Sejumlah Peluang Bitcoin Menembus US$20 Ribu

Brian Kelly, CEO BKCM dalam sebuah acara di CNBC kemarin, (10/04) mengungkapkan, berdasarkan sejumlah data, Bitcoin berpeluang naik kembali menembus harga tertinggi Bitcoin sepanjang masa, yaitu US$20 ribu di pertengahan Desember 2017 silam.

Berdasarkan penelusuran Blockchainmedia.id dari Coinmarketcap, sepanjang tahun 2019 Bitcoin tampil perkasa dengan pertumbuhan hingga 29 persen. Pada 1 Januari 2019 Bitcoin bertengger di US$3.746 dan hari ini, Rabu (11/04) di US$5.217. Level terakhir ini pernah terjadi pada 12 Oktober 2017, sekitar dua bulan sebelum menuju harga tertingginya. Level serupa pernah terjadi pada medio November 2018.

Dalam rentang satu tahun, Bitcoin memang belum menembus US$6.844, sehingga investor belum merasakan laba yang signifikan. Akan tetapi, dalam periode 3 bulan, cuan yang tercetak mencapai 53.7 persen, dari level terendahnya, yakni US$3.400 di awal Februari 2019.

Level transaksi Bitcoin hari ini pernah terjadi pada  2017. Lalu, ada sejumlah penyebab naiknya harga Bitcoin akhir-akhir ini, termasuk aspek fundamental yang meningkat. Jumlah address Bitcoin yang aktif pun bertambah sejak Januari 2019 yang mencapai 26 persen. Singkatnya ada peningkatan aktivitas di jaringan Bitcoin. Kemudian kita menyaksikan juga pengguna layanan Fidelity Investment yang menyasar korporat untuk membeli dan menjual Bitcoin. Hal lainnya adalah produk Bitcoin Berjangka (futures) di CME yang semakin diminati juga oleh kalangan korporat,” kata Kelly.

Menjawab pertanyaan CNBC, apakah Bitcoin mampu naik lebih tinggi, Kelly mengacu pada siklus dua tahunan di harga Bitcoin.

“Pada tahun 2020 suplai Bitcoin akan berkurang separuh (reward halving/halving day). Bitcoin memiliki siklus dua tahunan, yaitu satu tahun sebelum dan satu tahun setelah (reward halving) itu. Jadi, Bitcoin secara historis dalam siklus dua tahunan itu harganya naik, khususnya ketika investor institusi juga ikut masuk. Jadi, saya pikir Bitcoin akan mampu menembus puncak tertinggi sepanjang masa (US$20 ribu),” jelasnya. [cnbc.com/vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait