Harga Bitcoin terus menjadi sorotan trader dan investor, terutama dengan proyeksi menarik dari sejumlah analis terkemuka. Salah satu yang paling menonjol adalah PlanB, pencipta indikator Stock-To-Flow Ratio.
Dalam video analisis yang diunggah di YouTube pada 11 Mei lalu, PlanB memprediksi bahwa harga BTC berpeluang mencapai ATH baru di kisaran US$400 ribu dalam waktu dekat. Lantas, apa yang menjadi dasar dari prediksi optimistis ini?
RSI Jadi Sinyal Kuat Potensi Kenaikan Harga Bitcoin
Menurut PlanB, salah satu indikator teknikal kripto yang saat ini memberikan sinyal kuat bagi kenaikan harga Bitcoin adalah Relative Strength Index (RSI) bulanan, yang digunakan untuk mengukur kekuatan momentum.
RSI yang terlihat pada grafik harga BTC kini berada di level krusial, yang disebut PlanB mendekati rata-rata historis sebelumnya. Ia menekankan bahwa level ini telah bertahan selama lebih dari satu tahun, yang menjadi indikasi penting dalam fase pasar Bitcoin saat ini.
“Sekarang, jika kita melihat RSI, saat ini berada di angka 66, yang berada di sekitar level rata-rata RSI 65, di area gelap di sini, area hitam. Dan angka tersebut telah berada di sekitar rata-rata itu selama lebih dari setahun sekarang,” jelasnya.

Ia memperkirakan tren ini akan berlanjut selama 1–2 tahun ke depan, dengan RSI yang berpotensi kembali menyentuh level 80 seperti yang terjadi pada siklus bull market tahun 2013, 2017, dan 2021.
PlanB juga optimistis terhadap potensi kenaikan harga Bitcoin hingga lebih dari 290 persen dalam beberapa bulan ke depan, apalagi jika didukung oleh momentum dan kondisi pasar kripto yang terus positif.
“Dengan imbal hasil bulanan yang tinggi, yakni lebih dari 40 persen, jika kita mulai dari level saat ini yang rata-ratanya sekitar US$100 ribu dan mengalami kenaikan 40 persen selama empat bulan, itu sudah bisa membawa kita ke kisaran US$400 ribu,” ungkapnya.
Munculnya Pola Pembalikan Tren
Proyeksi optimistis dari PlanB tampaknya sejalan dengan pandangan analis lainnya, salah satunya adalah CobraVanguard. Meskipun ia memprediksi harga Bitcoin sedikit lebih rendah, yakni sekitar US$300 ribu, ia tetap melihat potensi kenaikan besar pada harga BTC.
CobraVanguard menyoroti terbentuknya pola pembalikan tren yang menurutnya memberikan sinyal bahwa BTC sedang memasuki fase baru. Pola ini menjadi indikator penting yang menunjukkan bahwa pasar mungkin sedang bertransisi dari fase konsolidasi menuju tren naik.
Proyek dari kedua analis ini pada dasarnya mengarah pada kesimpulan yang serupa: harga Bitcoin saat ini berada di level krusial yang dapat memicu lonjakan harga yang lebih besar dalam waktu dekat.
Namun, penting untuk diingat bahwa pasar kripto sangat volatil. Walaupun indikator dan analisis berbasis data historis bisa memberikan gambaran yang jelas, faktor eksternal seperti kondisi makroekonomi atau perubahan regulasi masih dapat mempengaruhi pergerakan harga BTC. [dp]