Cardano (ADA) Kian Unik, Tetapi Punya Banyak Tantangan

Cardano (ADA), pasca meluncurnya smart contract pada 12 September 2021, kian unik. Tetapi sejumlah tantangan baru justru harus dihadapi. Dan sudut pandang terhadap harga ADA lebih pada cakrawala jangka panjang, karena harapan imbal hasil jangka pendek, volatilitas masih jadi ancaman serius.

Cerminan keunikan itu bahkan hadir sebelum smart contract genap diwujudkan. Lihatlah sepanjang tahun 2021 ini saja, apresiasi pasar sangat luar biasa. Harga ADA melonjak hampir 1200 persen sepanjang tahun ini.

Jika saja Anda berinvestasi US$1000 pada awal tahun, maka saat ini Anda sudah mengantongi uang sekitar US$12.000. Harga tertinggi sepanjang masa adalah US$3 per ADA pada awal September 2021.

Sebagai perbandingan di rentang waktu serupa, kurs harga Bitcoin terhadap dolar AS, naik 53 persen. Sedangkan ETH cukup apik di kisaran 330 persen.

Berpuncak di US$3 per ADA melahirkan nilai pasar yang cukup baik, hampir US$73 milyar dan sanggup bertengger di peringkat ke-3 versi Coinmarketcap, menyingkirkan Ripple (XRP).

Dari nilai pasar, ADA masih kalah telak dengan Ether (ETH) di peringkat kedua setelah Bitcoin (BTC), dengan nilai pasar US$370 milyar.

Namun, perkembangan teknologi Cardano terkini dan bertahan di 5 besar adalah kinerja baik yang sulit disangkal.

Cardano dan Tantangan Hingga Beberapa Tahun Mendatang

Smart contract perdana mereka tetap menjadi tolak ukur utama untuk memproyeksikan kinerja ADA di masa depan.

Smart contract itu pada prinsipnya merespons permintaan pasar terhadap aplikasi yang mumpuni, mulai dari NFT, dApp hingga token biasa untuk beragam proyek bertenaga blockchain.

Kode program khusus itu tentu saja secara tak langsung berhadapan dengan fitur serupa di Ethereum yang dirangkul panas sejak tahun 2015.

Pun lagi smart contract Cardano datang di waktu yang sangat tepat, ketika sejak tahun 2020, DeFi punya tempat khusus di pasar.

Dan sejak awal 2021 juga NFT menjadi ranah baik bagi banyak pihak untuk mendapatkan pendapatan.

NFT adalah bukti nyata, kian senyawanya smart contract dengan dunia seni dan komersialiasi objek digital dan koheren dengan mandeknya “uang masuk” para musisi ternama karena pandemi.

Cardano Kian Unik, Ini Alasannya

Patut dicatat, bahwa Ethereum masih tetap blockchain yang lebih berotot. Hadirnya smart contract di Cardano pun masih tergolong bayi.

Sedangkan smart contract Ethereum jauh lebih luas dan dewasa cakupannya.

Satu-satunya fitur serupa dengan ini adalah di blockchain Binance Smart Chain (BSC), karena punya kompatibilitas dengan sistem Ethereum dan murah dari segi biaya transaksi. BSC adalah pesaing ketat dan terbaru dan siap diisi oleh Cardano.

Keunggulan Ethereum menjadi catatan tersendiri oleh IBM. Perusahaan raksasa itu menyebut Ethereum “mempermudah otomatisasi pelaksanaan kontrak perjanjian, sehingga semua pihak dapat segera memastikan hasilnya, tanpa keterlibatan perantara dan tak banyak waktu yang terbuang.”

Imbal hasil kripto ETH yang dinikmati hingga detik ini adalah berkat penggunaan smart contract Ethereum itu.

Pola serupa yang disasar oleh Cardano, agar harga ADA lebih tinggi lagi. Dengan demikian sudut pandang investor bukanlah bicara 6-12 bulan, tetapi lebih dari 5 tahun agar mendapatkan imbal hasil sebesar ETH.

Toh lagi, mekanisme staking ADA jauh lebih awal daripada Ethereum 2.0, yang saat ini sedang digenjot tuntas hingga akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Dari segi biaya transaksi, Cardano jauh lebih unggul daripada Ethereum, yakni rata-rata US$0,17, walaupun Ethereum, pasca London Hardfork sukses menekan biaya dan mencoba menekan laju inflasinya. Singkatnya, pasokan ETH tiada batas, sejauh ia tetap diperlukan.

Tetapi di situ pula Ethereum tak sanggup mengubah soal pasokan maksimal kriptonya. Sebaliknya ADA, dengan pasokan maksimal adalah 45 milyar ADA. ADA yang beredar per Minggu (26/9/2021) sekitar 32 milyar unit. Jadi sekitar 12 milyar yang tersisa.

Dari sudut pandang ini, tekanan inflasi relatif kecil di antara keduanya, dengan mekanisme yang berbeda.

ETH, dengan pasokan tanpa batas, plus mekanisme burning per transaksi, punya daya tarik baru.

Sedangkan ADA, Charles Hoskinson, menolak mentah-mentah soal burning, punya mekanisme menekan inflasi, berkat pasokan maksimal yang jelas dan fitur staking yang lebih matang daripada Etereum.

Kurangnya Adopsi Tetap Menjadi Tantangan

Cardano saat ini harus bekerja lebih keras untuk mengejar ketertinggalan dengan Ethereum, sebagai “tuan rumah” utama bagi banyak aplikasi.

Kedua-duanya memang punya pembaruan yang amat signifikan, tinggal bergantung pada pasar memilih yang dianggapnya lebih efisien menjawab persoalan di lapangan.

Lihat Ethereum menikmati keuntungan dApp. Berdasarkan data State of the dApp, dari total 3.645, 2.856 di antaranya, menggunakan Ethereum.

Rata-rata ada 1,2 juta transaksi di Ethereum. Tentu Cardano jauh di bawah besaran itu.

Kalau Berinvestasi di Cardano (ADA)

Dengan keunggulan Cardano saat ini dan potensi penggunaan yang luas dan sejumlah tantangan, maka investasi jangka pendek bukanlah hal yang pas. Pasalnya, Anda dengan sangat mudah terhempas dengan volatilitas harga ADA.

Cakrawala jangka panjang sekitar 5 tahun sangat disarankan, karena ini selaras dulu dengan adopsi di ranah mainstream.

Hal serupa pun bisa Anda lakukan terhadap kripto ETH, setidaknya dalam sudut pandang diversifikasi portofolio Anda. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait