Pencucian uang kini menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi industri kripto. Di dunia yang semakin terhubung, peretasan yang melibatkan crypto terus meningkat, dengan dana yang dicuri bergerak dengan kecepatan luar biasa.
Sebuah riset terbaru yang dipublikasikan oleh perusahaan analitik blockchain asal Swiss, Global Ledger, mengungkapkan fakta mengejutkan tentang bagaimana para peretas kini bergerak jauh lebih cepat dalam mencuci uang yang mereka curi.
Laporan ini tak hanya menyoroti angka-angka kerugian yang mengkhawatirkan, tetapi juga memperlihatkan betapa lambannya sistem anti-pencucian uang (AML) dalam mengikuti kecepatan pergerakan dana yang sudah dicuri.
Proses Pencucian Kripto Semakin Cepat
Global Ledger mengungkapkan bahwa lebih dari US$3,01 miliar telah dicuri melalui 119 peretasan pada paruh pertama 2025, angka yang bahkan melebihi kerugian sepanjang tahun 2024. Namun, yang mengkhawatirkan bukan hanya volume, tetapi juga kecepatan pencucian uang yang semakin cepat.
Para peneliti melacak pergerakan dana melalui mixers, bridges, dan crypto exchange terpusat (CEX), dan menemukan bahwa pencucian uang menggunakan kripto kini bisa terjadi dalam waktu singkat—seringkali bahkan sebelum peretasan itu diumumkan ke publik.
“Hacker bergerak lebih cepat, sering kali mencuci dana bahkan sebelum insiden tersebut diketahui publik. Pergerakan dana tercepat oleh peretas pada paruh pertama 2025 hanya membutuhkan waktu 4 detik,” tulis peneliti pada laporan tersebut.

Dalam lebih dari 23 persen kasus, pencucian uang sudah sepenuhnya selesai sebelum korban menyadari peretasan yang terjadi. Kecepatan ini menunjukkan tantangan besar bagi otoritas dan exchange dalam mengatasi masalah ini.
CEX Sebagai Titik Masuk Utama Peretas
Riset ini juga mengungkapkan bahwa sekitar 15,1 persen dari seluruh kripto yang berhasil dicuci pada paruh pertama 2025 melewati bursa terpusat (CEX), yang menjadi titik masuk utama bagi peretas.
Meskipun banyak bursa kripto yang telah memperketat mekanisme AML, kenyataannya mereka hanya memiliki waktu 10-15 menit untuk memblokir transaksi mencurigakan sebelum dana hilang.

Pada tahun 2025 sendiri, CEX bertanggung jawab lebih dari 50 persen dari kerugian yang terjadi—angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan eksploitasi smart contract atau peretasan wallet crypto pribadi.
“CEX tetap menjadi target yang paling menarik bagi para peretas sebagai titik kegagalan tunggal dengan nilai tinggi, yang berkontribusi sebesar 54,26 persen dari total kerugian,” sebagaimana tercantum pada riset tersebut.

Bursa tetap menjadi target utama bagi para penjahat siber. Peneliti menyarankan agar CEX beralih dari sistem compliance berbasis tiket yang lama ke pemantauan dan respons otomatis secara real-time.
Kecepatan peretas yang semakin meningkat memaksa CEX untuk memiliki sistem yang dapat mendeteksi dan menghentikan aktivitas ilegal dengan kecepatan yang setara mengingat pencucian uang kini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari lima menit.
Tanggung Jawab CEX Semakin Berat
Di tengah meningkatnya kecepatan serangan ini, pemerintah mulai menerapkan regulasi yang lebih ketat. Salah satunya adalah GENIUS Act, yang baru saja disahkan menjadi undang-undang oleh Presiden AS, Donald Trump.
Regulasi tersebut menambah tekanan pada CEX dan penyedia layanan aset virtual (VASPs) untuk mematuhi persyaratan anti-pencucian uang (AML) yang lebih ketat dan mempercepat respons mereka terhadap transaksi mencurigakan.
Peran CEX sangat penting dalam menjaga keamanan pasar. Jika pencucian uang terus berkembang, industri ini berisiko kehilangan kredibilitas di mata publik dan regulator. Oleh karena itu, respon yang cepat sangat krusial agar peretas tidak menguasai dana yang mereka curi. [dp]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.