Vladimir Putin Tegaskan Dukungan Terhadap Teknologi Blockchain-Kripto

Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan dukungan terhadap teknologi blockchain (teknologi distributed ledger technology) dan kripto (mata uang digital). Menurutnya sudah saatnya negara independen dari bank dan campur tangan pihak ketiga.

Dilansir dari Cointelegraph, Putin mengkritik monopoli dalam sistem pembayaran keuangan global selama ini, demikian media setempat mengutip ucapan sang Presiden di konferensi internasional Al Journey di Moskow, pada Kamis (24/11/2022) lalu.

“Teknologi mata uang digital dan blockchain dapat digunakan untuk menciptakan sistem baru penyelesaian internasional (international settlement) yang akan jauh lebih nyaman, benar-benar aman bagi penggunanya dan, yang terpenting, tidak akan bergantung pada bank atau campur tangan negara ketiga,” ujar Putin dalam acara yang diselenggarakan Sberbank itu.

Putin meyakini, tidak ada yang menyukai dikte para pelaku monopoli yang merugikan semua pihak.

Dalam pidatonya, dia juga menekankan bahwa arus keuangan dan pembayaran antar negara saat ini terancam di tengah ketegangan hubungan antara Rusia dan Barat.

Sehari sebelumnya, media lokal melaporkan bahwa anggota parlemen telah berdiskusi untuk amandemen undang-undang cryptocurrency Rusia, guna meletakkan kerangka hukum untuk pertukaran nasional.

Perkembangan terbaru lainnya, sebuah RUU diperkenalkan ke Duma Negara (majelis legislatif) Rusia, majelis rendah parlemen, pada 17 November lalu, yang melegalkan crypto mining dan penjualan mata uang kripto yang ditambang.

Alternatif Dolar AS

Rusia telah mencari alternatif terhadap perdagangan dalam dolar AS sejak dikenakan sanksi pada tahun 2014 menyusul aneksasi Crimea. Putin menuduh AS menggunakan dolar AS sebagai senjata ekonomi.

“Bagi saya, AS membuat kesalahan yang sangat besar dengan menggunakan dolar AS sebagai alat sanksi. Mereka melakukan ini karena mereka mencegah pembayaran dalam dolar AS untuk produk yang terkena sanksi,” jelas Putin.

Ia menambahkan, tidak mungkin bagi Rusia untuk menerima uang dari rekan bisnis untuk produk yang dikirimkan dalam dolar AS.

Putin merasa Rusia dipaksa sehingga tidak memiliki pilihan lain selain beralih ke penyelesaian transaksi menggunakan mata uang lain.

Selain itu, Putin berkata negara-negara lain yang menggunakan dolar AS sebagai mata uang cadangan atau sebagai alat pembayaran melihat apa yang terjadi kepada Rusia.

Negara-negara tersebut memiliki kecemasan bahwa dolar AS dapat dipakai untuk mengenakan sanksi ekonomi terhadap mereka.

Sebab itu, negara lain mulai mengurangi kepemilikan dolar AS dan menggunakannya lebih sedikit sebagai alat pembayaran.

Akibatnya, mitra dan sekutu terdekat AS mulai mengurangi penggunaan dan cadangan dolar AS.

Di sisi lain, meski tampak sudah cukup ramah dengan kripto, tetapi faktanya bank sentral Rusia masih menentang bentuk legalisasi untuk aset kripto sebagai alat pembayaran.

Pada intinya, Bank Sentral Rusia memandang aset kripto masih sebagai aset investasi digital saja dan bukan merupakan mata uang digital. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait