Kiat Mencegah Agar Bitcoin Tidak Raib

Cara mencegah agar Bitcoin tidak raib, sebenarnya sederhana. Hanya saja penggunanya sering lalai dan memang tak peduli, hingga situasi jadi gelap gulita.

Apapun ceritanya dan seberapa banyak jumlah yang Anda simpan, Bitcoin adalah sebentuk harta. Bahkan dengan harganya sudah selangit, punya secuil Bitcoin adalah sebuah gengsi tersendiri. Saking pekatnya gengsi itu, ketika harga Bitcoin sudah turun 30 persen, Anda tak pernah peduli. Persetan dengan dip itu.

Karena itu pula, demi mencegah Bitcoin berpindah ke tangan lain secara tak sah, tak bikin Anda resah, Anda perlu mengikuti kiat-kiat berikut ini.

Pertama, khusus bagi Anda yang menyimpan Bitcoin di bursa aset kripto (exchange), Anda harus ingat, bahwa private key dompet Anda sepenuhnya berada di pengelolanya.

Artinya, ketika kelak Bitcoin Anda hilang dan terbukti adalah kelalaian pihak bursa karena private key itu diretas, maka merekalah yang bertanggungjawab. Anda tentu saja Anda berhak menuntut Bitcoin itu kembali ke pangkuan Anda.

Di Indonesia misalnya, sejumlah bursa yang perusahaannya berkantor di wilayah Indonesia adalah legal, berdasarkan hukum lewat peraturan Kementerian Perdagangan dan Bappebti.

Atas dasar hukum itulah pengelola bursa bertanggung jawab penuh menjaga aset Anda, termasuk mereka bertanggung jawab kepada negara.

Bappebti: Peraturan Aset Kripto adalah Jaminan Kepercayaan

Pengelola bursa juga bertanggung jawab penuh agar data-data diri Anda, seperti KTP, SIM, paspor dan foto diri, tidak digunakan seenaknya demi keuntungan ekonomi. Biasanya mereka mengenkripsi semua data itu.

Kedua, sebaliknya, Anda tidak bisa menuntut bursa ke ranah hukum, jikalau kelalaian itu terbukti di pihak Anda sebagai pengguna.

Misalnya, ketika Bitcoin hilang gara-gara bukan Anda yang mengakses e-mail untuk verifikasi login dan verifikasi transaksi, maka itu adalah murni kesalahan Anda, sebab, akun e-mail dan ponsel tidak dijaga dengan benar.

Cara mencegahnya adalah, pastikan hanya Anda seorang yang bisa mengakses akun e-mail itu. Kalaupun ada pihak lain yang bisa membukanya, pastikan dia adalah orang yang benar-benar bisa dipercaya.

Kalau dia adalah seorang istri, pastikan dia adalah istri Anda sendiri. Dan yang ini bukanlah lelucon, karena tidak ada mekanisme akun terwariskan di bursa, seperti akun di broker saham. Jadi, ketika kelak Anda tidak sehat atau wafat, Bitcoin aman di tangan orang tercinta.

Ketika Bitcoin Memang Harus Diwariskan

Khusus yang menggunakan Google Authenticator, pastikan akunnya tidak dikloning di ponsel lain atau di ponsel lain yang tidak dikenal.

Kalau ini terjadi, biasanya aplikasi menampilkan pesan di ponsel awal, bahwa akunnya sudah dikloning di ponsel lain.

Kemudian, karena e-mail senantiasa terkoneksi ke Internet, misalnya melalui komputer, pastikan antivirus juga selalu aktif, demi tidak terjadinya peretasan.

Yang gemar menggunakan WiFi di tempat publik, juga harus waspada, karena celah masuk dedemit dunia maya bisa melalui peranti lunak Router.

Modus phising melalui e-mail juga marak terjadi. Biasanya ada e-mail yang mengaku dari pihak bursa atau pihak lain yang meminta data-data penting kepada Anda. Kalau ini terjadi, abaikan saja.

Jikalau perlu, ganti kata sandi e-mail secara berkala, termasuk kata sandi di akun bursa Anda.

Dalam hal ini, ponsel ataupun komputer tempat Anda mengakses akun di bursa, harus dijaga baik: hanya Anda sendiri yang mengendalikannya.

Ketiga, Jika menyimpan Bitcoin di private wallet berjenis cold wallet ataupun hot wallet yang private key-nya Anda ketahui sendiri, pastikan simpan dengan baik-baik. Password untuk mengakses private key itu juga patut dijaga.

Lalu, jikalau kelak Anda lalai dan tidak bisa mengaksesnya, bahwa Bitcoin-nya raib, maka itu adalah tanggung jawab Anda sepenuhnya, bukan produsen wallet itu. Berbeda ceritanya kalau produsen itu sendiri yang terlibat.

Ingat, private key adalah prinsip paling dasar dalam kepemilikan Bitcoin, kecuali Bitcoin disimpan di bursa, atas alasan kecepatan dalam bertransaksi. Ini ibarat menyimpan emas di brankas di sebuah bank.

Lazimnya, orang yang menyimpan Bitcoin di private wallet adalah untuk jangka waktu lama, ibarat menyimpan emas di brankas sendiri di rumah.

Keempat, sebagian dari Anda mungkin lebih suka menggunakan bursa desentralistik alias DEX, karena alasan privasi, sebab tak perlu KYC.

Ini juga sepenuhnya tanggung jawab Anda, karena sistem bursa tidak sepenuhnya mengakses web wallet Anda, sampai private key terpapar.

Dalam konteks berbeda, ada pula sistem DEX ataupun web wallet itu memang ada celah untuk bisa mencuri Bitcoin dari wallet Anda. Kalau ini terjadi, mudah-mudahan polisi yang paham soal Bitcoin bisa membantu.

Sebenarnya banyak kiat lainnya. Tetapi intinya adalah kendali penuh harus di tangan Anda. Sekali itu sebagai sebuah kebiasaan, maka Bitcoin yang maha penting itu tak bikin Anda pusing. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait