Ada beragam cara untuk trading BTC optimal, mulai dengan menggunakan analisis teknikal lewat banyak indikator dan pola candlestick, hingga memanfaatkan data return sebelumnya. Di artikel kali ini kita mempelajari lebih dalam lagi cara entry dan exit dalam trading BTC optimal menggunakan dua pendekatan, yakni historis dan tren musiman, berdasarkan data return 11 tahun terakhir.
Data Return Bulanan Bitcoin
Untuk melahirkan trading BTC optimal, kami merujuk data return bulanan Bitcoin dari CoinGlass. Data tersebut memuat return (keuntungan atau kerugian) dalam persen yang diraih trader yang memetakan perubahan nilai Bitcoin dari bulan ke bulan mulai 2013 sampai 2025 (tahun berjalan). Dalam artikel ini kami hanya menggunakan data hingga 2024 saja (11 tahun).
Data lebih dari satu dekade ini dirasa lebih cukup untuk memetakan harga di masa depan, khususnya untuk melakukan trading secara optimal, ditambah tingkat penetrasi kripto pertama dan terbesar ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kripto lainnya.
Singkatnya, data itu merupakan informasi historis di masa lalu yang dapat kita hitung lebih lanjut sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu panduan kapan entry (beli) exit (jual) Bitcoin secara optimal.
Cara trading BTC jangka pendek ini tentu saja berbeda dengan pendekatan dollar-cost averaging (DCA) yang mengabaikan perubahan harga karena lebih mengutamakan rentang investasi jangka panjang dan tak perlu letih memantau pasar secara terus menerus.
Melihat data historis return bulanan Bitcoin dari tahun 2013 hingga 2024, ada beberapa hal yang bisa kita analisis.
- Volatilitas Tinggi: Data menunjukkan bahwa Bitcoin mengalami fluktuasi yang sangat tinggi setiap bulannya. Misalnya, pada tahun 2013, Bitcoin mencatatkan return sebesar +449,35 persen pada November, dan -34,81 persen pada Desember di tahun yang sama. Ini menunjukkan betapa volatilnya aset kripto yang satu ini.
- Kinerja Tahunan Berbeda-beda: Setiap tahun memiliki karakteristik yang berbeda. Tahun 2013 mencatatkan banyak kenaikan tajam, sementara tahun 2018 menunjukkan banyak penurunan, terutama pada bulan-bulan tertentu seperti Maret (-32,85 persen) dan November (-36,57 persen).
- Polanya Tidak Selalu Konsisten: Tidak ada pola yang konsisten dari tahun ke tahun. Misalnya, beberapa bulan tertentu mungkin menunjukkan kinerja yang baik di satu tahun, tetapi buruk di tahun lain. Contohnya, pada Januari memiliki return +44,05 persen di tahun 2013, namun -33,05 persen di tahun 2015.
- Peningkatan dan Penurunan yang Drastis: Ada beberapa bulan di mana Bitcoin mengalami peningkatan yang sangat drastis seperti November 2013 (+449,35 persen) dan Desember 2020 (+46,92 persen). Sebaliknya, ada juga penurunan drastis seperti Juni 2022 (-37,28 persen) dan Desember 2018 (-36,57 persen).
- Tahun Terbaik dan Terburuk: Beberapa tahun seperti 2013 dan 2017 menunjukkan kinerja keseluruhan yang sangat baik dengan banyak bulan yang mencatatkan return positif tinggi. Sementara itu, tahun-tahun seperti 2018 dan 2022 cenderung lebih bergejolak dengan banyak penurunan tajam.
Analisis Rata-rata dan Median
Jika kita menghitung rata-rata dan median dari return bulanan untuk semua tahun, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang tren umum.
Dari tabel ini, kita bisa melihat bahwa bulan November secara historis memiliki rata-rata return yang sangat tinggi (+45,10 persen), sedangkan Juni cenderung lebih volatil dengan rata-rata return negatif (-1,73 persen).
Daftar Entry dan Exit untuk Trading BTC Optimal
Nah, melalui perhitungan sederhana terhadap data return bulanan Bitcoin itu dan data nilai rata-ratanya, kita bisa mendapatkan informasi apik soal entry dan exit optimal dengan dua pendekatan berbeda, yakni secara musiman dan secara tren historis. Tabel di bawah ini adalah daftar entry dan exit dalam dalam konteks trading BTC optimal.
Pendekatan Musiman
Untuk entry optimal, berdasarkan data historis, Januari dan Februari menunjukkan rata-rata return positif yang cukup tinggi. Jadi, membeli Bitcoin pada akhir Desember atau awal Januari bisa menjadi strategi yang baik.
Untuk exit, November menunjukkan rata-rata return tertinggi, sehingga menjual Bitcoin pada akhir Oktober atau awal November bisa menjadi waktu yang optimal untuk menjual.
Pendekatan Tren Historis
Menggunakan data tren historis, kita bisa mempertimbangkan untuk masuk ke pasar setelah periode penurunan yang signifikan, misalnya setelah penurunan besar di bulan September (-3,12 persen rata-rata).
Sedangkan untuk aksi profit taking, keluar dari pasar setelah periode kenaikan yang signifikan, seperti setelah kenaikan di Oktober (+21,31 persen rata-rata) atau November (+45,10 persen rata-rata).
Kelebihan dan Kekurangan Dua Pendekatan Itu
Kedua pendekatan ini memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda dalam mengidentifikasi waktu yang optimal untuk “entry” (membeli) dan “exit” (menjual) di pasar Bitcoin yang volatil. Mari kita bandingkan keduanya.
Pendekatan Musiman
- Basis: Pendekatan ini didasarkan pada pola musiman dalam data historis return bulanan Bitcoin.
- Entry: Membeli Bitcoin pada akhir Desember atau awal Januari, karena bulan Januari dan Februari cenderung memiliki rata-rata return positif yang tinggi.
- Exit: Menjual Bitcoin pada akhir Oktober atau awal November, karena bulan November memiliki rata-rata return tertinggi.
- Kelebihan: Pendekatan ini sederhana dan mudah diikuti karena hanya bergantung pada pola musiman.
- Kekurangan: Pola musiman bisa berubah dan tidak selalu konsisten dari tahun ke tahun. Faktor eksternal dan perubahan pasar bisa mempengaruhi hasil.
Pendekatan Tren Historis
- Basis: Pendekatan ini didasarkan pada analisis tren historis return bulanan Bitcoin, dengan fokus pada periode penurunan dan kenaikan yang signifikan.
- Entry: Membeli Bitcoin setelah periode penurunan yang signifikan, seperti setelah penurunan besar di bulan September (-3,12 persen rata-rata).
- Exit: Menjual Bitcoin setelah periode kenaikan yang signifikan, seperti setelah kenaikan di bulan Oktober (+21,31 persen rata-rata) atau November (+45,10 persen rata-rata).
- Kelebihan: Pendekatan ini lebih responsif terhadap tren pasar dan dapat memanfaatkan periode volatilitas tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
- Kekurangan: Memerlukan analisis yang lebih mendalam dan pemantauan pasar yang lebih sering. Risiko kesalahan interpretasi tren bisa lebih tinggi.
Secara umum, pendekatan musiman lebih cocok bagi investor yang mencari metode sederhana dan tidak ingin terlalu sering memantau pasar. Di sisi lain, pendekatan tren historis lebih cocok bagi mereka yang siap untuk melakukan analisis mendalam dan responsif terhadap perubahan pasar.
Sorotan: Mengapa Juni Bukan Waktu Tepat untuk Entry?
Dari tabel nilai rata-rata return di atas, jikalau diperhatikan, sekilas pada Juni adalah waktu yang tepat untuk entry, karena bernilai negatif (-1,73 persen), lalu diikuti tren naik positif setelahnya, misalnya, bulan Juli, Oktober, dan November cenderung menunjukkan return positif yang cukup kuat.
Kita pun bisa melihat bahwa ada bulan-bulan setelah Juni yang cenderung menunjukkan tren naik positif, seperti Juli, Oktober, dan November. Misalnya, pada tahun 2020, bulan Juli (+24,03 persen), Oktober (+27,7 persen), dan November (+42,95 persen) semuanya menunjukkan return positif yang signifikan.
Meskipun ada bulan-bulan dengan return positif setelah Juni, pola ini tidak konsisten setiap tahun dan kurang dapat digunakan untuk trading BTC optimal, karena ada tahun-tahun di mana return bulan Juli atau Agustus negatif, seperti pada tahun 2018 (-9,27 persen di bulan Agustus) dan 2019 (-6,59 persen di bulan Juli).
Jadi, memilih waktu entry berdasarkan return bulan yang cenderung negatif, seperti Juni, bukanlah strategi yang optimal. Sebaiknya, kamu dapat memilih bulan dengan return positif yang lebih konsisten seperti Januari, Februari, atau November untuk meningkatkan peluang mendapatkan keuntungan.
Berdasarkan data historis, ada potensi untuk mendapatkan return positif jika melakukan “entry” di bulan Juni dan memegang investasi hingga bulan-bulan setelahnya seperti Juli, Oktober, atau November. Namun, karena volatilitas yang tinggi dan pola yang tidak konsisten, penting untuk mempertimbangkan faktor risiko dan melakukan analisis tambahan sebelum membuat keputusan investasi.
Penting untuk diingat bahwa meskipun strategi berdasarkan data historis dan musiman bisa memberikan panduan, pasar Bitcoin sangat volatil dan dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal yang sulit diprediksi. Oleh karena itu, selalu bijaksana untuk melakukan analisis tambahan dan mempertimbangkan faktor risiko sebelum mengambil keputusan investasi dan meraih trading BTC optimal. [ps]