Robert Kiyosaki: Beli Bitcoin, Emas dan Perak untuk Hadapi Potensi Badai Resesi

Robert Kiyosaki, investor dan penulis buku Rich Dad Poor Dad, lagi-lagi menyarankan untuk membeli Bitcoin (BTC), emas dan perak untuk menghadapi potensi badai resesi di masa mendatang.

WIley COYOTE moment coming. Biggest Bubble Bust coming. Baby Boomer’s retirements to be stolen. $10 trillion in fake money spending ending. Government, Wall Street & Fed are thieves. Hyper-inflation Depression here. Buy gold, silver, Bitcoin before the coyote wakes up,” katanya di Twitter, Sabtu (16/4/2022).

Kiyosaki mengumpamakan situasi ekonomi global saat ini, khususnya dampak kebijakan Bank Sentral AS berikutnya, seperti adegan film animasi, di mana karakter Wile E. Coyote yang lari dari tebing, melihat ke bawah dan menyadari bahwa dia sedang menapak udara dan siap jatuh ke jurang.

Patut dicatat, bahwa Kiyosaki adalah salah seorang dari sekian banyak investor yang sukses memproyeksikan resesi ekonomi global tahun 2008 yang berpangkal di Amerika Serikat.

Saking ragunya Kiyosaki dengan resep The Fed untuk menekan laju inflasi pada tahun ini, dia malah meramalkan akan terjadi resesi lagi dan potensi munculnya badai hiperinflasi dan depresi. Dua kondisi terakhir ini terakhi dihadapi AS pada tahun 1930-an, ketika suku bunga bank sangat murah dan banyak warga meminjam uang untuk berinvestasi ke pasar saham.

Sebelumnya, Kiyosaki berpendapat Presiden Joe Biden yang bertanggungjawab atas inflasi yang mencapai lebih dari 8,5 persen secara year-on-year, terburuk sejak 40 tahun. Ia menghimbau investor untuk menimbun emas, perak, BTC, Ether (ETH) dan Solana (SOL) sebagai persiapan menghadapi pecahnya perang dunia ketiga.

Pada bulan Januari, Kiyosaki berkata akan membeli Bitcoin, walaupun kelak harganya terus tertekan hingga US$20 ribu.

Menurutnya, lebih baik membeli Bitcoin sebanyak mungkin sekarang, sebab dolar mulai mati. Seiring runtuhnya dolar, yang penting adalah seberapa banyak emas, perak dan Bitcoin yang dimiliki investor.

Apa yang di pikiran Kiyosaki selaras dengan pandangan beberapa pihak. Bank of America pekan lalu memproyeksikan datangnya resesi, karena kebijakan The Fed untuk mengurangi pembelian aset dan akan menaikkan suku bunga acuan berkali-kali secara agresif pada tahun ini, akan meruntuhkan pasar saham dan kripto bisa mengambil alih.

Bank of America: Potensi Resesi Semakin Besar, Kripto Bisa Menguat Kalahkan Saham

Gerald Celente, Direktur Trends Research Institute sebelumnya mengatakan, bahwa emas, perak dan Bitcoin memang akan terus turun ketika suku bunga naik, tetapi ekonomi juga akan turun, sehingga mereka akan turun sementara dan kemudian mereka akan meningkat dengan sangat cepat ketika orang-orang menyadari betapa buruknya situasi ekonomi,” kata Celente.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin berturut-turut pada awal Mei dan Juni 2022. Ini adalah langkah agresif bank sentral itu untuk melawan inflasi akibat pandemi dan kenaikan harga energi dampak perang Rusia-Ukraina.

The Fed dituding berkali-kali sejak sebelum pandemi, sangat serba terlambat untuk mengatasi inflasi karena tetap dengan kebijakan suku bunga rendah dan pelonggaran kuantitatifnya. Kini dengan kebijakan baru yang disebut agresif, yang digelar adalah pengetatan kuantitatif guna menarik dolar dari pasar dan menguatkan nilai dolar.

Kebijakan yang sangat agresif dan telat disebut-sebut justru tidak menyelamatkan ekonomi dari inflasi yang jauh lebih besar dan pada muaranya The Fed harus menyuntikkan dolar lagi untuk penyelamatan. Hal senada juga terjadi di Inggris dan Uni Eropa.

Dinamika ekonomi makro ini memaksa IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan global dunia menjadi 4,4 persen pada tahun ini, sebagai cermin ketidakpastian.[ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait