Siapakah John J Ray, Bos FTX Baru yang Diduga Terlibat Insider Trading?

Bursa kripto FTX.com pimpinan Sam Bankman-Fried, resmi menyatakan bangkrut pada Jumat (11/11/2022). Menyusul pernyataan, itu ‘kursi panas’ kepemimpinan kemudian diserahkan pada John J Ray III, sosok yang punya jejak rekam dalam menangani perusahaan yang kolaps. Namun, ada cela praktik ilegal yang membayangi dirinya.

Harum Saat Menangani Skandal Enron

Sentuhan midas Ray menjadi popular ketika menangani skandal Enron. Melansir Wikipedia, skandal Enron yang muncul pada bulan Oktober 2001 adalah sebuah skandal besar yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan energi Enron, yang berbasis di Houston, Texas. 

Skandal ini juga menyeret lembaga audit dan akuntansi Arthur Andersen sehingga harus dibubarkan meskipun Arthur Andersen adalah salah satu dari lima lembaga audit dan akuntansi terbesar di dunia saat itu.

Dilansir dari AsiaMarket, Ray adalah seorang pengacara yang berbasis di Chicago yang terlibat dalam membersihkan beberapa perusahaan terburuk yang runtuh dalam sejarah AS. Dan, skandal FTX hanyalah bencana terbaru yang diambil oleh pihaknya.

John J Ray III bertanggung jawab melikuidasi operasi Enron dan mendistribusikan aset kepada kreditur. Pada tahun 2003, dia juga berhasil memimpin gugatan perdata terhadap bank yang dituduh bersekongkol dengan pejabat Enron untuk memanipulasi keuangan perusahaan.

Bank-bank tersebut termasuk Royal Bank of Scotland, Deutsche Bank dan Citigroup, dengan Enron Creditors Recovery Corp. menegosiasikan penyelesaian dengan semua institusi tertuduh.

Berkat upaya tersebut, Ray menghasilkan sekitar US$7,2 miliar yang didistribusikan kepada para kreditur.

“Ketika Ray mengambil alih Enron, litigasi terhadap bank terhenti, sebagian besar aset belum dijual, dan banyak klaim kreditur yang bersaing—senilai sekitar US$1 triliun—harus diselesaikan,” kata Ben Hallam dari The American Lawyer.

“Dalam setahun, Ray dan timnya memangkas klaim menjadi US$40 miliar, menutup penjualan CrossCountry Energy LLC dan mengkonsolidasikan kepemilikan internasional Enron yang berbeda,” imbuh Ben. 

Kasus kebangkrutan terkenal lainnya yang dipimpin John Ray III melibatkan Overseas Shipholding Group Inc., Nortel Networks Inc. dan Residential Capital.

Gebrakan John J Ray III Sejauh Ini Terkait Skandal FTX

Sebagai langkah perdana dalam peran barunya di FTX, John J Ray III mengajukan kebangkrutan Bab 11 dengan mengatakan itu adalah langkah penting dalam mengembangkan rencana untuk merestrukturisasi crypto exchange.

Itu merupakan langkah serupa yang dia lakukan saat menjabat  ketua dan presiden Enron Creditors Recovery Corp, Di mana Enron mengajukan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS pada tahun 2001.

Ray juga mengumumkan firma hukum terkemuka Sullivan dan Cromwell sebagai penasihat untuk restrukturisasi FTX, dan firma layanan profesional Alvarez & Marsal juga akan berperan sebagai penasihat dalam proses tersebut.

Dalam beberapa hari pertama Ray sebagai bos FTX, perusahaan telah dilanda penyelidikan peraturan di berbagai yurisdiksi dan laporan tentang peretasan aplikasi FTX dan dana pelanggan yang hilang sebesar US$1 miliar.

Ray mengatakan pada hari Sabtu bahwa perusahaan sedang bekerja dengan penegak hukum dan regulator untuk mengurangi masalah. Dan melakukan segala upaya untuk mengamankan aset.

FTX sendiri belum memberikan informasi apa pun kepada pengadilan pailit Delaware. Hal yang lazim dilakukan perusahaan dalam beberapa hari pertama setelah pengajuan kebangkrutan.

Menurut Jared Elias, Profesor Hukum Kepailitan di Universitas Harvard, hal tersebut adalah tanda bahwa Ray dan pengacara perusahaan masih mencoba untuk memahami operasinya dan transaksi masa lalu.

Ray tidak asing dengan restrukturisasi berprofil tinggi dan mungkin terkenal karena karyanya di Enron, yang mengajukan kebangkrutan pada tahun 2001 di tengah pengungkapan penipuan dan korupsi akuntansi yang meluas.

Cela Insider Trading yang Mengintai John J Ray III

Meski serangkaian prestasi dalam menangani perusahaan bermasalah, ada cela yang mengintai John J Ray III, yang kelak bisa menjadi masalah besar, di mana Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat atau SEC menuduh Ray terlibat dalam praktik ilegal insider trading.

Menurut laporan dari SEC, nama Ray masuk dalam daftar pelaku praktik insider tradingNama John J. Ray III didaftarkan dengan dakwaan karena upaya menutupi laporan keuangan saat berada di posisi strategis. 

Laporan tersebut menyebutkan bahwa CEO FTX yang baru memperdagangkan saham milik tiga perusahaan sambil menjalankan peran dalam memberi laporan keuangan.

Tuduhan utamanya adalah CEO FTX baru John J. Ray III adalah orang dalam perusahaan saat dia memperdagangkan sahamnya sendiri. 

Selain itu, Ray dikenai tuduhan insider trading karena dia memperdagangkan saham sebuah perusahaan saat dia menjabat sebagai direkturnya. 

Sebelumnya diberitakan, pernyataan kebangkrutan FTX menyusul gagalnya perusahaan itu mendapatkan talangan dana dari Binance setelah mengalami krisis likuiditas besar-besaran.

FTX.US, anak perusahaan FTX.com, dan perusahaan perdagangannya Alameda Research termasuk dalam pernyataan itu. Lebih dari 130 perusahaan terafiliasi lainnya ikut dinyatakan bangkrut.

“Bankman-Fried telah mengundurkan diri sebagai CEO tetapi akan tetap membantu dalam proses transisi,” tertera dalam dokumen itu yang ditandatangani langsung oleh Sam Bankman-Fried.

Sesuai dengan peraturan di Negeri Paman Sam, berdasarkan pernyataan hukum itu, kreditur dilarang secara hukum untuk mengklaim hutang atau melakukan gugatan hukum terhadap FTX. Sebaliknya, FTX memiliki waktu selama 120 hari untuk mengajukan rencana pemulihan dana ke pengadilan Distrik di Delaware.

Sebagai pengganti Bankman, John J. Ray III akan mengambil alih kepemimpinan sebagai CEO. Entitas seperti LedgerX, Express Pay, dan divisi bursa Australia dikeluarkan dari pengajuan. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait