CEO DisCas Vision: End Game Kami adalah Pemilu Digital Berbasis Blockchain

Deni Agus, Pendiri dan CEO DisCas Vision kembali memberikan keterangan bahwa proyek DisCas tidak hanya sekedar pembuatan aplikasi media soial yang bertujuan memberantas hoax. Tegas Agus, namun juga akan diarahkan untuk menjadi wadah diskusi sehat dengan tujuan menyelesaikan berbagai masalah pro kontra, alat survei digital dan end game-nya berpeluang dijadikan platform untuk pemilu digital berbasis blockchain.

DisCas Vision untuk Pemilu Digital

“Kami sadar akan mendapatkan banyak tantangan di masa depan, namun saya yakin cita-cita ini berpeluang besar akan terwujud. Kalaupun tidak diterima Indonesia, DisCas masih mungkin digunakan di negara lain seperti El Salvador, Paraguay atau bahkan Singapura karena adopsi cryptocurrency DisCas yang sifatnya global,” ungkap Deni melalui WhatsApp, Sabtu (24/7/2021).

Berdasarkan publikasi terakhir, dijelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang mendasar di platform DisCas, yaitu untuk mendaftar diperlukan proses KYC (verifikasi data diri) yang pada umumnya diperlukan saat mendaftar di centralized exchange.

Deni Agus, Pendiri dan CEO DisCas Vision.

Kemudian pengguna dapat memiliki 4 peran yaitu sebagai moderator, investor, komentator dan apresiator.

Dari keempat peran tersebut pengguna akan bisa mendapatkan atau menambah token DISC miliknya.

Dijelaskan juga yang akan menjadi pendapatan utama platform perusahaan adalah “black claps” atau “tepukan hitam”.

Kami belum mendapatkan informasi terperinci mengenai apa yang dimaksud black claps ini.

Namun yang paling unik di DisCas yaitu, pengguna dapat berinvestasi dengan menjadikan isu2 terkini sebagai objek investasi seperti emiten pada saham.

Selain itu alih-alih berkompetisi dengan media ataupun lembaga survei, DisCas akan menjadikan kedua entitas tersebut sebagai partner yang berperan sebagai moderator untuk bisa menghasilkan revenue tambahan.

Dengan tagline “Your opinion is valued”, perusahaan berkomitmen untuk menjadikan opini-opini di platform-nya akan lebih dihargai dibandingkan dengan opini di media sosial yang sudah ada.

Ini juga yang membuat perusahaan diharapkan akan memunculkan para influencer yang cerdas dan mampu menyelesaikan berbagai isu di masyarakat.

Saat ini platform DisCas masih dalam proses pengerjaan dan ditargetkan akan rilis versi Beta-nya pada Agustus 2021.

Pada artikel sebelumnya Deni pernah menjelaskan bahwa berdasarkan teori “The Crypto J-Curve” DisCas sedang berada di stage 2, di mana developer masih dalam masa pengerjaan produk untuk segera di-launching.

Apabila produk sudah launching, maka ekosistem dan utilitasnya sudah terlihat jelas barulah masuk ke stage 3 yang biasanya disusul dengan kenaikan harga yang tinggi.

Potensi Token DISC

Menurut data grafik di CoinMarketCap, DISC pernah mengalami harga tertinggi di US$24 saat pertama kali listing pada 7 Mei lalu, kemudian mengalami penurunan ke harga US$3.

Bagi para investor, perusahaan dianggap istimewa karena memiliki supply sangat terbatas, hanya 67.600 unit, ini juga yang membuat mereka yakin apabila proyek ini sukses maka akan berpotensi seperti yearn.finance yang supply-nya hanya 36.600 dan tercatat pernah menyalip harga Bitcoin.

Dalam waktu dekat perusahaan juga berencana untuk me-listing-kan tokennya di beberapa bursa kripto, termasuk di Indonesia.

Namun sampai saat ini niatan itu masih ditunda karena merasa DisCas memiliki ekosistem yang tidak umum dan lebih baik merilis platform-nya terlebih dahulu supaya masyarakat lebih paham apa fundamental dari DisCas. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait