Editorial: Bitcoin, Google, Media dan WordPress

Vinsensius Sitepu
Pemimpin Redaksi Blockchainmedia.id, Anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Sekali peristiwa, rekan saya, seorang jurnalis senior di Medan merasa janggal mendengar istilah kripto. “Kok, terdengar seperti ‘klepto’, ya?” kata rekan saya itu. Konteks perbincangan itu sekitar dua tahun lalu, ketika saya mengajak dia membangun media khusus teknologi blockchain dan mata uang kripto. Dengan jawaban diplomatis, ia yang telah malang melintang di dunia jurnalistik sejak dua dasawarsa lalu, menolak tawaran saya.

Kami berdua pun berbalik arah dengan pilihan masing-masing, hingga lahirlah media siber ini, blockchainmedia.id. Itupun setelah menemukan sejumlah rekan-rekan yang memang tahu dan peduli soal teknologi blockchain, kendati masih belajar soal bisnis media. Namun, saya sendiri sebagai pemimpin redaksi dan teman saya sang jurnalis itu, masing-masing justru memiliki peran internal dan eksternal terhadap media yang Anda baca ini. Dalam satu paket kami mendukung rekan-rekan di media ini yang ingin lebih paham membangun media yang sehat. Tak mudah, tapi harus bisa.

Nah, dalam perjalanannya, ternyata banyak hal baru soal keterlibatan kripto secara praktis di ranah media massa. Dan ini tentu saja mampu mengubah konstelasi bisnis media di masa depan. Mungkin dari segi kelincahan berbisnis atau sekadar memberikan nilai tambah pada kontennya. Tapi, satu yang pasti, ketika “anak milenial” kian banyak jumlahnya di dunia kripto, mengapa tidak media massa menarik perhatian mereka dengan ikut nimbrung di dunia kripto itu? Lagipula, kelak proses pembayaran iklan, biaya berlangganan konten dan penjualan data berita lintas media dapat menggunakan kripto. Diharapkan lebih efisien: murah dan cepat.

Nah, barangkali itulah isi kepala perusahaan media asal Berlin, Jerman, Axel Springer SE dengan menggandeng SatoshiPay, pada pekan lalu. Axel Springer SE ini jelas bukanlah kaleng-kaleng, karena tergolong sebagai perusahaan kelas wahid di Eropa. Ia mengelola sejumlah media ternama, di antaranya Business Insider dan Rolling Stone, termasuk Auto Bild, yang lisensi penerbitannya juga ada di Indonesia oleh Kelompok Kompas-Gramedia (KKG). Berdiri sejak tahun 1946, Axel Springer SE kini mempekerjakan lebih dari 16 ribu karyawan. Pada tahun 2015, perusahaan mampu mencetak pendapatan hingga US$3,7 miliar.

Sebenarnya tidak mengherankan soal integrasi dompet bitcoin semacam SatoshiPay dengan media siber. Bagi Anda yang menggunakan Content Management System (CMS) seperti WordPress, ada aneka pilihan plugin yang memungkinkan pengguna Anda membayar konten Anda menggunakan Bitcoin. Prosesnya pun sangat mudah dan cepat. Tetapi beda cerita kalau perusahaan sebesar Axel Springer SE yang “berenang” di dalamnya. Pemaduan metode pembayaran menggunakan SatoshiPay tentu memudahkan perusahaan dan pembaca media untuk bertransaksi, di luar variabel lain, yakni naik turunnya harga Bitcoin atau kripto lain yang digunakan. Apakah ini sekadar ini gimmick bisnis? Tak masalah Anda katakan demikian.

Dalam konteks yang lebih lagi, senada dengan di atas. Sentuhan kripto ke media digital juga datang dari Google melalui program Google News Initiative, ConsenSys kepada WordPress dan startup kripto Civil. Mereka bergabung untuk mengembangkan program NewsPack yang memfasilitasi peningkatan pendapatan bagi pengelola media siber.

Newspack, besutan WordPress.com itu akan dikembangkan menggunakan cloud platform WordPress.com dan menerapkan beragam praktik terbaik di industri media digital. Automattic, induk perusahaan WordPress.com, beserta mitranya Spirited Media dan News Revenue Hub telah menerima pendanaan senilai US$2,4 juta untuk operasional tahun pertama proyek tersebut. Newspack juga mendapatkan sokongan dari Google yang telah menanam modal US$1,2 juta ke dalam proyek ini melalui Google News Initiative. Selain itu, Lenfest Institute for Journalism memberikan US$400 ribu dan Yayasan John S and James L. Knight menanam US$250 ribu. ConsenSys, perusahaan yang mendukung berdirinya startup blockchain jurnalisme Civil, ikut mengurun dana sebesar US$350 ribu. Menurut pengumuman dari situs resmi Newspack, dana tambahan sebesar US$200 akan diterima dari investor kelima pada akhir bulan ini.

Civil sendiri pernah gagal bertarung pada putaran pertama ICO pada tahun lalu. Civil memutuskan mengembalikan duit investor, setelah gagal memperoleh penjualan minimal US$8 juta. Civil berencana akan menyelenggarakan ICO kembali di masa mendatang untuk mewujudkan visinya untuk mengubah wajah bisnis media menjadi desentralistik. ICO Civil yang dimulai pada September, direncanakan akan selesai pekan ini. Civil digadang-gadang menjadi startup yang memberikan aspek baru dan sangat mendasar bagi bisnis media. Dengan menggunakan platform yang nantinya mereka buat, media massa mainstream, termasuk media komunitas bisa lebih mudah memonetasi kontennya. Civil menggunakan pendekatan marketplace untuk platform tersebut.

Sebelum ICO, beragam ulasan mengenai Civil menyeruak di berbagai media mainstream, di antaranya Bloomberg, Associated Press, Forbes dan New York Times. Bahkan Civil telah mengantongi sejumlah kerjasama dengan Forbes dan Associated Press sebagai mitra yang kelak akan menggunakan platform Civil. Hingga ICO itu dihentikan, ada sekitar 3000 investor yang membeli token Civil (CVL).

Namun, bantuan dari Google dan ConsenSys setidak bisa memampukan kembali Civil mewujudkan ICO putaran kedua dan membantu lahirnya Newspack itu bersama WordPress. Namun demikian, belum jelas apakah Newspack nantinya menggunakan token CVL. Satu yang pasti, WordPress justru menggunakan dana itu untuk mendukung media siber di seluruh dunia yang mau bergabung menggunakan Newspack. Sekitar US$1.000-US$2.000 per bulan siap dikucurkan kepada media siber terpilih. []

Terkini

Warta Korporat

Terkait