Mantan Menteri Energi Rusia Ingin Buat Kripto Didukung Minyak

Igor Yusufov, mantan Menteri Energi Rusia, dikabarkan mengajukan ide pembuatan kripto yang didukung minyak kepada Duma (Dewan Perwakilan Rakyat) Rusia. Pengajuan tersebut dilakukan pada saat Duma sedang berencana mengkaji dan mengadopsi regulasi kripto.

Menurut media lokal Rambler, pembuatan rencana kripto didukung minyak tersebut mendekati tahap akhir. Yusufov mengatakan pengenalan kripto itu bisa berdampak terhadap hegemoni dolar AS di komunitas internasional dan membantu negara lain menghadapi fluktuasi uang fiat.

Ide yang disampaikan Yusufov melalui proposal itu mencakup pembuatan sistem penyelesaian transaksi berbasis kripto bagi sumber daya minyak, gas dan alam lainnya. Hal ini membantu negara lain menghemat biaya komisi pertukaran valuta asing (valas) dan menghindari pembatasan perdagangan.

Yusufov berpendapat, pihak yang paling bisa mendapat manfaat dari sistem ini adalah anggota-anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC), termasuk Rusia yang diperkirakan bisa meningkatkan ekspor gas dan minyak. Sistem tersebut bukan hanya masuk akal bagi kepentingan negara-negara OPEC, tetapi juga memiliki pembenaran ekonomis.

Mengingat kondisi pasar minyak saat ini dan ketidakstabilan pembayaran dengan dolar AS, Yusufov berpendapat, langkah logis selanjutnya dalam pengembangan ekonomi digital global adalah pembuatan kripto. Setelah peluncuran sebuah platform kripto, negara-negara penghasil minyak bisa melakukan manuver terkait pembatasan perdagangan dan keuangan yang semakin marak dalam beberapa tahun terakhir.

Yusufov menambahkan, proyek tersebut dapat berkontribusi secara signifikan terhadap perkembangan ekosistem digital Rusia dan dunia serta menetapkan standar baru bagi infrastruktur komersial, penggunaan blockchain dan kontrak pintar (smart contract) bagi layanan non-keuangan.

“Mungkin kripto yang didukung minyak ini bisa menjadi proyek yang merintis lahirnya struktur yang stabil bagi pasar kripto secara keseluruhan,” kata Yusufov.

Yusufov berpendapat demikian, sebab teknologi blockchain memungkinkan semua pihak memverifikasi setiap bagian transaksi tanpa terkena biaya tambahan. Selain itu, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev tahun lalu mengatakan, ia masih percaya kripto sangat menarik terlepas dari bear market.

Menurut laporan Rambler, Rusia akan mengumumkan regulasi kripto pada bulan depan yang bertujuan menyediakan kesempatan bagi teknologi blockchain dan kripto untuk berkembang. Oleg Nikolaev, anggota Komite Kebijakan Ekonomi di Duma, berkata regulasi tersebut sudah hampir selesai.

Bagi sebagian pihak, kripto yang direncanakan Rusia mirip dengan Venezuela yang meluncurkan kripto didukung minyak bernama Petro melalui initial coin offering (ICO). Kripto yang kontroversial tersebut sempat dikritik oleh badan legislatif Venezuela ketika diterbitkan.

Kendati laporan awal menemukan Petro tidak ada dalam peredaran, pengkajian seksama menemukan blockchain kripto itu bisa diakses dan Petro sendiri, yang merupakan tiruan Dash, bisa digunakan untuk transaksi.

Selain Venezuela, Iran meluncurkan kripto didukung emas pada bulan ini, yang bernama PayMon. Kendati belum ada banyak informasi mengenai kripto tersebut, diketahui PayMon menggunakan jaringan Stellar Lumens (XLM) dan diperdagangkan di bursa-bursa khusus. [cryptoglobe.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait