CEO Kik: Facebook Coin Bisa Gantikan Dolar AS

Spekulasi perihal Facebook Coin kian mengental. Setelah Ross Adam Sandler, Analis Internet dari Barclays mengatakan Facebook Coin berpeluang besar mencetak laba, kali ini spekulasi lebih tajam datang dari Ted Livingston, CEO Kik. Livingston berpendapat Facebook Coin mungkin dimaksudkan untuk menggantikan mata uang dolar AS sebagai mata uang global. Kok bisa?

Kata Livingstone, Facebook sepertinya mencoba membantu tenaga kerja di negara asing mengirim uang ke keluarga di negara asalnya. Livingston merujuk pada WeChat sebagai model yang mungkin ditiru Facebook dengan proyek Facebook Coin. WeChat adalah aplikasi media sosial dan pembayaran selular popular di Tiongkok. Seperti WeChat, Facebook bisa jadi ingin menjadikan dolar AS masuk ke dalam sebuah sistem pembayaran daring yang tertutup di mana Facebook Coin bisa merepresentasikan mata uang itu. Sebab, diisukan Facebook Coin kemungkinan besar akan dipatok dengan mata uang dolar selayaknya stablecoin seperti USDT.

Livingstone meramalkan Facebook berpotensi menarik dua manfaat dari sebuah sistem seperti WeChat. Pertama, pengguna layanan Facebook dapat mentransfer uang dengan biaya lebih murah. Kedua, akan ada alasan agar pengguna menyimpan uang mereka dalam sistem Facebook.

“WeChat memungkinkan pengguna menarik uangnya kapan saja, tetapi WeChat juga menambah banyak fitur agar penggunanya menyimpan uang mereka di dalam WeChat, seperti membayar tagihan air, membeli makanan, memesan tiket liburan dan lainnya. Seiring waktu, semakin sedikit orang yang menarik uang mereka dari WeChat,” jelas Livingston.

Tenaga kerja yang bekerja di luar negeri seringkali mengalami kesulitan, seperti biaya yang tinggi, ketika ingin mengirim uang ke negara asalnya. Untuk mengatasi hal ini, Facebook diduga akan mengutamakan layanan remitansi.

Setiap tahun, tenaga kerja asing mengirim ratusan miliar dolar ke keluarga dan teman mereka di negara asal. Saat ini, proses pengiriman tersebut lambat, mahal dan rumit, dengan biaya rata-rata US$14 untuk mengirim US$200. Jika Facebook dapat menyediakan cara agar orang bisa mengirim uang ke keluarga mereka secara gratis, hal itu akan merevolusi kehidupan puluhan jutaan orang, tambah Livingston.

Pelacakan transfer uang dalam proses remitansi akan dilakukan menggunakan blockchain, agar Facebook dapat mengaktifkan fitur pembayaran dalam aplikasi mereka tanpa harus memiliki izin sebagai bank.

Alih-alih bekerjasama dengan regulator seperti WeChat di Tiongkok, Livingston mengatakan Facebook dapat membangun sistem keuangan global tanpa harus melalui proses kerjasama dengan regulator keuangan di masing-masing negara yang memakan waktu, berkat adanya blockchain.

Setelah itu, Facebook disebut akan berusaha agar uang yang tersimpan dalam sistemnya tetap disimpan di dalam dan diatur sedemikian rupa sehingga Facebook memperoleh keuntungan dengan banyaknya orang yang menggunakan sistem tersebut.

Livingston juga menegaskan, Facebook dapat menambah berbagai cara agar pengguna membelanjakan uang mereka langsung di dalam aplikasi itu, seperti membayar tagihan. Akan muncul beragam cara baru yang semakin mudah dan efektif untuk membelanjakan uang melalui aplikasi Facebook.

Diketahui, Facebook berencana meluncurkan Facebook Coin di India dengan memadukannya di WhatsApp. India dipilih karena sebagai salah satu negara penerima remitansi terbesar di dunia.

Jika proyek Facebook Coin berhasil di negara tersebut, diperkiran Facebook dapat memperluas operasionalnya ke negara-negara lain seperti Filipina, Meksiko, Mesir dan Vietnam sehingga Facebook Coin berpotensi menyaingi mata uang dolar AS.

Sebelumnya, CEO Binance Changpeng Zhao (CZ) justru memberikan ucapan selamat datang bagi JPM Coin dan Facebook Coin. Menurut CZ, baik JPM Coin dan Facebook Coin akan mendorong adopsi industri kripto secara keseluruhan. Ia juga mengatakan, dalam dunia yang desentralistik, siapapun bebas melakukan apapun selama tidak melukai atau merugikan orang lain. CEO Binance tersebut menegaskan perbedaan ideologi bukan menjadi alasan untuk menghambat JP Morgan atau Facebook menggunakan teknologi blockchain. [ccn.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait