Polisi Australia Ringkus Pelaku Pencucian Uang Bermodus Crypto Setara Rp2,2 Triliun

Polisi di Australia telah menangkap tujuh individu yang terhubung dengan perusahaan remitansi yang dikendalikan oleh sindikat Tiongkok yang dituduh melakukan pencucian uang sebesar AU$228 juta (US$144 juta) dalam mata uang fiat ilegal dan kripto.

Operasi yang diberi nama Avarus-Nightwolf melibatkan lebih dari 300 petugas polisi yang melakukan 20 surat perintah penggeledahan di seluruh daratan Australia.

Para petugas telah menyita lebih dari AU$50 juta (US$32 juta) dalam bentuk properti, kendaraan mewah, dan barang mewah, dikutip dari Protos.

Pencucian Uang dengan Menggunakan Kripto

Pertukaran mata uang Changjiang senilai miliaran dolar dikatakan dioperasikan secara rahasia oleh sindikat Long River.

Menurut Kepolisian Federal Australia (AFP), uang yang dicuci oleh Changjiang Currency Exchange terkait dengan eksploitasi aplikasi investasi bernama MetaTrader, dan platform lain yang berurusan dengan pertukaran valuta asing dan cryptocurrency.

Perusahaan ini telah mengelola lebih dari AU$10 miliar (US$6,3 miliar) dalam tiga tahun terakhir.

Meskipun sebagian besar dana yang dikelolanya diduga legal, AFP mengklaim bahwa setidaknya AU$228 juta berasal dari penipuan, pencucian uang, perdagangan barang ilegal, dan kejahatan kekerasan.

Operasi Avarus-Nightwolf dan Operasi Wickham didirikan pada bulan Agustus 2022 untuk menyelidiki sindikat ini.

AFP pertama kali memperhatikan perusahaan remitansi ini setelah meng-update dan membuka toko baru di Sydney selama masa lockdown COVID-19.

Asisten Komisaris Stephen Dametto mengatakan bahwa penyelidikan ini rumit karena “sindikat yang diduga ini beroperasi di depan mata dengan toko yang bersih di seluruh negeri dan mereka tidak beroperasi di balik layar seperti organisasi pencucian uang lainnya,” ujarnya.

Changjiang Currency Exchange juga menawarkan saran hukum anti pencucian uang kepada pelanggan dalam upaya untuk tampak patuh hukum. Mereka bahkan mempekerjakan mantan menteri pemerintah untuk mempromosikan perusahaan tersebut.

Mantan menteri Gary Hardgrave mengatakan kepada Australian Financial Review,

“Saya dipekerjakan untuk membantu mempromosikan bisnis tersebut. Saya tidak terlibat dalam operasi sehari-hari perusahaan,” ujarnya.

Tujuh individu yang dituntut atas pencucian uang tersebut diharapkan muncul di Pengadilan Magistrat Melbourne pada hari Kamis (26/10/2023). [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait