Bitcoin Melesat, Tapi Kenapa Altcoin Malah Gak Ikut Naik?

Dalam beberapa siklus sebelumnya, pola pasar kripto tampaknya sudah menjadi rumus yang berulang, di mana Bitcoin lebih dulu naik, kemudian Ethereum mengikuti, dan akhirnya altcoin lain mulai mengalami kenaikan drastis.

Siklus ini kerap disebut sebagai altcoin season, di mana banyak investor meraih keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun, menurut Lark Davis, kali ini situasinya mungkin berbeda.

Ada beberapa faktor utama yang menjadi penyebabnya. Salah satunya adalah jumlah token baru yang semakin membanjiri pasar. Berdasarkan data terbaru, saat ini terdapat lebih dari 36 juta token unik di pasar kripto, dan angka ini diprediksi bisa mencapai 100 juta sebelum akhir tahun.

Ini sangat berbeda dengan tahun 2017-2018, di mana jumlah token hanya sekitar 3.000, atau bahkan lebih rendah lagi pada tahun 2013-2014 dengan kurang dari 500 token.

Lonjakan jumlah token ini membuat perhatian dan modal yang masuk ke pasar menjadi lebih tersebar, sehingga lebih sulit bagi satu altcoin untuk mengalami lonjakan harga besar seperti sebelumnya.

Selain itu, banyak proyek besar yang terus melakukann unlock token dalam jumlah besar ke pasar. Davis menyebut bahwa dalam rentang satu minggu antara akhir Januari hingga awal Februari, pasar dibanjiri oleh token dari proyek besar seperti Sui, Optimism, dan proyek lainnya.

Akibatnya, likuiditas yang seharusnya terkonsentrasi untuk mengangkat harga altcoin kini justru semakin terpecah, mengurangi potensi kenaikan tajam.

Bitcoin Memisahkan Diri dari Altcoin?

Di sisi lain, ada narasi yang berkembang bahwa Bitcoin kini semakin terpisah dari altcoin. Bitcoin didukung oleh investor besar seperti institusi keuangan, manajer aset besar seperti BlackRock, dan triliuner seperti Michael Saylor. Sementara itu, para investor ritel yang cenderung mencari keuntungan cepat dari altcoin kian berkurang.

“Bitcoin kini dipandang sebagai aset yang berbeda dalam ekosistem kripto. Banyak investor besar memilih untuk hanya membeli Bitcoin tanpa menyentuh altcoin, karena Bitcoin memiliki stabilitas yang lebih baik dan dianggap sebagai aset yang lebih aman dibandingkan altcoin yang penuh spekulasi,” ujar Lark Davis.

Davis juga mencatat bahwa generasi baru trader kripto, terutama mereka yang tertarik pada memecoin, tidak lagi masuk melalui Bitcoin, melainkan langsung membeli altcoin atau NFT.

Ini menunjukkan adanya perubahan perilaku di kalangan investor baru yang semakin menjauh dari pola lama, di mana uang biasanya mengalir dari Bitcoin ke Ethereum, lalu ke altcoin lainnya.

Apakah Masih Ada Harapan untuk Altcoin?

Meskipun banyak faktor yang tampaknya menghambat altcoin season, Davis tetap melihat adanya kemungkinan bagi altcoin untuk mengalami lonjakan harga. Salah satu indikator yang sering diamati adalah dominasi Bitcoin dalam total kapitalisasi pasar kripto.

Saat dominasi Bitcoin mulai menurun, biasanya ini menjadi sinyal bahwa altcoin season akan segera datang. Saat ini, dominasi Bitcoin berada di angka 56,2 persen, dan jika angka ini mulai turun secara signifikan, maka peluang altcoin untuk meningkat akan semakin besar.

Faktor lain yang berpotensi mendukung altcoin adalah sentimen pasar yang dipengaruhi oleh ketamakan investor. Dalam dunia kripto, kenaikan harga sering kali menarik lebih banyak investor baru, yang kemudian mendorong harga lebih tinggi lagi.

Ini menciptakan siklus di mana aset yang sebelumnya undervalued bisa tiba-tiba melonjak drastis hanya karena spekulasi dan optimisme pasar.

Davis mencontohkan fenomena memecoin seperti Dogwifhat (WIF) yang sering kali mengalami lonjakan harga akibat efek domino dari para spekulan yang mencari keuntungan besar dalam waktu singkat.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketidakpastian mengenai altcoin season, masih ada ruang bagi beberapa token untuk mengalami lonjakan tajam.

Faktor Makroekonomi dan Dampaknya terhadap Kripto

Davis juga menyoroti peran kebijakan moneter global terhadap pasar kripto. Jika bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunga dan kebijakan moneter menjadi lebih longgar, maka pasar aset berisiko seperti kripto cenderung mendapatkan dorongan positif.

Dalam pernyataannya, Presiden AS Donald Trump telah menyatakan keinginannya untuk menekan The Fed agar menurunkan suku bunga, yang jika terjadi, bisa menjadi katalis besar bagi pasar kripto, termasuk altcoin.

Selain itu, beberapa bank investasi besar seperti Morgan Stanley dan UBS telah memperkirakan bahwa nilai dolar AS akan melemah di masa mendatang. Jika skenario ini terwujud, maka aset-aset alternatif seperti kripto bisa mendapatkan aliran modal yang lebih besar.

Altcoin Season Tidak Hilang, Hanya Berubah

Meskipun situasi saat ini tidak mendukung skenario “semua naik” seperti di altcoin season sebelumnya, bukan berarti altcoin tidak akan mengalami lonjakan harga. Namun, pola pergerakan harga mungkin akan berbeda dibandingkan siklus sebelumnya.

Investor harus lebih selektif dalam memilih aset, serta lebih cepat dalam mengambil keuntungan ketika ada peluang. Dengan memahami dinamika baru yang terjadi di pasar, peluang masih terbuka, meskipun dengan tantangan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait