Cathie Wood, CEO Ark Invest, menegaskan kecintaan terhadap Bitcoin (BTC). Ia mengklaim harga Bitcoin di tahun 2030 dapat mencapai US$1 juta, setara Rp15,5 milyar.
BTC mengalami bear market yang sulit selama tahun 2022. Pada bulan November 2021, Bitcoin berhasil mencapai all-time high seharga US$69 ribu, tetapi terus menurun sejak puncak tersebut.
Memasuki tahun 2022, BTC mengalami serangkaian pelemahan nilai.
Pertama, BTC memasuki rentang harga US$40 ribu. Beberapa bulan kemudian, harga aset kripto terbesar itu longsor ke kisaran US$30 ribu.
Dari level tersebut, BTC lanjut tersungkur ke wilayah US$20 ribu sebelum akhirnya memasuki rentang harga US$15 ribu yang sedang dialami saat ini.
Harga Bitcoin Bisa Mencapai US$1 Juta?
Harga Bitcoin mengakhiri tahun 2022 dan memulai tahun 2023 pada rentang harga tersebut. Bitcoin memiliki perjalanan panjang agar dapat memulihkan nilai.
Terjadi sejumlah keruntuhan perusahaan kripto pada tahun 2022, sebagian disebabkan oleh tindak penipuan kriminal. Bursa FTX yang sempat menjadi anak emas industri kripto ditemukan memakai dana nasabah untuk melakukan pembelian tidak sah bagi para pejabat bursa tersebut.
Penipuan itu melibatkan dana investor senilai milyaran dolar AS. Komunitas kripto berharap tahun 2023 menyimpan momentum positif bagi Bitcoin serta solusi bagi dana nasabah yang terlilit kasus hukum.
Cathie Wood berkata insiden FTX dapat mengakibatkan investor institusi meninggalkan perdagangan aset kripto. Kendati demikian, Wood meyakini Bitcoin dan aset kripto lain akan pulih dari semua hal negatif yang terjadi pada penghujung 2022.
“Akan butuh waktu yang tidak singkat, tetapi ada sisi baik dari semua hal yang telah terjadi, yaitu semua pemain lemah telah tersingkirkan dan hanya pemain kuat yang bertahan untuk menopang sektor kripto dengan dukungan yang tangguh,” jelas Wood, dikutip dari Live Bitcoin News.
Wood menambahkan, industri kripto harus melalui ujian yang berat dan lolos dari krisis agar dapat menemukan para penyintas yang layak menang.
Pendiri perusahaan investasi ARK Invest tersebut menyatakan investor institusi bisa menyukai BTC dan kripto bila mereka bersedia melihat situasi saat ini dengan tepat dan mempelajarinya dengan benar.
“Bila investor institusi benar-benar mengkaji dan menganalisa peristiwa terbaru, saya pikir mereka akan lebih nyaman membeli Bitcoin dan juga Ether sebab mereka lebih memahaminya,” kata Wood.
Wood meyakini, secara jangka panjang Bitcoin akan semakin kuat setelah insiden tahun 2022. Inflasi global terus meningkat dan ekonomi makro terlihat semakin lemah. Sebab itulah Wood melihat BTC sebagai aset yang berpotensi menjadi juara. [ed]