Trading Kripto Babel Finance Serampangan, Merugi Setara Rp4,1 Triliun

Babel Finance, yang menangguhkan penarikan dana pengguna bulan lalu, kini disebut-sebut merugi setara Rp4,1 triliun setelah melakukan trading kripto secara serampangan menggunakan dana penggunanya. Salah satu pengguna Babel Finance adalah Zipmex Group, bursa kripto yang bermarkas di Singapura yang juga beroperasi di Indonesia.

Trading kripto menggunakan uang pengguna, apalagi untuk perusahaan investasi adalah wajar, tetapi kalau caranya tak bijaksana, yang terjadi adalah sebaliknya.

Itu yang terjadi pada Babel Finance yang menurut dokumen yang diperoleh media siber TheBlock, mengalami kerugian mencapai US$280 juta atau setara dengan Rp4,1 triliun dengan kurs saat ini.

“Babel Finance kehilangan 8.000 BTC dan 56.000 ETH, setara US$280 juta dalam perdagangan eksklusif menggunakan dana penggunanya, berdasarkan dokumen restrukturisasi. Perusahaan bermasalah itu sekarang berusaha mengubah ratusan juta dolar utang menjadi ekuitas (saham) dan mengumpulkan lebih banyak dana dalam fasilitas kredit bergulir,” sebut TheBlock, Jumat (29/7/2022).

Dokumen itu berupa pitch deck, alias proposal investasi yang diterbitkan pada Juli 2022 dalam rangka memulihkan struktur keuangan perusahaan.

Di dalamnya tertera, bahwa Babel Finance kehilangan lebih dari US$280 juta dalam bentuk Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) karena kegagalan dalam trading kripto yang mereka lakukan.

“Secara khusus, perusahana itu kehilangan sekitar 8.000 BTC dan 56.000 ETH pada Juni 2022, setelah menghadapi likuidasi karena penurunan pasar kripto yang signifikan,” tulis TheBlock.

Trading Kripto Babel Finance yang Serampangan

Tertera pula di dokumen itu, dalam minggu yang bergejolak pada Juni 2022, ketika harga BTC turun drastis dari US$30 ribu menjadi US$20 ribu, posisi perdagangan mereka tanpa lindung nilai, menghasilkan kerugian yang signifikan, yanng secara langsung mengarah pada likuidasi paksa beberapa akun perdagangan dan menguapkan sekitar 8.000 BTC dan 56.000 ETH.

Karena kerugian besar ini, Divisi Pinjaman dan Perdagangan Babel Finance gagal memenuhi margin call dari mitra mereka.

“Kesimpulan: satu titik kegagalan tim trading yang gagal berada di luar bisnis normal perusahaan yang sebelumnya berjalan lancar,” tertera di dokumen itu.

Babel Finance menggambarkan bisnis perdagangan miliknya sebagai bisnis berisiko, namun gagal untuk melindungi posisinya.

Tim trading mengendalikan beberapa akun perdagangan yang tidak dikendalikan atau dipantau oleh divisi trading, tidak ada mandat perdagangan atau kendali risiko yang diterapkan untuk akun ini dan tidak ada laporan laba rugi,” tertera di dokumen itu.

Parahnya lagi, setiap trading order atas nama tim trading Babel Finance tidak disertai dengan lembar persyaratan apa pun dan itu tidak dicatat dalam sistem. Selain itu, perusahaan bisa mengeluarkan dana yang tidak terbatas untuk melakukan perdagangan itu.

Ini bukan kali pertama Babel Finance dikabarkan bermain-main dengan dana pengguna. Pada Oktober 2020, rekaman yang bocor menunjukkan bahwa perusahaan memanfaatkan beberapa dana pengguna untuk meningkatkan perdagangan Bitcoin dan menghadapi potensi risiko gagal bayar. Ketika itu perusahaan Tether menyelamatkan situasi.

Trading Kripto Serampangan, Utang Dikonversi Menjadi Saham

Berdasarkan dokumen itu, Babel Finance memohon kepada beberapa investor besar untuk mengubah utang itu menjadi saham. Babel Finance memang didukung penuh oleh investor besar, di antaranya Sequoia Capital China, 10T Holdings Dan Tapiero, Dragonfly Capital dan Circle Ventures.

Seorang juru bicara Babel Finance menolak menjawab lebih rinci terkait dokumen yang diperoleh The Block.

“Kami terus bekerja sama dengan klien, investor dan pemangku kepentingan lainnya serta penasihat eksternal selama masa yang sangat sulit ini,” sebut Babel Finance.

Zipmex Group dan Babel Finance

Sebelumnya bursa kripot Zipmex Group yang bermarkas di Singapura, menyatakan diri telah bangkrut, pasca penangguhan penarikan dana di sejumlah perusahaan mereka yang beroperasi di Thailand dan Indonesia.

Setelah berminggu-minggu rumor bergulir, pada Jumat (29/7/2022) Zipmex mengatakan bahwa mereka telah mengajukan perlindungan karena kebangkrutan, di Singapura sebagai tanggapan atas meningkatnya ancaman hukum dari kreditur. Bursa kripto memiliki lebih dari US$50 juta exposure di Babel Finance dan Celsius.

Pada Minggu (24/7/2022), Zipmex mengumumkan, manajemen telah menandatangani nota kesepahaman pertama dengan beberapa investor.

Hal ini diikuti dengan adanya penandatanganan sebuah nota kesepahaman baru untuk memasukkan pendanaan segar ke perusahaan pada Rabu (27/7/2022).

“Dana itu oleh calon investor sebagai bukti ketertarikannya untuk melakukan investasi di Zipmex. Zipmex dan calon investor tersebut akan lanjut berdiskusi untuk mencapai kesepakatan yang lebih rinci untuk mempercepat fase pendanaan,” tutur Marcus Lim, CEO Zipmex.

Pada 21 Juli 2022, kepada Blockchainmedia.id Zipmex mengatakan telah mengaktifkan kembali fitur penarikan dana (withdrawal) dari Trade Wallet . Namun, fitur transfer dari Z Wallet ke Trade Wallet dan sebaliknya belum dapat diaktifkan pada saat ini. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait