Pasar Kripto dan Pasar Saham Menanti Data Pekerjaan AS Jumat Ini, Dolar Semakin Melemah

Pasar saham dan kripto tampaknya sedang menanti data terbaru soal tingkat penggangguran bulanan AS, yang diumumkan pada Jumat ini. Diperkirakan akan turun tipis atau sama seperti sebelumnya, sementara dolar menunjukkan tren melemah.

Data itu data bulanan yang diumumkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang dijadwalkan pada Jumat (5/7/2022). Sementara pasar saham dan pasar kripto terpantau merunduk, dengan harga Bitcon gagal bertahan di atas US$24 ribu dengan tren relatif sideways.

Tingkat pengangguran yang rendah adalah cerminan efektifnya kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga sejak awal tahun 2022 ini dan sedikit dovish pada Juli 2022, hanya 5 basis poin tidak lebih besar daripada Juni 2022.

Pasar Kripto
Pasar kripto sejauh ini masih bertahan di US$1 triliun, karena aksi jual masih terhitung kecil.

Pada Januari 2022 tingkat pengangguran mencapai 4 persen, lalu turun menjadi 3,6 persen pada April 2022. Angka yang sama ditemukan pada Juni dan Juli 2022. Pengumumanan data bulanan pada Jumat ini adalah pengumuman pertama di awal bulan yang akan menentukan akumulasi data pada akhir Agustus 2022 dan menjadi data acuan oleh The Fed pada FOMC September 2022 mendatang.

“Tingkat pengangguran AS tidak berubah di kisaran 3,6 persen pada Juni 2022, sama seperti dalam tiga bulan sebelumnya, tetap terendah sejak Februari 2020 dan sesuai dengan ekspektasi pasar. Jumlah pengangguran turun 38 ribu menjadi 5,912 juta, sedangkan tingkat penyerapan tenaga kerja turun 315 ribu menjadi 158,111 juta. Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja turun tipis menjadi 62,2 persen di bulan Juni dari 62,3 persen di bulan Mei,” tulis Trading Economics berdasarkan data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Per 1 Agustus 2022, Trading Economics memproyeksikan tingkat pengangguran di AS Serikat menjadi 3,50 persen pada akhir kuartal ini.

“Dan dalam jangka panjang, menjadi sekitar 3,60 persen pada 2023 dan 3,80 persen pada 2024,” sebut Trading Economics.

Berdasarkan satu metriks itu saja, indeks dolar (DXY), sudah terlebih dahulu merespons, dengan penurunan masif sebelumnya.

Per Senin (1/8/2022), dolar berada di tingkat terendah tiga minggu, karena pasar terus bertaruh bahwa The Fed tidak terlalu memperketat kebijakannya, karena ekonomi AS berisiko mengalami resesi buruk.

DXY memang turun 0,1 persen lebih rendah menjadi 105,89, tergelincir kembali ke terendah Jumat di 105,53, tingkat yang tidak terlihat sejak 5 Juli.

Pada time frame harian, berdasarkan indikator SuperTrend, aksi jual dolar mungkin tak terhindarkan, karena sudah memunculkan sinyal “sell” pada hari ini, ketika DXY berada di 105,6, turun jauh dari tertinggi lokal, 109 pada 14 Juli 2022.

indeks dolar AS

Jika dolar terus turun, maka ini dapat menguntungkan pasar saham dan pasar kripto, karena likuiditas dolar semakin banyak.

Tekanan terhadap dolar sejak 18 Juli 2022 saja sudah mencerminkan sentimen positif di kedua pasar yang kerap berelasi positif itu.

Pasar saat ini memperkirakan sekitar 31 persen kemungkinan The Fed akan mempertahankan laju kenaikan suku bunga 75 basis poin saat ini pada pertemuan berikutnya, pada 21 September, dengan peluang 69 persen untuk kenaikan setengah poin yang lebih kecil.

Pasar tampaknya bertaruh The Fed telah melakukan bagian terbesar dari tugasnya untuk melawan inflasi dan akan menerima data aktivitas ekonomi yang melambat,” jelas Taylor Nugent, Ekonom di NAB Sydney, dilansir dari India Times. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait