Bitcoin cetak rekor baru alias new all time high (ATH), diprediksi akan terjadi pada kuartal keempat 2024, dengan hambatan utama di level US$68.330. Berdasarkan laporan terbaru 10x Research, kripto terbesar ini diperkirakan akan mencetak rekor baru di akhir tahun ini, didukung oleh beberapa katalis penting. Sementara itu menurut analis lain, dalam jangka pendek BTC berpotensi melemah usai sebelumnya gagal berada di atas level psikologis US$64 ribu.
Dalam laporan yang dirilis oleh Markus Thielen, Kepala Riset 10x Research, disebutkan bahwa setelah Bitcoin mengalami periode stagnan pada musim panas, ada beberapa faktor yang berpotensi mendorong Bitcoin cetak rekor baru. Thielen menjelaskan bahwa peningkatan penerbitan stablecoin dan meningkatnya leverage di pasar berjangka menjadi sinyal utama bahwa pasar kripto sedang dalam fase akumulasi besar menuju potensi kenaikan yang signifikan.
“Kami melihat peningkatan pencetakan stablecoin dan kenaikan leverage sebagai indikator penting,” kata Thielen dalam catatan yang diterbitkan pada 22 September 2024 itu. Ini menyiratkan itu sebagai faktor Bitcoin berpotensi cetak rekor baru di kuartal keempat 2024.
Menurut Thielen, pola musiman juga memberikan sinyal bahwa Bitcoin berada di jalur untuk mencetak rekor baru. Bitcoin sebelumnya mengalami lonjakan besar dalam periode Oktober hingga Maret, termasuk pada puncak pasar bullish di Januari 2014, Desember 2017, dan November 2021. Dengan tren ini, 10x Research optimistis bahwa Bitcoin cetak rekor baru di akhir tahun ini.
“Bitcoin memiliki pola musiman yang kuat. Kami telah melihat lonjakan besar di masa lalu pada periode Oktober hingga Maret, dan kami yakin tren ini akan terus berlanjut,” ujar Thielen.
Thielen menambahkan bahwa dua level kunci yang perlu diperhatikan adalah di resistansi di US$68.330 dan moving average 21 minggu (US$62.826). Jika Bitcoin berhasil menembus level ini, maka peluang untuk cetak rekor baru semakin besar. Namun, penurunan di bawah moving average 21 minggu bisa menandakan akhir dari siklus kenaikan saat ini.
Selain faktor teknikal, permintaan dari investor institusi juga turut menjadi katalis utama. MicroStrategy, yang dikenal sebagai salah satu perusahaan dengan portofolio Bitcoin terbesar, baru-baru ini berhasil mengumpulkan lebih banyak dana untuk membeli Bitcoin daripada yang diantisipasi sebelumnya. Menurut Thielen, hal ini menunjukkan bahwa permintaan institusional masih sangat kuat.
MicroStrategy Borong 7.420 BTC Lagi, Simpanan Bitcoin Membengkak!
Namun, Thielen juga mengingatkan bahwa meskipun ada peluang besar bagi Bitcoin untuk cetak rekor baru, manajemen risiko tetap harus menjadi prioritas utama bagi para pedagang. Volatilitas pasar kripto yang tinggi, terutama setelah mencapai level tertinggi baru, bisa menyebabkan koreksi tajam yang berpotensi menghapus sebagian besar keuntungan.
“Manajemen risiko adalah kunci. Bitcoin memiliki sejarah penurunan hingga 70 persen setelah mencapai level tertinggi baru, jadi penting bagi trader untuk menjaga posisi mereka dengan hati-hati,” ujar Thielen.
Selain faktor internal di pasar kripto, Thielen juga menyoroti beberapa peristiwa eksternal yang dapat memengaruhi harga Bitcoin. Salah satunya adalah pemilihan presiden AS yang akan berlangsung pada 5 November 2024. Menurut Thielen, hasil pemilu ini bisa memberikan sentimen positif bagi pasar, terutama jika kebijakan yang diambil cenderung pro-bisnis.
Selain pemilu, kebijakan suku bunga dari Federal Reserve AS juga akan berperan penting dalam menentukan arah harga BCT. Thielen mencatat bahwa keputusan suku bunga yang lebih rendah atau kebijakan moneter yang lebih longgar dapat memberikan suntikan likuiditas yang dibutuhkan oleh pasar untuk mendorong harga Bitcoin lebih tinggi.
Bitcoin Naik Tajam Usai Suku Bunga Dipangkas, Analis: Waspada Volatilitas!
Dengan semua faktor ini, 10x Research meyakini bahwa Bitcoin memiliki peluang besar untuk cetak rekor baru pada akhir 2024. Namun, seperti yang diingatkan oleh Thielen, investor harus tetap waspada terhadap risiko volatilitas yang tinggi dan memprioritaskan manajemen risiko dalam perdagangan mereka.
Kombinasi faktor musiman, peningkatan likuiditas, dan peristiwa eksternal membuat BTC sangat berpotensi untuk cetak rekor baru. Namun, manajemen risiko adalah kunci agar investor bisa memaksimalkan keuntungan tanpa terkena dampak volatilitas yang besar, tutup Thielen dalam laporan tersebut.
Hal senada disiratkan oleh Ali Martinez, analis kripto popular di X. Ia berpendapat price action BTC pada tahun 2024 ini selaras dengan reli kripto itu di kuartal ke-4 pada tahun 2020 dan 2016 silam.
“Bitcoin naik lebih dari 61 persen pada kuartal ke-4 tahun 2016 dan lebih dari 171 persen pada tahun 2020. Menariknya, pergerakan harga tahun 2024 sejauh ini mencerminkan kedua tahun tersebut. Dapatkah sejarah terulang kembali?” sebutnya.
Namun dalam unggahan berbeda, Ali mengungkapkan adanya bearish divergence BTC di time frame pendek 4 jam. Ini adalah kondisi yang terjadi dalam analisis teknikal ketika harga suatu aset mencapai puncak yang lebih tinggi, sementara indikator momentum, seperti Relative Strength Index (RSI) atau MACD, menunjukkan puncak yang lebih rendah.
Dalam time frame pendek 4 jam, fenomena ini sering kali dianggap sebagai sinyal potensi pembalikan arah tren dari bullish menjadi bearish.
Berdasarkan penelusuran Redaksi Blockchainmedia di TradingView, pada time frame mingguan, BTC berpotensi mengalami breakout pada 2 Desember 2024.
Itu dengan mempertimbangkan laju kenaikan histogram bar pada indikator Squeeze Momentum, yang selaras dengan kenaikan harga di atas EMA-50 (US$55.113) dan EMA-20 (US$61.122).
Di sisi lain, QCP Capital berpendapat, harga BTC akan terus mengalami reli usai sejak Senin lalu, pulih hampir 12 persen. [ps]