Sukses Duduki US$12 Ribu, Bitcoin Bidik Wilayah US$13-14 Ribu

Setelah sukses menduduki US$12 ribu per BTC pada Rabu dini hari tadi, Bitcoin masih tampak kuat mencoba membidik wilayah US$13-14 ribu.

Setelah masuk di wilayah lebih dari US$12 ribu, Bitcoin resmi melampui resisten 1 September 2020 (US$11.900). Untuk melewati resisten pada 17 Agustus 2020 (US$12.300) dalam jangka pendek, sepertinya kian mudah.

Terpantau pagi ini, pukul 10:41 WIB, Bitcoin naik 3,86 persen di kisaran US$12.199 dengan capaian tertinggi dalam 24 jam terakhir di US$12.224, berdasarkan data dari Cryptocompare.com.

Gerak laju Bitcoin selama 6 bulan terakhir, tumbuh US$4.777,01 (63.78 persen). Sumber: Cryptocompare.com.

Sebelumnya, berdasarkan Bloomberg Galaxy Crypto Index, yang melacak beberapa aset kripto terbesar, juga naik, hingga 4,5 persen pada satu titik.

Rally pushes cryptocurrency to brink of $12,000

Dash dan Monero (XMR) termasuk di antara para peraih kenaikan terbesar, masing-masing naik lebih dari 5 persen.

AS Dukung Dolar Digital
Pertumbuhan selama sepekan, khususnya malam kemarin terjadi kurang dari 24 jam setelah pada Senin kemarin, IMF menggelar seminar khusus mengenai pembayaran lintas negara terkait penerbitan mata uang digital bank sentral alias CBDC.

Seminar yang bertajuk  “Pembayaran Lintas Batas, Visi untuk Masa Depan,” itu mengetengahkan sejumlah wacana untuk meningkatkan mutu pembayaran lintas negara, khususnya mengkaji manfaat dan risiko mata uang digital bank sentral alias CBDC terhadap keuangan makro.

Penerbitan Dolar Digital, The Fed: Lebih Baik Tepat daripada Cepat

Dalam pengantarnya Powell menegaskan ada manfaat yang baik dalam penerbitan dolar digital dalam konteks CBDC. Namun, dia menyiratkan bahwa pihaknya masih terus mengkaji dan mendukung dolar, tanpa terburu-terburu menerbitkan.

“Lebih penting bagi AS untuk melakukannya dengan benar, daripada menjadi yang pertama,” katanya.

Tambah Powell, melakukannya dengan benar, berarti kami tidak hanya melihat manfaat potensial dari CBDC, tetapi juga potensi risikonya.

Waspadai Volatilitas
Di tengah kenaikan cukup penting itu, trader juga harus mengantisipasi potensi terjadinya volatilitas tinggi Bitcoin.

Saat ini, satu indikator teknis menunjukkan bahwa lonjakan volatilitas yang besar sedang berlangsung. Lebar Bollinger Band Bitcoin telah turun di bawah 0,95 untuk pertama kalinya sejak tahun 2016.

Selain itu, Raoul Pal, CEO Global Macro Investor dan Real Vision Group, pada 7 Oktober 2020, mengungkapkan bahwa volatilitas Bitcoin dapat melonjak, di mana volatilitas historis 30 hari Bitcoin telah jatuh cepat dan sempat mencapai 20.

“Di masa lalu, ketika volatilitas naik 20 persen, harga melonjak 7 kali lipat. Harga Bitcoin pun naik 6 kali lipat dengan cepat ketika volatilitas mencapai 80 persen dalam beberapa bulan. Pada November 2018 penurunan tajam terjadi hanya sekali. Namun, demikian lonjakan harga tinggi bakal tiba,” kata Pal. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait