Rusia Akan Hukum Berat Orang yang Bantu Pencucian Uang Terkait Kripto

Rusia akan menargetkan para warganya yang terbukti membantu para penjahat kripto melakukan pencucian uang.

Di Moskow, memang cukup marak kasus kejahatan kripto seperti penipuan (scam) yang merugikan banyak sekali korban, di dalam maupun luar negeri.

Orang-orang yang membantu para penipu melakukan pencucian uang, atau disebut dengan dropper, akan mulai ditargetkan oleh Rusia dan akan dipenjarakan.

Hukuman Berat Bagi Orang yang Bantu Pencucian Uang 

Berdasarkan laporan Bitcoin News, Kementerian Dalam Negeri Federasi Rusia (MVF) dan lembaga keamanan lain ingin memperkenalkan aturan yang dapat memberikan hukum berat bagi warga yang membantu para penipu kripto.

Pejabat hukum di Moskow diketahui telah banyak menerima permintaan untuk mengukum para dropper, yang secara sadar atau tidak telah membantu melancarkan aksi para penipu.

Sekadar informasi, dropper biasanya membantu para penipu untuk melakukan pencucian uang atas aset kripto ilegal, yang biasanya diterima ke rekening bank atau dompet kripto mereka.

Pada intinya, dropper akan mendapatkan sejumlah keuntungan materi karena membantu para penjahat kripto mencairkan aset curian mereka, sehingga Rusia berniat untuk menghukum para dropper dengan berat.

“Pihak berwenang ingin memperkenalkan pertanggungjawaban pidana atas tindakan tersebut [menjadi dropper]. Jika itu terjadi, para dropper bisa dikenakan [hukuman] antara empat dan tujuh tahun penjara,” ujar Roman Bubnov, Wakil Kepala Departemen dan Kontrol Prosedural di Departemen Investigasi MVD.

Selain itu, Kementerian Dalam Negeri juga mengusulkan dropper sebagai sebuah pelanggaran yang terpisah, namun tetap dengan konsekuensi yang berlimpah.

Memang, saat ini Rusia belum memiliki regulasi yang mengatur kripto secara komprehensif.

Namun rancangan undang-undang baru terkait kripto akan segera disahkan tahun ini, yang memuat hukuman untuk penerbitan aset keuangan digital yang tidak sah, yang telah diajukan ke Duma Negara, majelis rendah parlemen Rusia.

Di sisi lain, rubel digital tampaknya menjadi satu-satunya “uang digital” yang akan digunakan di Rusia, setelah bank sentral menentang adanya penggunaan stablecoin pribadi.

Itu dikhawatirkan mengganggu posisi rubel di dalam negeri, serta mengandung risiko nilai yang “tidak sepenuhnya stabil.” [st]

 

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait