IBM di Balik Penerbitan Surat Utang Negara Bertenaga Blockchain di Thailand

Potensi besar penerbitan surat utang negara (goverment bond) bertenaga blockchain, mendorong IBM masuk ke Thailand. Negara Gajah Putih itu juga terkenal soal perhatiannya yang sangat besar terhadap teknologi masa depan itu.

Pada 11 September 2020, Bank Sentral Thailand mengumumkan diluncurkannya platform berbasis blockchain untuk obligasi pemerintah. Ternyata perusahaan besar IBM-lah yang menyediakan teknologinya.

Bank Sentral Thailand Ujicoba Purwarupa Sistem Pembayaran Mata Uang Digital pada Bulan Depan

Disebutkan juga, bahwa sekitar US$1,6 miliar surat utang berhasil dijual dalam seminggu setelah peluncuran, menggunakan platform itu.

Menurut IBM, menggunakan teknologi biasa, penerbitan surat utang negara adalah proses yang kompleks dan memakan waktu. Ia melibatkan banyak pihak dan biaya operasional yang tinggi.

Dengan teknologi blockchain, negara ataupun perusahaan mendapatkan keuntungan dari penerbitan obligasi yang lebih cepat, lebih transparan dan efisiensi yang lebih besar.

“Keberhasilan Bank Sentral Thailand dengan teknologi ini adalah contoh terbaru bagaimana teknologi blockchain dapat mendefinisikan kembali cara bisnis beroperasi dengan menyederhanakan proses yang rumit, sehingga menghasilkan kolaborasi yang cepat, transparan, aman dan efisien,” kata Patama Chantaruck dari IBM Thailand.

Bank Thailand Ini Pakai Blockchain, Kirim Uang Lintas Negara Jadi Cepat dan Murah

Sebelum adopsi teknologi blockchain, IBM mengatakan proses penerbitan bisa berlangsung hingga 15 hari. Sekarang, berkat blockchain memungkinkan platform merekam transaksi yang absah dan tunggal dan tidak dapat diubah kagi, alias kekal,” sebutnya.

Berjalannya platform itu melibat 8 institusi, di antaranya Bank Sentral Thailand, Thai Bond Market Association dan Thailand Securities Depository, serta beberapa bank di Thailand.

Sebelum peluncuran platform itu, Thailand sebenarnya sudah mulai merangkul teknologi blockchain. Tahun lalu, Departemen Bea Cukai Thailand mulai menggunakan TradeLens, platform, juga milik IBM.

Blockchain itu memungkinkan pelacakan kontainer dan solusi berbagi informasi untuk industri perkapalan internasional. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait