MicroStrategy ingin beli Bitcoin lagi. Setelah berhasil mengumpulkan dana US$500 juta, hasil penjualan surat utang, kemarin MicroStrategy mengumumkan niatannya untuk menjual sahamnya, juga untuk membeli Bitcoin. Besarannya tak tanggung-tanggung, mencapai US$1 milyar setara Rp14,2 triliun.
Bos Triv: Institusi Semakin Percaya Bitcoin
Menanggapi langkah MicroStrategy itu, CEO Triv.co.id Gabriel Rey menilai itu sejatinya mencerminkan kepercayaan institusi pada dunia kripto masih ada dan tidak pudar.
“Hal ini senada dengan on chain metric yang menunjukkan tekanan jual terus berkurang sejak menginjak angka US35 ribu per BTC. Dan masih harus diingat bahwa tahun ini akan ada keputusan Bitcoin ETF yang jika disetujui akan membawa kenaikan harga yang sangat signifikan terhadap Bitcoin,” ujar Rey.
Ia juga menilai, investasi “bernilai Bitcoin” lewat MicroStrategy adalah alternatif dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC).
“GBTC membebankan management fee sebesar 2 persen, sedangkan lewat MicroStrategy, ‘exposure‘ terhadap nilai BTC tanpa biaya,” pungkasnya.
Berutang US$500 Juta
Kemarin perusahaan publik asal AS itu mengumumkan telah sukses mengumpulkan US$500 juta. Duit hasil penjualan surat utang alias obligasi perusahaan itu akan digunakan untuk membeli Bitcoin senilai US$488 juta (Rp6,9 triliun).
“MicroStrategy hari ini mengumumkan penutupan penawaran obligasi yang telah diumumkan sebelumnya yang jatuh tempo pada tahun 2028. Nilai obligasi yang terjual mencapai US$500 juta dengan tingkat bunga tahunan sebesar 6,125 persen,” menurut keterangan resmi perusahaan, Senin (14/6/2021).
Tak sampai 24 jam, mereka menerbitkan pengumuman baru, bahwa perusahaan berencana menjual saham senilai US$1 milyar, juga untuk membeli Bitcoin tambahan.
“Dari waktu ke waktu, kami dapat menerbitkan dan menjual saham dari saham biasa kelas A kami yang memiliki hasil penjualan rata-rata hingga US$1.000.000.000… Kami bermaksud menggunakan hasil bersih dari penawaran ini untuk tujuan umum perusahaan, termasuk membeli Bitcoin,” tulis perusahaan dalam laporan resminya kepada Komisi Bursa dan Sekuritas (SEC) Amerika Serikat.
Chief Executive Officer (CEO) MicroStrategy Michael Saylor memang terkenal sebagai pendukung kuat Bitcoin sejak pertengahan tahun 2020.
Pihaknya membeli Bitcoin berkali-kali dan menjadikannya sebagai aset di neraca keuangan mereka, termasuk menyarankan Tesla membeli aset kripto nomor wahid itu.
MicroStrategy Launches “At the Market” Securities Offering for Flexibility to Sell Up to $1 billion of its Class A Common Stock Over Time $MSTRhttps://t.co/qouK8pFmBF
— Michael Saylor⚡️ (@michael_saylor) June 14, 2021
Saham MicroStrategy (MSTR) sempat turun sekitar 1 persen setelah penutupan pasar efek di AS. Namun terpantau petang ini, harga MSTR naik sebesar 15,8 persen, di kisaran US$598,49. MSTR telah melonjak sekitar 400 persen pada tahun lalu.
Per 4 Juni 2021 MicroStrategy sudah punya 92.079 BTC, setara Rp52,4 triliun dengan harga saat ini. MicroStrategy menaksir nilai rata-rata pembeliannya adalah US$24.450 per BTC.
Bitcoin Kian Bullish
Walaupun sempat anjlok hingga lebih 40 persen dari rekor tertingginya, harga Bitcoin diperkirakan akan terus menguat mencapai US$100 ribu per BTC.
Ramalan itu setidaknya berdasarkan kajian Mike McGlone dari Bloomberg Intelligence pada pekan lalu.
McGlone memang tak memungkiri adanya koreksi-koreksi sebelum masuk ke wilayah US$100 ribu pada tahun ini.
Pemred Forbes: Bitcoin Kelak Menjadi Store-of-Value Seperti Emas
Baginya koreksi sebelumnya adalah sangat wajar, karena sebagian pihak beralih membeli emas, sebagai dampak sejumlah bank sentral membeli lagi logam mulia itu.
Namun McGlone memastikan apresiasi terhadap Bitcoin tak pudar, karena banyak perusahaan sudah menyadari pentingnya asetnya itu sebagai store-of-value. [red]