio yang lebih khusus,” katanya.

Scrimgeour adalah ketua dari kelompok kerja yang bekerja sama dengan FCA dan Kementerian Keuangan Inggris untuk membuka peluang bagi reksadana yang ditokenisasi. Anggota lain dari kelompok kerja termasuk BlackRock, M&G dan Schroders.

Blockchain adalah teknologi buku besar digital (digital ledger technology) yang mencatat kepemilikan token. Sejauh ini, penggunaan utamanya adalah untuk kripto sebagai aset dan mata uang, yang masih merupakan bagian kecil dari sistem keuangan global.

Inggris sedang berusaha untuk meningkatkan likuiditas di sektor manajemen asetnya dalam pembaruan aturannya setelah Brexit. Sejumlah perusahaan manajemen investasi dan bursa efek di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia telah mengambil langkah-langkah awal dalam menawarkan reksadana yang ditokenisasi ini.

BlackRock dan Rencana Tokenisasi Saham

Beberapa bulan lalu, BlackRock sudah menggemakan pentingnya tokenisasi real asset, salah satunya adalah tokenisasi terhadap saham yang kelak diperdagangkan di bursa efek biasa.

Berdasarkan laporan Forbes, CEO Black Rock Larry Fink telah membuat kesepakatan besar dengan bursa kripto utama AS Coinbase, untuk membawa blockchain ke pasar modal.

“Saya percaya generasi berikutnya untuk pasar, generasi berikutnya adalah untuk sekuritas, akan menjadi tokenisasi sekuritas… Saya benar-benar percaya teknologi ini [blockchain] akan menjadi sangat penting,” ujar Larry Fink.

Menurutnya, saat pasar modal bersinergi dengan blockchain dengan menghadirkan tokenisasi saham, maka penyelesaian transaksi obligasi dan saham akan lebih murah, cepat dan tanpa perantara. Menurutnya, ini akan mengubah ekosistem pasar modal.

Apa Itu Tokenisasi Reksadana?

Langkah pemerintah dan perusahaan di Inggris memanfaatkan teknologi blockchain di sektor keuangan adalah bukti keunggulan dari teknologi yang dipelopori oleh blockchain Bitcoin, yakni untuk efisiensi dan transparansi di sektor keuangan tradisional.

Di dunia blockchain, tokenisasi adalah hal yang lazim dan sangat biasa dan dipelopori oleh teknologi blockchain Ethereum. USDT besutan perusahaan Tether sejak tahun 2014 misalnya adalah bentuk tokenisasi aset bernilai dolar AS, bisa berupa uang tunai, surat utang atau kelas aset bernilai lain. Hanya saja dalam konteks negara korporasi, teknologi blockchain yang digunakan agak berbeda dengan teknologi public blockchain pada umumnya yang bisa diakses semua orang. Blockchain untuk korporat lazimnya berjenis private blockchain yang memerlukan izin khusus untuk mengaksesnya.

Tokenisasi reksadana secara mendasar adalah proses inovatif yang melibatkan pengubahan hak kepemilikan aset reksadana menjadi token digital di blockchain.

Ini merupakan perubahan signifikan dalam cara pengelolaan dan perdagangan dana investasi secara tradisional. Pada dana tradisional, investasi sering kali dilakukan dengan cara yang kurang fleksibel, dengan pembelian dan penjualan saham atau unit terjadi melalui sistem keuangan konvensional, kendati sudah elektronik. Tokenisasi mendigitalkan aset-aset ini, membuatnya lebih mudah diakses dan diperdagangkan di blockchain.

Inti dari tokenisasi reksadana terletak pada penggunaan teknologi blockchain, yang merupakan buku besar digital terdesentralisasi yang mencatat transaksi di banyak komputer dengan cara yang tidak dapat diubah secara retrospektif.

Setiap token mewakili sebagian dari kepemilikan dalam aset reksadana, mirip dengan bagaimana saham mewakili bagian dari kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Token ini didukung oleh aset asli, baik itu saham, obligasi, real estate, atau bentuk investasi lainnya. Keamanan dan transparansi blockchain memastikan bahwa kepemilikan token ini jelas dan tidak dapat diubah dan mudah dilacak.

Manfaat Tokenisasi Reksadana

Salah satu manfaat utama dari tokenisasi reksadana adalah peningkatan likuiditas. Aset tradisional seperti real estate atau jenis obligasi (surat utang) tertentu biasanya sulit dan lambat untuk dijual, membuatnya tidak atau kurang likuid.

Dengan tokenisasi, maka aset ini dapat dibagi menjadi unit yang lebih kecil (fractional) dan lebih terjangkau yang lebih mudah diperdagangkan. Kepemilikan fraksional ini memungkinkan berbagai investor untuk berpartisipasi dalam investasi yang sebelumnya hanya dapat diakses oleh orang-orang kaya atau investor institusional.

Selain itu, blockchain memungkinkan proses perdagangan yang lebih efisien dan cepat, berpotensi mengarah pada pasar yang lebih aktif dan price discovery yang lebih baik.

Tokenisasi juga meningkatkan transparansi dan efisiensi. Setiap transaksi yang melibatkan token ini dicatat di blockchain, sehingga memudahkan pelacakan kepemilikan dan perdagangan yang transparan dan mudah diaudit. Dengan cara ini secara signifikan mengurangi potensi penipuan dan kekeliruan.

Selain itu, penggunaan smart contract—kode program yang otomatis berjalan sendiri setelah dieksekusi—dapat mengotomatiskan banyak aspek manajemen dan perdagangan reksadana, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.

Namun, tokenisasi dana juga menghadapi tantangan, terutama dalam hal regulasi dan penerimaan pasar. Kerangka kerja regulasi untuk jenis aset digital ini masih berkembang, dan ada kebutuhan untuk pedoman yang jelas untuk melindungi investor dan memastikan integritas pasar.

Selain itu, sementara konsep ini menarik minat, adopsi luas dalam komunitas investasi masih berkembang. Untuk tokenisasi reksanda dapat sepenuhnya menyadari potensinya, tantangan ini perlu diatasi, memastikan pendekatan inovatif ini untuk investasi dapat menyediakan platform yang aman, transparan, dan mudah diakses bagi investor global.

Nilai Pasar Tokenisasi Diprediksi Mencapai US$10 Triliun

Tokenisasi reksadana adalah bagian dari tokenisasi real asset. Berkat teknologi blockchain, nilai konversi wujud aset ini diproyeksikan bisa mencapai US$10 triliun pada tahun 2030, menurut analisis Roland Berger.

Sementara itu menurut MarketsandMarkets, memberikan proyeksi yang lebih konservatif namun masih signifikan. Mereka memperkirakan ukuran pasar tokenisasi real asset secara global sebesar US$2,3 miliar pada tahun 2021, dan diperkirakan akan mencapai US$5,6 miliar pada akhir tahun 2026. Pertumbuhan ini diharapkan terjadi dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 19,0 persen selama periode perkiraan.

Laporan dari Nasdaq menyebutkan bahwa nilai real asset yang diperkirakan akan ditokenisasi dapat mencapai US$16 triliun. Angka ini, meskipun tidak disertai dengan jangka waktu spesifik, menekankan potensi dan skala besar tokenisasi dalam lanskap keuangan global.

Selain itu, para ahli industri, seperti dilaporkan oleh McKinsey, telah memperkirakan hingga US$5 triliun dalam volume perdagangan sekuritas digital yang ditokenisasi pada tahun 2030. Meskipun telah ada banyak hype seputar tokenisasi aset digital sejak pengenalan pertamanya pada tahun 2017, dampak penuh dan adopsi luasnya masih berkembang.

Proyeksi yang bervariasi ini menyoroti minat dan potensi yang berkembang dalam mentokenisasi real asset, mencerminkan pergeseran signifikan dalam cara aset dikelola dan diperdagangkan di dunia keuangan. Angka-angka yang meningkat menunjukkan semakin terpadunya teknologi blockchain dalam manajemen aset mainstream, menandai perubahan transformasional dalam strategi investasi dan operasi pasar. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait