Mengaku karena beda arah strategi, Brian Brooks CEO Binance US akhirnya mengundurkan diri per Sabtu, 7 Agustus 2021. Brooks pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Kantor Pengawas Dolar AS (OCC), Kementerian Keuangan AS.
“Saya telah mengundurkan diri sebagai CEO Binance US. Walaupun terdapat perbedaan arah strategi, saya berharap teman-teman lain bisa sukses,” ujar Brooks di Twitter.
Greetings #crypto community. Letting you all know that I have resigned as CEO of @BinanceUS . Despite differences over strategic direction, I wish my former colleagues much success. Exciting new things to come!
— Brian Brooks (@BrianBrooksUS) August 6, 2021
Brooks menjabat CEO Binance US tergolong pendek, karena ia masuk sejak April 2021 lalu, menggantikan Catherine Coley.
Masuknya Brooks kala itu, ketika ia menawarkan dirinya memimpin perusahaan kripto bergengsi, yakni Circle yang terlibat dalam penerbitan stablecoin USDC.
Dalam sebuah pernyataan di Twitter, CEO Binance Changpeng Zhao berterima kasih kepada Brooks atas “pengabdiannya”.
“Hasil kerja Brooks untuk Binance US sangat berharga dan kami berharap dia akan terus menjadi bagian terpadu dari pertumbuhan industri kripto, mengadvokasi peraturan yang menggerakkan industri kami ke depan. Kami berharap yang terbaik untuk usahanya di masa depan,” ucap Zhao.
From @BinanceUS chairman of the board @cz_binance https://t.co/uYcSjfRNOX pic.twitter.com/4BFuHQQz2V
— Binance.US 🇺🇸 (@BinanceUS) August 6, 2021
Ketika di OCC, Brooks tampak memainkan peran besar, karena melahirkan kebijakan lampu hijau, bahwa pihak perbankan bisa memberikan layanan kepada nasabah terkait kripto, mulai dari kustodian, trading dan entitas stablecoin.
Hengkangnya Brooks dari perusahaan Binance di tengah-tengah upaya reformasi besar-besar yang dilakukan oleh pimpinan pucuknya, yakni Changpeng Zhao, guna patuh terhadap peraturan di banyak negara.
Beberapa hari lalu Binance secara resmi memblokir semua produk derivatifnya kepada warga Hong Kong.
Demikian pula terhadap warga Eropa, yang dimulai dari Jerman, Italia dan Belanda.
Kemudian Malaysia sudah menegur keras Binance agar segera menghentikan layanan mereka kepada warga Malaysia. Otoritas setempat menilai Binance ilegal karena tidak memiliki izin operasi.
Bahkan India juga tengah memeriksa, apakah Binance terlibat dalam dugaan pencucian uang di bursa WazirX.
Dari Malta di Eropa, badan amal pimpinan sang presiden, menagih janji donasi kripto 2018 dari Binance Foundation. Dulu nilainya US$200 ribu, sekarang setara Rp115 milyar.
Pada awal Agustus 2021 HSBC Inggris sudah memblokir para nasabahnya dari menggunakan kartu kredit untuk melakukan pembayaran ke bursa kripto Binance.
Langkah itu menyusul teguran FCA di Inggris, bahwa Binance beroperasi tanpa izin.
Pasar kripto tampaknya tidak berdampak buruk terhadap kabar ini. Bahkan harga Bitcoin untuk kali pertama sejak 30 hari terakhir, berhasil menapaki wilayah US$43 ribu.
Harga ETH juga cukup moncer di US$2.900 pasca rampungnya London Hardfork, yang memastikan pasokan beredar ETH menjadi lebih langka lewat mekanisme burn.
10 kripto berkapitalisasi besar lainnya juga bernasib baik dengan raihan kenaikan dalam 24 jam terakhir, mencapai rata-rata 3 persen. Bahkan dalam sepekan terakhir sangat baik mencapai rata-rata 10 persen. [red]