Ekonomi Memburuk, Bitcoin Layak Lebih Diapresiasi

Volume perdagangan Bitcoin telah mencapai tingkat tertinggi sejak Juli 2019 lalu, menurut kajian Arcane Research. Sementara itu jumlah kontrak berjangka Bitcoin di CME meroket dan pengusaha ternama Paul Tudor Jones bullish terhadap Bitcoin untuk melawan potensi inflasi yang mungkin tiba di masa depan.

Antusiasme seperti itu sangat kontras dengan prospek buruk ekonomi AS, yang disampaikan oleh Jerome Powell, Kepala Bank Sentral AS pada pekan lalu di program 60 Minutes.

Dia mengatakan, bahwa penurunan aktivitas ekonomi dan melejitnya angka penggangguran di AS sangatlah parah, sehingga memaksa lembaga itu menambah uang dolar ke dalam pasar, demi menyalematkan ekonomi. Namun pulihnya ekonomi pun serba tak pasti.

Bagi para pecinta Bitcoin, pesimisme terhadap ekonomi makro, hanyalah alasan lain untuk menjadi bullish, karena itu berarti Bank Sentral AS kemungkinan akan menyuntikkan lebih banyak uang lagi ke pasar.

Ini yang memperkuat alasan untuk membeli Bitcoin sebagai lindung nilai inflasi, sebagaimana yang disarankan oleh Paul pada 12 Mei 2020 lalu. Dan kini total aset Bank Sentral melalui pembelian surat utang negara, sudah bernilai US$4,2 triliun pada awal tahun 2020. Dan kini telah melonjak menjadi hampir US$7 triliun.

Sementara itu Bitcoin telah tumbuh 38 persen sejak awal tahun ini, mengalahkan nilai indeks saham S&P500 yang hanya sanggup kuat 11 persen. Pada Minggu (17 Mei 2020), Raja Aset Kripto itu mampu kuat mendekati US$10 ribu per BTC, tingkat yang belum terlihat sejak dimulainya Bitcoin Halving III pada 12 Mei 2020 lalu.

“Bitcoin telah berkinerja baik, sementara pasar saham masih berjuang,”sebut perusahaan Arcane Research pada Jumat lalu.

Dulu banyak investor tradisional mengabaikan aset kripto, termasuk Bitcoin. Tetapi saat ini mereka berpaling dari pasar modal. Ini, setidaknya secara teoritis, memberi sinyal bahwa blockchain dan industri aset kripto layak mendapatkan lebih banyak investasi.

Namun, di atas itu semua, kita berharap Bitcoin mampu terdongkrak melebihi US$10 ribu, US$13 ribu lalu US$19 ribu seperti pada Desember 2017 silam, agar mampu mencapai all time high baru. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait