Penjelasan Sistem Stablecoin di Cardano (ADA) yang Dikhawatirkan Publik

Pasca diluncurkannya mekanisme smart contract di blockchain Cardano (ADA) pada tahun lalu, harapan adanya stablecoin Cardano ini tak memudar. Adalah WingRiders yang menyediakan mekanisme itu, tetapi sulit menjawab kekhawatiran publik soal keamanannya.

Stablecoin di blockchain Cardano adalah salah satu cara agar use case teknologi ini dan tentu saja kripto ADA semakin luas. Hanya saja, pengembang dan pengguna berhadapan dengan teknologi tepat guna yang bisa diterapkan, apakah berjenis algoritmik (berbasis kode) seperti Terra USD atau punya underlying asset asli seperti yang diklaim oleh Tether untuk USDT.

Pun karena stablecoin selayaknya pelabuhan dalam perdagangan kripto untuk mengamankan aset kripto yang sangat volatil dan sebagai acuan utama investasi, stablecoin punya andil besar untuk menaikka pamor para pengembang dan investor di baliknya. Sebut saja misalnya USDC yang dikebut oleh Circle, di sana ada Coinbase dan Bitman sebagai “sponsor” awal. Belakangan ada perusahaan raksasa BlackRock masuk di sana sebagai investor baru.

Nah, karena ekosistem Cardano baru masuk babak baru setelah ada smart contract, usaha penerbitan stablecoin untuk Cardano lebih pada cara praktis saja.

Itulah yang sekarang disediakan oleh  WingRiders, DeFi di Cardano yang memungkinkan siapa saja menerbitkan stablecoin di Cardano. Alih-alih membuat sendiri algoritma aslinya, WingRiders sekadar membuat sistem “wrapped” dari stablecoin yang sudah ada, yakni USDC dan USDT. Cara ini serupa dengan cara kerja WBTC (Wrapped BTC) yang merupakan tokenisasi terhadap BTC yang asli, sehingga bisa ditransaksikan di blockchain yang berbeda.

Stablecoin di Cardano (ADA)

Stablecoin berbasis Cardano telah lama ditunggu-tunggu oleh komunitas yang tertarik pada ekosistem ini, karena jenis aset ini adalah landasan ekosistem berbasis blockchain yang bertindak sebagai jembatan antara aset fiat dan digital.

Seperti yang dicatat oleh pendiri ekosistem kripto, Sebastien Guillemot, platform DeFi yang baru-baru ini dirilis, Wingriders, menawarkan stablecoin bernilai US$7 juta. Menurut pengembang, siapa pun dapat “membungkus” (wrap) USDC dan USDT mereka di Cardano hanya dengan menggunakan dua bridge, yakni Nomadxyz dan Milkomeda. Kedua proyek yang memungkinkan penggunaan stablecoin di Cardano terbuka untuk semua pengguna.

Beberapa pecinta Cardano menyatakan keprihatinan mereka dengan menggunakan sistem jembatan ini, karena bisa saja membawa lebih banyak risiko selama proses transfer dan kurang ramah pengguna.

Tetapi, Guilemot menjelaskan tentang stablecoin algoritmik yang banyak digunakan oleh penggemar kripto lain, karena mereka membawa risiko mereka sendiri, juga tergantung pada mekanisme perubahan.

Stablecoin algoritmik adalah salah satu jenis aset paling umum di pasar crypto, karena menawarkan solusi yang mudah digunakan yang diterima oleh banyak bursa kripto baik CEX ataupun DEX.

Tetapi, sebelum menggunakan setiap algoritma, lebih baik untuk mengetahui jenis mekanisme yang digunakannya karena konfigurasi yang salah dalam kode, dapat membawa berbagai risiko bagi penggunanya dan bahkan menyebabkan decoupling.

Terungkap! Pengguna Coinbase Menahan Lebih Lama Cardano (ADA) dan Shiba Inu (SHIB) Miliknya Dibandingkan Kripto Lain

Lihatlah pada tahun 2021, lalu tidak sedikit yang mengkritik stablecoin terbesar saat ini, Tether, yang digunakan pada tiga blockchain, yakni Tron, Ethereum, dan Omni. Perhatian utama pengguna crypto adalah fakta bahwa tidak jelas apakah Tether memegang dokumen yang sahih yang menjadi asas aset dari stablecoin mereka itu.

Jadi, jika memang penggunaan WingRider sangat popular untuk menerbitkan stablecoin (versi wrapped) di Cardano, maka USDT, USDC dan UST (Terra) terus mendominasi, dengan prakiraan nilai pasar gabungan, sekitar US$155 miliar. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait