Ini Penampakan Mata Uang Digital Renminbi Tiongkok

Rabu, 15 April 2020 kemarin beredarlah di Internet foto-foto dompet mata uang digital Tiongkok, renminbi (RMB), yang diduga merupakan bagian dari proyek DC/EP (Digital Currency Electronic Payment) oleh Bank Sentral Tiongkok yang dikebut sejak tahun 2019 lalu.

Tidak jelas siapa yang pertama kali mengunggah foto-foto itu ke Internet dan ke sejumlah media sosial. Namun, yang turut mendapatkan perhatian lebih adalah foto yang diunggah ke Twitter oleh Direktur Eksekutif Binance, Ling Zhang. Binance adalah bursa aset kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan.

Namun sumber anonim South China Morning Post mengatakan, bahwa gambar-gambar itu adalah asli, bukan gambar hasil manipulasi.

Tampaknya aplikasi dompet versi ujicoba tersedia untuk diunduh. Empat kota akan bisa menggunakannya, yaitu Shenzhen, Chengdu, Suzhou dan Xiongan,” tulis Ling. Dia pun tak lupa membubuhkan tagar #DC/EP sebagai penegas bahwa aplikasi itu merupakan bagian dari mata uang digital Tiongkok.

Aplikasi itu semakin menguatkan dugaan bahwa Bank Sentral Tiongkok semakin dekat dengan penerbitan dan pendistribusian mata uang digital itu.

Ada 4 gambar yang disertakan Ling. Tiga gambar pertama adalah screenshot aplikasi itu dan gambar terakhir adalah foto sebuah smartphone yang menunjukkan tampilan aplikasi.

Foto sebuah smartphone yang menunjukkan tampilan aplikasi Gambar: SCMP.
Gambar: DeepFlow.

Ling sepertinya meyakini benar bahwa aplikasi itu merupakan dompet elektronik atas mata uang digital renminbi, yang diklaim oleh Bank Sentral Tiongkok pada tahun 2019 menerapkan teknologi blockchain, tetapi tak sepenuhnya.

Satu gambar oleh Ling menampilkan gambar uang kertas renminbi bernilai 1 yuan di bagian atas aplikasi. “Mata uang digital” itu juga memiliki nomor seri selayaknya uang kertas biasa.

Lalu di bagian bawah terdapat beberapa icon yang kuat diduga adalah sejumlah fungsi dan fitur aplikasi itu.

Lantas darimana dan bagaimana aplikasi itu bisa diunduh dan dipasang di smartphone? Coindesk melaporkan bahwa aplikasi itu tersedia sebelumnya di website Agricultural Bank of China, yang merupakan bank mitra Bank Sentral Tiongkok dalam proyek DC/EP itu.

Aplikasi bisa dipasang di smartphone bersistem operasi iOS dan Android. Namun, tak perlu waktu lama hingga laman pengunduhan itu tidak tersedia dan hanya menampilkan pesan error.

Namun penelusuran laman itu menggunakan CachedView menunjukkan bahwa aplikasi untuk iOS berversi 1.42. Sedangkan untuk Android adalah versi 1.93 dengan nama file aplikasi “dcep.apk”. Itu bermakna proses pengembangan telah berlangsung beberapa kali.

Di laman berbahasa Mandarin itu pihak bank menyebutkan, bahwa pengunduh bisa memverifikasi keaslian aplikasi, sebelum bisa menggunakannya.

Di hari yang sama, South China Morning Post juga meliput peristiwa itu. Media itu mengatakan Digital Currency Research Institute, unit utama di bawah Bank Sentral Tiongkok (People’s Bank of China [PBOC]) yang mengawasi pengembangan proyek DC/EP itu, menolak mengomentari gambar-gambar aplikasi itu.

“Agricultural Bank of China juga tidak menerbitkan informasi resmi perihal aplikasi itu,” tulis South China Morning Post.

Sumber anonim lain mengatakan kepada South China Morning Post, pengujian mata uang digital itu sudah berlangsung selama beberapa bulan di bank-bank milik Pemerintah Tiongkok.

“Seharusnya masih bersifat rahasia pada tahap uji coba. ‘Kebocoran’ itu hendak menunjukkan kepada masyarakat umum tentang seperti apa mata uang digital Tiongkok itu,” kata sumber itu.

Gambar-gambar menunjukkan bahwa aplikasi itu memiliki beberapa fungsi dasar yang mirip dengan platform pembayaran online lainnya seperti Alipay milik Alibaba dan WeChat Pay besutan Tencent, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran, serta mentransfer uang.

Satu “fungsi unik” yang disebut “touch and touch“, ​​memungkinkan pengguna bisa mentransfer uang dengan cara yang lebih mudah.

Namun, aplikasi ini hanya memuat fungsi-fungsi dasar tanpa fungsi tambahan seperti di Alipay atau WeChat Pay, yang memungkinkan pengguna untuk membeli tiket, membayar tagihan listrik dan layanan kredit mikro.

Cinta Blockchain Sejak 2014
Pemerintah Tiongkok melalui bank sentral-nya memang telah lama diyakini meneliti dan mengembangkan mata uang digital sejak tahun 2014 silam. Hingga pada tahun 2019 kabar itu semakin tegas melalui sejumlah penampakan, kabar burung dan sumber anonim di beberapa media massa Barat.

Di saat yang sama pihak Tiongkok selalu menangkis kabar itu dengan nada yang berbeda-beda sehingga kerap membingungkan.

Tetapi, agak sulit disangkal bahwa Tiongkok benar-benar terjun total ke teknologi keuangan baru yang berbasis teknologi blockchain, jauh di depan negara-negara lain. Alibaba dan Bank Sentral Tiongkok misalnya banyak mendaftar hak paten teknologi yang terkait blockchain, bahkan mengalahkan perusahaan-perusahaan asal Barat.

Momen kebenaran itu pun menyeruak ketika Sang Presiden, Xi Jinping pada Oktober 2019 menyerukan “supremasi nasional terhadap teknologi blockchain untuk ekonomi Tiongkok” yang aslinya berasal dari sistem uang elektronik peer-to-peer, Bitcoin. Di kala itu pula harga Bitcoin tiba-tiba melejit hebat, seolah-olah merespons ucapan Xi.

Mata uang digital bank sentral atau oleh IMF sejak tahun 2017 disebut dengan istilah CBDC (Central Bank Digital Currency) adalah bentuk digital murni dari uang fiat (fiat money) sebuah negara. Istilah lainnya adalah: digital fiat currency atau digital-based money.

Disebut fiat karena ia memang dibuat dan dikendalikan penuh oleh bank sentral dan didistribusikan melalui sejumlah bank ke dalam sistem ekonomi, termasuk yang kelak digunakan oleh publik.

Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Inggris dan Bank Sentral Eropa dan Kamboja juga berlomba-lomba membuat hal serupa.

Jadi, tulisan Dahlan Iskan hari ini adalah keliru: “Dan kemarin, bentuk desain uang digital Tiongkok itu sudah dibocorkan. Agar masyarakat lebih siap mental lagi. Berarti, mata uang flat segera berakhir di Tiongkok.”

Mata uang fiat bukan segera berakhir di Tiongkok, Pak Dahlan yang kami hormati, tetapi mata uang digital Tiongkok itu adalah bentuk baru dari uang fiat renminbi itu sendiri. Yang berbeda adalah teknologinya dan itu akan memudahkan Tiongkok “memberikan pinjaman” kepada negara yang membutuhkan dalam kerangka proyek OBOR (One Belt One Road).

Pun lagi karena ia berwujud blockchain (sejauh yang kita yakini), lebih mudah lagi bagi Pemerintah Tiongkok untuk melacak peredaran dan penggunaan uang itu.

Lantas dalam ruang lingkup yang luas, katakanlah upaya devaluasi mata uang, bank sentral akan lebih presisi melakukannya. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait