Ia juga berpendapat, itu adalah dampak dari adopsi mereka pada tahun 2019 dan awal tahun 2020 ini. Ketika itu harganya masih rendah dan tahun ini mencoba mendapatkan keuntungan yang tinggi.
Seorang penambang aset kripto lainnya, mengatakan, ia memilih bisnis ini setelah kehilangan pekerjaannya di perusahaan kontraktor, akibat perampingan. Dia mengaku bisa bertahan hidup karena Bitcoin.
Wael al-Nahhas, ekonom dan penasihat keuangan di sejumlah lembaga investasi di Mesir, tidak meragukan kenyataan itu. Menurutnya, pengangguran dan resesi akibat COVID-19 adalah alasan utama di balik kecenderungan kaum muda masuk ke bidang trading dan penambangan Bitcoin.
Tingkat pengangguran di Mesir melonjak dari 7,7 persen selama kuartal pertama tahun 2020 menjadi 9,6 peren selama kuartal kedua. Lebih dari setengah juta orang Mesir kehilangan pekerjaan.
Curi Listrik Rp22 Miliar, Penambang Aset Kripto Ditangkap
Sejumlah penambang Bitcoin mengakui bahwa bidang bisnis penambangan dan trading Bitcoin menarik ribuan orang Mesir, karena mereka tidak memerlukan modal besar untuk memulai.
Banyak anak muda Mesir mulai berinvestasi dengan jumlah kecil, meskipun harga Bitcoin meningkat berlipat-lipat.
Kendati belum ada peraturan khusus, menambang Bitcoin di Mesir sama sekali tidak dilarang oleh pemerintah. Bahkan sejumlah bursa aset kripto di negara itu membuka diri bagi siapa saja yang ingin menukar Bitcoin menjadi mata uang biasa.
Namun begitu, menurut Ahmed Shuair, Dosen Ekonomi di Universitas Kairo, Bank Sentral Mesir diharapkan segera melegalkan aset kripto, yang telah dirancang sejak Januari 2020.
Shuair juga menyoroti, kelak banyak warga Mesir akan menarik diri dari bisnis ini, begitu mereka merasakan penurunan keuntungan ketika pasar ini mencapai titik jenuh.
“Ini akan membuat lonjakan harga Bitcoin kurang menguntungkan, seperti yang terjadi pada mata uang fiat,” tutupnya. [red]