Bitcoin Melesat Lebih Rp100 Juta, Ini Kata Pegiat Aset Kripto Indonesia

Bitcoin akhirnya melesat di atas US$6 ribu (lebih Rp100 juta) pada Kamis malam tadi, setelah loyo pada Jumat pekan lalu. Ini pendapat sejumlah pegiat aset kripto Indonesia.

+ Gabriel Rey, CEO Triv.co.id
Resesi masih di ujung mata. Dengan meningkatnya korban Covid-19, banyak yang keliru menganggap, bahwa ekonomi bisa pulih dalam waktu yang cepat. Virus Corona masih berdampak negatif ke berbagai sektor bisnis.

Jadi, Bitcoin masih berpotensi untuk turun kembali, terlebih Bitcoin bukanlah aset safe haven. Dan melihat kenaikan yang baru saja terjadi, kembali ke US$6 ribu, walaupun secara fundamental tidak ada money inflow baru ke dalam pasar kripto, kemungkinan besar hanya permainan dari pasar derivatif yang belum teregulasi.

Terkait dampak pasar saham di Amerika Serikat ke pasar aset kripto, agar lebih yakin, kita sepatutnya menunggu dulu laporan keuangan untuk kuartal pertama oleh perusahaan-perusahaan di sana.

+ Sumardi Fung, CEO dan Pendiri Rekeningku.com
Publik masih percaya bahwa Bitcoin dan sejumlah aset kripto lainnya merupakan investasi yang cukup baik ke depan. Terlebih-lebih karena ada Bitcoin Halving pada Mei 2020 nanti. Momen bersejarah itu akan membuat Bitcoin menjadi dua kali lebih mahal daripada sekarang, karena jumlahnya menjadi langka.

Berbagai stimulus ekonomi di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat, saya pikir cukup berhasil membuat dunia keuangan sedikit mulai pulih. Satu minggu lalu misalnya, ketika harga rontok habis-habisan, karena terjadi panic sell.

Jadi, ketika pandemi Corona ini berakhir, saya yakin pasar aset kripto akan langsung bullish. Hari ini adalah saatnya untuk buy.

+ Christopher Tahir, Trader Bitcoin dan Pendiri Komunitas Cryptowatch
Bitcoin kembali ke US$6 ribu dalam waktu sangat singkat adalah lumrah, karena harga sudah sangat murah. Diskon! Harga turun cepat pada pekan lalu dikarenakan aksi jual sekitar 1000 Bitcoin oleh penambang Bitcoin yang sudah merasa rugi.

Pun lagi banyak trader yang melakuka stop loss, sehingga memicu kepanikan jual. Jadi, saat ini big playernanggok” harga lagi dari bawah. Ke depan, saya prediksi akan ada kenaikan lebih lanjut.

+ Douglas Tan, Trader Bitcoin dan saham dan Pendiri BullWhales
Bitcoin pada 19 Maret 2020 bergerak seperti pasar komoditas, yang cenderung bergerak terlebih dahulu, mendikte tren pasar keseluruhan untuk short term hingga medium term. Hal ini ditunjukkan dari kenaikan harga minyak, perak dan emas.

Selain itu, pasar saham juga sedikit mengalami kenaikan dikarenakan paket stimulus yang dijanjikan oleh pemerintah di banyak negara sejalan dengan modern monetary theory (MMT).

Di samping itu, terlihat beberapa pihak terlihat ingin mempertahankan indeks Dow Jones di level 20.000, guna mendikte ekonomi berbentuk U bahkan V, bukan L.

Khusus Bitcoin, terdapat resistensi tebal di level US$6.500. Jika ada follow up demand yang cukup, bisa melanjutkan pergerakan ke US$6.800. Sebaliknya, koreksi hingga ke US$5.500 masih memungkinkan, apalagi pasar saat ini mengalami sideways.

+ Teguh Kurniawan Harmanda, COO Tokocrypto.com
Bagi saya penguatan cepat Bitcoin itu sifatnya historical transition. Jadi, memang perubahan ini mengikuti fenomena yang muncul pada saat dahulu dan dapat dibandingkan dengan saat ini.

Saat ini kita dihadapkan dengan begitu banyak kejadian yang membuat perekonomian kian tidak pasti, banyak pelaku yang masih menunggu.

Tapi, tidak sedikit juga yang mengambil action meskipun pada akhirnya tidak menguntungkan, karena dalam situasi ini intinya adalah bisa bertahan.

Merespons harga Bitcoin yang sempat drop, saya bisa mengatakan bahwa semua instrumen keuangan itu saling berkaitan secara umum. Terutama melihat pasar uang yang juga sangat cepat responsenya terhadap keadaan ini.

Jadi, jika pasar uang masih belum stabil, maka semua instrumen keuangan lainnya juga masih belum bisa dipastikan posisi amannya.

+ Hugo Prasetyo, Pengajar Ekonomi dan Keuangan di Universitas Bina Nusantara
Pada prinsipnya harga Bitcoin anjlok karena ada indikasi resesi ekonomi global. Begitu harga saham di seluruh dunia turun, maka semua orang akan berusaha mengonversi samua asetnya menjadi fiat.

Hal ini juga terjadi pada investor Bitcoin. Mereka menyelamatkan nilai asetnya dengan cara menjual Bitcoin dalam jumlah banyak. Ketika ada stimulus positif dari Amerika Serikat, maka investor mulai percaya berinvestasi kembali ke saham ataupun Bitcoin. [vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait