Tanda Kuat Penambang Bitcoin (BTC) Angkat Tangan dan Harga Mungkin Sudah Mentok

Sejumlah indikasi menunjukkan tanda kuat bahwa penambang Bitcoin bakal angkat tangan tanda menyerah (kapitulasi), yang berujung harga BTC mentok. Demikian diulas peneliti pasar dan Bitcoin mining dalam media daring Bitcoin Magazine.

Zack Voell berpendapat titik infleksi dari bearish pasar adalah kapitulasi, yang juga berimbas pada sektor penambangan bitcoin.

Kondisi kapitulasi yang dimaksud Voell adalah penghentian mining Bitcoin karena biaya operasional tak sebanding dengan harga jual BTC. 

Penting untuk dicatat bahwa kapitulasi penambang sangat relevan karena mengungkapkan bahwa sejumlah besar mesin tidak lagi melakukan hashing.

Situasi ini akan memaksa para miner untuk menyimpan sebagian atau semua BTC yang mereka tambang untuk dijual ketika harga naik signifikan.

Sebelumnya, perusahaan penambang BTC Blockware Solutions juga telah meramalkan kondisi kapitulasi penambang ini pada pertengahan tahun ini.

Menurut riset perusahaan infrastruktur pertambangan dan jaringan Bitcoin tersebut, kapitulasi penambang berakhir paling lambat pada Agustus atau September 2022.

“(Kapitulasi mining bisa terjadi) jika tidak ada titik terendah baru dalam Bitcoin,” tulis BlockWare dalam catatan terbarunya, Jumat (29/7/2022).

Blockware mengacu pada situasi Juni 2022 lalu, yang berkontribusi pada harga BTC jatuh hingga US$17.600, karena sejak April dan Mei, penambang Bitcoin terpaksa menjual aset BTC mereka.

Kapitulasi Penambangan Bitcoin Bermula dari Ucapan Manis Analis Wall Street

Menurut Voell, salah satu tanda kapitulasi penambang adalah bualan manis para analis Wall Street yang memicu bearish pasar kripto.

“Selama 12 bulan terakhir, para analis ini telah menggembar-gemborkan bahwa saham pertambangan Bitcoin berpotensi naik. Namun, sekarang semuanya seolah lempar batu sembunyi tangan,” ucap peneliti tersebut.

Dia merujuk analis DA Davidson, Chris Brendler dan analis JPMorgan, Reginald Smith.

“Smith bahkan menulis catatan bahwa perusahaan penambangan seperti Iris Energy memiliki potensi keuntungan 100 persen,” imbuhnya.

Faktor hash Bitcoin yang mulai menurun, juga masuk dalam catatan Voell sebagai penyebab kapitulasi penambangan.

“Penurunan ini akan disebabkan oleh penurunan tingkat hash, yang terutama dari level tertinggi baru-baru ini dan saat ini berada di dekat 240 exahash per detik (EH/s),” katanya.

Pada awal bulan ini, penyesuaian berikutnya akan turun hampir 11 persen, seperti dikutip saat penulisan berita ini. 

“Dalam konteks pertumbuhan tingkat hash yang tak henti-hentinya dan penurunan harga hash berikutnya, pembalikan tren nyata untuk tingkat hash sangat penting,’ ujarnya.

Situasi ini pada ujungnya membuat beberapa penambang melempar handuk dan menjadikan mesin mereka offline

Di sisi lain, dalam pandangan Voell para influencer Twitter juga memunculkan lagi FUD seputar pergerakan Bitcoin.

“Data saat ini menunjukkan saldo yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sebulan yang lalu. Singkatnya, aktivitas penjualan bersih oleh para penambang tampaknya telah mereda dan stok Bitcoin mereka kembali meningkat,” katanya.

Dia mencatat, saldo alamat penambangan Bitcoin telah mengalami pengurangan kecil selama setahun terakhir. 

“Tapi grafik garis di bawah ini menunjukkan data yang mengindikasikan pembalikan tren sedang dimulai. Saldo penambang satu lompatan telah meningkat lebih dari 3 persen, atau sekitar 85.000 BTC sejak awal Oktober. Mungkin penambang memutuskan sudah waktunya untuk HODL lagi,” katanya.

Kepanikan Imbas Keruntuhan Platform Kripto FTX

Bangkrutnya platform kripto FTX, turut dicatat oleh Voell sebagai salah satu faktor pengendur gairah para miner.

“Pada pertengahan November arus keluar melonjak ke level tertinggi sejak Juni, yang dapat mengindikasikan bahwa ketakutan dan kepanikan di pasar telah memengaruhi setidaknya beberapa penambang,” katanya.

Dia menambahkan, bahwa tidak mengherankan bahwa lonjakan arus keluar terjadi pada saat yang sama dengan runtuhnya FTX dan kejatuhannya selanjutnya menjadi berita utama.

Data jaringan Bitcoin adalah alat yang berguna untuk mengkontekstualisasikan peristiwa pasar tertentu, tetapi jauh dari sempurna atau tidak dapat dimanipulasi. 

“Tetapi para penambang terkenal buruk dalam menentukan waktu pasar, dan waktu dari lonjakan tiba-tiba dalam pergerakan koin ini dapat menunjukkan beberapa penambang yang panik,” ujarnya.

Patut disyukuri bahwa pada minggu berikutnya, arus keluar turun kembali ke tingkat normal dan tetap, hingga tulisan ini dibuat.

Dengan asumsi analisis di atas benar dan kapitulasi penambangan telah terjadi, dalam pandangan Voell pasar kripto  tidak akan segera pulih. 

“Pemenang dibangun tatkala pasar bearish, dan setelah beberapa perusahaan pertambangan terbesar telah menjual saldo Bitcoin hingga hampir nol dan bahkan menjual sejumlah besar perangkat keras pertambangan dalam upaya mati-matian untuk tetap beroperasi, yang tersisa hanyalah kelangsungan hidup atau kebangkrutan,” ucapnya.

Merujuk periode sebelumnya, kapitulasi penambangan setidaknya dimulai sejak 7 Juni 2022, dan itu telah berlangsung cukup lama. 

Firma analitik CryptoQuant, pada 25 Juni 2022, memandang kapitulasi penambang sebagai gejala pasar bearish sudah dekat, sehingga kelak mencerminkan permintaan kuat pada BTC. Perkiraan kapitulasi tersebut didasarkan pada anjloknya harga bitcoin secara drastis.

Pada  Mei 2022, penambang Bitcoin telah menjadi penjual, karena penurunan harga mengurangi pendapatan. Penambang menjual sekitar 23.000 BTC hanya sepanjang Juni 2022 itu saja.

Bahkan pada awal pekan keempat Juni 2022, perusahaan penambangan kripto Kanada Bitfarms menjual 3.000 BTC seharga US$62 juta, mengikuti langkah Riot Blockchain yang mulai menjual kepemilikannya pada April 2022. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait