Apakah Ini adalah Akhir Siklus 4 Tahun Bitcoin? Prediksi Mengejutkan Pakar

Bitcoin kembali menjadi perbincangan hangat, terutama dengan prediksi mengenai kemungkinan akhir dari siklus 4 tahun yang telah lama menjadi pola pergerakan aset digital ini.

Dalam sebuah wawancara di The Milk Road Show, Charles Edwards, Pendiri Capriole Investments dan ahli makroekonomi, telah memberikan pandangannya tentang siklus 4 tahun Bitcoin saat ini serta prospek masa depan.

Puncak Siklus 4 Tahun Bitcoin 

Dalam wawancara tersebut, Charles Edwards menyebutkan bahwa Bitcoin berada pada momen yang sangat menarik dalam siklusnya. Menurutnya, periode pasca-halving hingga 12-18 bulan ke depan sering kali menjadi waktu di mana sebagian besar keuntungan siklus terjadi.

Charles menyoroti bahwa dalam siklus sebelumnya, BTC mengalami lonjakan harga yang sangat cepat setelah menembus harga tertinggi sepanjang masa (ATH).

“Sebagian besar kenaikan harga terjadi dalam waktu singkat, sering kali dalam beberapa bulan saja setelah breakout,” ujar Edwards.

Ia juga menambahkan bahwa jika Bitcoin mampu menembus angka US$100.000, maka kenaikan ke angka berikutnya, seperti US$200.000, dapat terjadi dalam hitungan minggu.

Tantangan di Angka US$100.000

Angka US$100.000 disebut sebagai tantangan terbesar dalam siklus ini. Edwards menjelaskan bahwa banyak investor akan memanfaatkan momen ini untuk mengambil keuntungan, mengingat level tersebut adalah target psikologis penting.

“Ada dinding penjualan besar di angka US$100.000, yang harus ditembus sebelum harga bisa naik lebih jauh,” jelasnya.

Namun, ia optimis bahwa setelah hambatan ini teratasi, Bitcoin dapat mengalami lonjakan harga yang signifikan.

Masa Depan Siklus Bitcoin

Ketika ditanya apakah ini adalah siklus 4 tahun terakhir yang relevan bagi Bitcoin, Edwards berpendapat bahwa siklus semacam ini mungkin akan kehilangan signifikansinya.

“Tingkat inflasi penambangan Bitcoin kini sudah sangat rendah, dan dampaknya terhadap pasar semakin kecil. Selain itu, Bitcoin kini semakin menjadi aset yang terintegrasi dengan keuangan tradisional,” ujar Edwards.

Edwards juga memprediksi bahwa ke depan, volatilitas BTC akan berkurang.

“Kemungkinan penurunan harga hingga 80-90 persen dalam satu siklus akan menjadi lebih jarang. Sebaliknya, penurunan mungkin hanya sekitar 60 persen atau lebih kecil lagi,” tambahnya.

Charles Edwards juga menyoroti potensi katalis utama untuk pasar Bitcoin di masa depan. Salah satunya adalah adopsi oleh pemerintah atau perusahaan besar.

“Jika pemerintah atau perusahaan besar seperti Microsoft mulai menambahkan Bitcoin ke neraca mereka, itu akan menjadi penggerak besar,” ujarnya.

Ia memperkirakan bahwa pengumuman seperti ini bisa memicu aliran modal besar-besaran ke Bitcoin.

Adopsi Institusional

Dalam wawancara tersebut, Edwards juga menggarisbawahi peran penting lembaga keuangan tradisional dalam adopsi Bitcoin. Dengan semakin banyaknya Bitcoin ETF yang diluncurkan, permintaan dari institusi besar terus meningkat.

“ETF telah menyerap banyak pasokan Bitcoin di pasar, dan ini menjadi salah satu alasan mengapa kita tidak melihat penurunan besar seperti siklus sebelumnya,” ujarnya.

Melihat ke depan, Edwards optimis terhadap prospek Bitcoin di tahun 2025.

“Jika siklus ini sesuai dengan pola sebelumnya, maka kita bisa melihat lonjakan signifikan, mungkin mencapai US$200.000 atau lebih,” ungkapnya.

Namun, ia juga menekankan pentingnya memantau faktor-faktor makroekonomi, seperti kebijakan moneter dan tingkat likuiditas global. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait