Suku Bunga The Fed Diproyeksikan Mengecil Mulai September 2022, Nasib Pasar Kripto Bisa Beruntung

Konglomerasi keuangan asal Belanda, ING Group memproyeksikan suku bunga The Fed mengecil mulai September 2022 di kisaran hanya 50 basis poin. Jika rumusan bahwa gairah beli pasar kripto adalah berkat suku bunga rendah, maka ini bisa menguntungkan Bitcoin dan kripto lain.

Pada tahun 2021, Goldman Sachs berpendapat bahwa salah satu faktor utama pasar saham dan kripto bergairah adalah karena kebijakan suku bunga rendah yang ditetapkan oleh The Fed.

Menurut perusahaan keuangan asal AS itu, suku bunga yang rendah berarti biaya untuk meminjam uang sebagai modal investasi jauh lebih murah daripada sebelumya.

“Lebih dari separuh dari semua responden sudah berinvestasi atau tertarik untuk berinvestasi kripto. Inflasi yang tinggi dan suku bunga bank rendah adalah beberapa alasan utama mereka berinvestasi di kripto,” sebut Goldman Sachs, dilansir dari Bloomberg, Rabu (21/7/2021).

Tahun 2008 hingga November 2021 adalah era suku bunga rendah yang sangat panjang. Tak heran harga Bitcoin dan kripto lain naik tinggi dalam kurun waktu itu. Hal serupa terjadi pada pasar saham.

Berbeda sejak Maret 2022, yang terjadi adalah era suku bunga tinggi. Terbaru adalah 27 Juli 2022, The Fed menetapkan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin (0,75 persen). Secara kumulatif besaran kenaikan adalah 225 basis poin sepanjang tahun ini.

Dalam perkembangannya, ada satu titik di mana The Fed memang harus mengerem untuk tidak menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi, karena inflasi sejatinya sudah bisa ditekan dari 9,1 persen year-on-year per Juni 2022 dan tingkat pengangguran menjadi lebih rendah.

“Kami memproyeksikan The Fed akan beralih pada kenaikan 50 basis poin pada Rapat FOMC September dan November 2022 dan 25 basis poin pada Desember 2022,” tulis ING Group, Rabu (27/7/2022).

suku bunga the fed

Rapat FOMC memang ditiadakan pada Agustus dan Oktober 2022, sebagaimana yang tercantum di situs The Fed, kecuali dalam keadaan mendesak seperti inflasi yang tiba-tiba naik cepat. Secara historis ini pun sangat jarang terjadi sepanjang sejarah The Fed.

Suku Bunga The Fed Bisa Dipangkas Mulai Juni 2023

Proyeksi kenaikan suku suku bunga hanya 50 dan 25 basis poin pada tiga rapat FOMC terakhir tahun ini dapat ditafsirkan menguntungkan pasar. Dukungan lebih besar lagi terhadap pasar kripto dan pasar saham adalah ketika The Fed mulai memangkas suku bunganya.

Jika bercermin pada pendapat ING Group, secara statistik, era suku bunga tinggi tidak bertahan lama di AS. Selama 50 tahun terakhir, periode waktu rata-rata antara kenaikan suku bunga The Fed terakhir dalam satu siklus dan penurunan suku bunga pertama hanya enam bulan.

“Hal ini menunjukkan potensi penurunan suku bunga paling cepat bisa terjadi awal musim panas mendatang [Juni 2023],” sebut mereka.

Pendapat ini senada dengan apa yang disampaikan Ketua The Fed Jerome Powell kemarin, bahwa penurunan suku bunga bisa terjadi mulai tahun depan.

Perihal potensi resesi buruk, ING Group berpendapat Amerika Serikat tak akan masuk ke jurang lemahnya ekonomi itu, bahkan jika laporan AS besok menunjukkan adanya resesi teknis, karena pertumbuhan ekonomi berkontraksi selama dua kuartal berturut-turut.

Terkait indeks dolar AS (DXY) yang mencerminkan kekuatan dolar di pasar internasional, ING Group menilai tidak terkejut ketika DXY turun drastis beberapa menit setelah The Fed mengumumkan suku bunga 75 basis poin itu.

indeks dolar
Dolar langsung terdesak setelah The Fed umumkan kenaikan suku bunga hanya 75 basis poin pada 27 Juli 2022 atau 28 Juli 2022 dini hari WIB.

Lemahnya dolar itulah yang berkontribusi pada membuncahnya pasar saham dan kripto saat ini, menambah besar sejak koreksi 18 Juli 2022 di titik 109.

indeks RSI Bitcoin
Data RSI bulanan terakhir sudah menunjukkan BTC berada di posisi sangat oversold, setara dengan bearish 2015 dan 2019.

“Namun, kami tidak mengharapkan dolar lemah dalam waktu lama. Ada dua faktor. Pertama, sikap The Fed pada prinsipnya adalah hawkish dan pada satu titik memang harus menempatkan dolar ke bawah, setidaknya hingga September 2022. Kedua, karena berlanjutnya ketidakstabilan dalam aset berisiko dan risiko untuk kawasan Eropa akibat krisis gas Rusia. Itu semuanya menunjukkan bahwa dolar harus mempertahankan beberapa kekuatannya,” sebut ING. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait