Sam Bankman-Fried Diperiksa Polisi Bahama dan Mengaku Tak Kabur ke Argentina

Skandal FTX masih belum berakhir, saat CEO perusahaan, Sam Bankman-Fried, diinterogasi terkait dana keluar misterius dari dompet perusahaan.

Skandal FTX dimulai sejak hari minggu pekan lalu (6/11/2022), saat CEO Binance mengumumkan akan melikuidasi kepemilikkan token asli FTX (FTT) perusahaan.

Hal tersebut memicu gelombang kepanikan karena investor khawatir, FTX akan bernasib sama seperti Terra LUNA dan Celsius Network. Dan akhirnya itu terbukti benar.

Pada hari Jumat (11/11/2022), FTX mengajukan kebangkrutan ke pengadilan AS, bersama dengan beberapa perusahaan di bawahnya, salah satunya adalah Alameda Research.

Sam Bankman-Fried Diperiksa Polisi Bahama

Berdasarkan laporan The Street, sehari setelah pengajuan kebangkrutan FTX, Sam Bankman-Fried (SBF) yang tinggal di Bahama, langsung diinterogasi oleh polisi setempat.

Interogasi dilakukan karena adanya kecurigaan atas aset kripto senilai ratusan juta dolar AS yang mengalir keluar dari dompet kripto FTX internasional dan FTX AS.

Sekedar informasi, tiga regulator AS, yakni SEC, CFTC dan Departemen Kehakiman juga telah membuka penyelidikan terhadap FTX.

Selain itu, ada rumor mengatakan bahwa SBF telah ditangkap, atau dia tengah mencoba melarikan diri ke Argentina atau Dubai.

Namun, SBF dengan cepat membantah rumor tersebut, dengan mengatakan bahwa dirinya masih berada di Bahama.

“Menyelidiki kelainan dengan pergerakan dompet terkait dengan konsolidasi saldo FTX di seluruh bursa, [adalah] fakta yang tidak jelas karena pergerakan lainnya tidak jelas. [Kami] Akan membagikan lebih banyak info segera setelah kami memilikinya,” ujar Ryne Miller, Penasihat Umum di FTX AS.

Ryne pun menjelaskan bahwa perusahaan saat ini sedang melakukan segala cara untuk melindungi aset yang tersisa dan membatasi dampak kerusakan.

Dalam upaya tersebut, FTX memilih untuk menghentikan fungsi perdagangan dan penarikan, serta memindahkan sebanyak mungkin aset kripto yang dapat diidentifikasi ke dompet kustodian yang baru.

Ryne pun mengklaim bahwa, “akses tidak sah” benar terjadi pada dompet kripto perusahaan. Kemungkinan, ia tengah mengonfirmasi kabar terjadinya peretasan pada dompet kripto FTX.

Identitas Akun Terkait Peretas Telah Terendus

Di sisi lain, seorang sumber mengatakan pada hari Jumat (11/11/2022) bahwa, ada sekitar US$1 milyar dana pengguna platform FTX yang menghilang.

Straits Time melaporkan bahwa, Sam Bankman-Fried telah memindahkan US$10 milyar dana pengguna FTX ke Alameda Research.

Hal itu telah dikonfirmasi oleh Ryne, dengan mengatakan bahwa dana tersebut dipindahkan ke cold storage untuk mengurangi dampak transaksi yang tidak sah, alias dari aksi peretasan.

“Kami dapat mengonfirmasi bahwa tim kami mengetahui identitas akun yang terkait dengan peretasan FTX yang sedang berlangsung, dan kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan penegak hukum untuk memastikan mereka memiliki semua yang mereka butuhkan untuk menyelidiki masalah ini secara memadai,” ujar tim bursa kripto Kraken. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait