Bank Sentral Rusia bersiap untuk meluncurkan mata uang digitalnya, Digital Rubel, yang diproyeksikan akan mulai digunakan secara luas pada paruh kedua 2025 sebagai bagian dari upaya modernisasi sistem keuangan nasional.
Pemerintah saat ini tengah menguji sistem CBDC Rusia bersama dengan 15 bank utama dalam tahap “pilot,” yang melibatkan sejumlah kecil nasabah untuk menguji transaksi, keamanan, serta integrasi dengan layanan perbankan yang sudah ada.
Mata Uang Digital Rubel Tawarkan Efisiensi
Dilansir dari laporan Rossiyskaya Gazeta pada 10 Februari 2025, Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, menekankan bahwa Digital Rubel bukan hanya sekadar alat pembayaran yang lebih efisien, tetapi juga memiliki peran strategis dalam kebijakan ekonomi dan keuangan pemerintah.
“Kami terus mendiskusikan pengembangan Digital Rubel dengan Bank Sentral. Ini adalah instrumen yang andal, terutama untuk pembayaran lintas batas. Namun, bagi negara, kepentingan utama dari mata uang digital bank sentral adalah kemampuannya dalam melacak transaksi secara lebih transparan,” ujar Siluanov.
Bank Sentral Rusia memastikan bahwa setiap transaksi pada sistem CBDC Rusia akan gratis bagi masyarakat dan lebih murah bagi bisnis dibandingkan layanan perbankan konvensional, sehingga mendorong adopsi blockchain yang lebih luas di berbagai sektor.
Namun, tidak seperti mata uang konvensional pada umumnya, Digital Rubel tidak dapat disimpan dalam bentuk deposito berbunga, digunakan untuk pinjaman, atau diinvestasikan dalam instrumen keuangan lainnya.
Timur Aitov, Ketua Komisi Keamanan Pasar Keuangan di Kamar Dagang dan Industri Rusia, menjelaskan bahwa fitur smart contract dalam Digital Rubel juga memungkinkan pengawasan terhadap alokasi dana sosial.
“Misalnya, dengan mata uang digital bank sentral, manfaat sosial seperti tunjangan anak tidak akan bisa digunakan untuk membeli alkohol atau rokok. Sistem akan mengenali kategori transaksi dan secara otomatis menolak pembayaran yang tidak sesuai dengan tujuan dana tersebut,” jelasnya.
Keputusan Sukarela dan Tantangan Infrastruktur
Meskipun Bank Sentral menegaskan bahwa penggunaan Digital Rubel bersifat sukarela, adopsinya masih menghadapi tantangan yang cukup besar.
Salah satunya adalah biaya tinggi untuk meng-upgrade keseluruhan sistem perbankannya, yang mengharuskan investasi besar dalam infrastruktur teknologi dan keamanan.
Berdasarkan laporan sebelumnya, Alexey Voylukov, profesor keuangan digital di RANEPA, mengingatkan bahwa bank menengah dan kecil mungkin menghadapi kesulitan besar dalam menyesuaikan diri.
“Bagi banyak bank menengah, sistem CBDC Rusia bisa menjadi investasi tanpa imbal hasil. Mereka mungkin tidak memiliki satupun nasabah yang menggunakan dompet Digital Rubel, tetapi tetap harus mengeluarkan biaya besar untuk infrastruktur dan pemeliharaannya,” ungkap Voylukov.
Mata Uang Digital CBDC: Inovasi Revolusioner dengan Tantangan yang Besar
Selain itu, implementasi Digital Rubel akan mengharuskan bank untuk memperbarui sistem mereka, termasuk remote banking services (RBO), automated banking system (ABS), serta infrastruktur keamanan dan kepatuhan regulasi yang lebih ketat.
Prospek Jangka Panjang CBDC Rusia
Meskipun adopsi Digital Rubel masih menghadapi berbagai tantangan, para ahli percaya bahwa dalam jangka panjang, teknologi ini akan menjadi lebih efisien. Negara-negara lain seperti Brasil, Indonesia, dan Norwegia juga tengah mengeksplorasi penggunaan mata uang digital bank sentral.
Seiring dengan meningkatnya ketersediaan solusi berbasis cloud dan teknologi siap pakai, biaya implementasi diharapkan akan semakin berkurang.
Dengan potensi untuk meningkatkan efisiensi pembayaran dan memperketat pengawasan keuangan, peluncuran Digital Rubel akan menjadi langkah besar dalam transformasi ekonomi Rusia. Namun, tantangan infrastruktur dan regulasi masih menjadi faktor yang perlu diatasi sebelum implementasi penuh. [dp]