Prediksi Pendapatan Microsoft yang Buruk Pangkal Koreksi Harga Bitcoin?

Harga Bitcoin (BTC) mengalami koreksi back-to-back pertama sejak awal tahun 2023, menyusul prospek revenue yang buruk dari perusahaan teknologi Microsoft Corp. yang merusak sentimen investor yang lebih luas.

Aset crypto terbesar, BTC turun sebanyak 2,5 persen dan diperdagangkan pada sekitar US$22.380 pada pukul 9:26 pagi di Singapura pada hari Rabu setelah turun lebih rendah pada jam AS. 

Berbagai koin crypto yang lebih kecil, dari Ether hingga Cardano juga terperosok ke zona merah.

Aset digital adalah di antara banyak investasi yang melonjak pada awal tahun 2023 dengan taruhan bahwa bank sentral akan memperlambat atau bahkan membalikkan kenaikan suku bunga di bulan-bulan mendatang. 

Tapi sikap optimis rentan terhadap pembalikan, misalnya jika Federal Reserve pada pertemuan kebijakan minggu depan melawan ekspektasi kebijakan dovish dalam perjuangan melawan inflasi yang sedang berlangsung.

Kekecewaan atas perkiraan Microsoft meluas ke koreksi harga aset crypto seperti Bitcoin, yang masih berkorelasi cukup kuat dengan saham teknologi, menurut analis pasar di IG Australia Pty, Tony Sycamore. Demikian dikutip media bisnis dan finansial Bloomberg.

“Dengan aset berisiko, hampir seperti mencoba menahan bola di bawah air sepanjang tahun ini. Pasar sekarang berubah pikiran tentang seberapa jauh untuk mendorong mereka,” katanya.

Ledakan short covering yang kemungkinan membantu mendorong lonjakan 36 persen dalam Bitcoin bulan ini juga mungkin mereda, kata CEO platform perdagangan sosial Alpha Impact, Hayden Hughes.

“Harga mulai membalikkan diri karena dana lindung nilai masuk kembali ke posisi pendek setelah libur akhir pekan,” katanya.

Katie Stockton, pendiri Fairlead Strategies LLC, sebuah firma riset yang berfokus pada analisis teknis, melihat resistensi yang signifikan untuk Bitcoin di sekitar US$25.000. 

Angka itu adalah level crypto terakhir di bulan Agustus.

Stockton mengatakan dalam catatan minggu ini bahwa dia adalah jangka menengah netral dengan kembalinya kondisi overbought untuk Bitcoin.

Bitcoin dan ukuran 100 aset crypto teratas keduanya turun lebih dari 60 persen tahun lalu, dirugikan oleh kenaikan biaya pinjaman dan serangkaian ledakan crypto. Nilai pasar keseluruhan token digital telah pulih sekitar US$250 miliar pada bulan Januari, menurut data CoinGecko.

Namun, melansir Liputan6, hari ini,  Bitcoin telah meningkat lebih dari 37 persen sejak awal 2023 dan sedang menuju ke arah pengembalian bulanan terbaiknya sejak Oktober 2021. 

Para analis menyebut melemahnya dolar, ekspektasi inflasi, dan dukungan pembelian institusional menjadi penyebab reli harga Bitcoin.

Dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (25/1/2023) Bitcoin, saat ini berpindah tangan di kisaran US$23.000 hingga US$22.000. Diraihnya level ini, membuat Bitcoin diperdagangkan pada level tertinggi sejak Agustus 2022. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait