Daryl Ho Investment Strategist Bank DBS memuji keunggulan Bitcoin sebagai sebuah sistem teknologi keuangan dibandingkan sistem konvensional, di luar harganya yang sangat fluktuatif.
Menurut Ho, Bitcoin sebagai sebuah sistem (blockchain), unggul karena memungkinkan mengirimkan aset secara desentralistik tanpa melalui entitas sentral.
“Saya menilai Bitcoin tetaplah unik, di luar perihal perubahan harganya. Jadi, kalau kita meniliknya basis harga Anda BTC sangatlah volatil dan mengaburkan pandangan Anda tentang nilai dasar yang diusungnya. Nah, keunikan Bitcoin yang kerap dilupakan banyak orang adalah teknologi di baliknya, yakni blockchain yang memungkinkan Anda mengirimkan value [aset-Red] secara desentralistik tanpa pihak entitas terpusat dalam proses kliring (settlement),” kata Ho, dilansir dari Finews, Jumat (14/10/2022).
Ho membandingkan aset kripto besar itu dengan jenis aset lain yang lazimnya sulit dijual kapan dan di aman saja dalam 24 jam penuh dan 7 hari sepekan.
“Nah berbeda dengan Bitcoin, karena sistem blockchain-nya tidak dikendalikan secara langsung oleh perusahaan ataupun regulator negara manapun, transaksi dapat dilakukan sepanjang waktu tanpa libur. Tidak ada sistem yang mampu melakukan itu sebelum Bitcoin hadir,” tegas Ho.
Bank DBS Bisnis Perdagangan Bitcoin dan Kripto Lain
DBS sendiri sejak tahun 2020 memang merambah bisnis perdagangan aset kripto. DBS menyebutnya sebagai aset digital di lewat Ddex.dbs.com. Sebagai sebuah produk baru yang diusung oleh bank sebesar DBS, pertumbuhan pengguna dikembangkan dari awalnya adalah personal menjadi klien dari kalangan korporat dan family office, termasuk bank-bank swasta.
Tahun Sulit bagi Bitcoin
Tahun 2022 adalah tahun yang sulit bagi pasar kripto yang berpangkal sejak November 2021 lalu. Pasalnya, lebih dari US$1 triliun menguap dari pasar kelas aset baru itu, akibat kebijakan suku bunga tinggi oleh The Fed guna menekan inflasi tinggi domestik.
Harga tertinggi BTC tercatat berada di kisaran US$69 ribu pada November 2021. Hampir setahun penuh, harganya masih berjuang untuk berada di atas US$20 ribu, akibat nilai dolar AS yang terus melejit, dampak dari kebijakan suku bunga tinggi The Fed.
Masalah peretasan juga menjadi momok yang sangat menakutnya. Chainalysis menyebutkan rekor tahunan peretasan kripto kini tembus lebih dari US$3 milyar. [ps]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.