Akhir Tahun 2020 adalah Pembuktian Bitcoin sebagai Aset Safe Haven

Trader aset kripto, Muhammad Kurnia Bijaksana mengatakan, bahwa akhir tahun 2020 adalah masa pembuktian yang sangat penting apakah Bitcoin bisa sebagai aset safe haven selayak emas.

Hal itu ia sampaikan menyusul prediksi Bloomberg awal April lalu, yang menyebutkan Bitcoin bisa berperilaku sebagai aset safe haven seperti emas, berdasarkan sejumlah data yang ada.

Bahkan Bloomberg meramalkan harga Bitcoin bakal melesat di harga tinggi dalam beberapa bulan mendatang, karena volatilitas Raja Aset Kripto itu tertekan, sama seperti bull-run Bitcoin pada periode 2015-2017.

Periode itu menghantarkan Bitcoin mencapai puncak tertinggi sepanjang masa, yakni lebih dari US$19 ribu per BTC atau sekitar Rp300 jutaan kala itu.

Hasil kajian itu menegaskan bahwa Bitcoin dan pasar modal kelak “terpisah” (berkorelasi negatif) sepenuhnya dan mulai mengikuti karakter emas.

“Menurut saya sebagai trader itu bisa jadi sesuatu yang bagus. Dengan melajunya Bitcoin selayak emas, apalagi ditambah trend dominasi Bitcoin yang turun terus, maka Bitcoin dan Altcoin juga bisa berkorelasi negatif. Artinya, kelak sentimen perdagangan aset kripto tidak selalu terpaku dengan naik turunnya harga Bitcoin,” katanya.

Hal lainnya jelas Kurnia, pasar berjangka (futures) aset kripto, khususnya Bitcoin yang disebut Bloomberg bisa menekan volatilitas, bisa menguntungkan investor jangka panjang, tetapi kurang mengenakkan bagi retail trader.

“Mengapa bisa demikian? Sebab, jikalau pasar berjangka bisa ‘menjinakkan” bull, maka orang-orang awam kehilangan kesempatan untuk mendapatkan gain yang besar seperti jaman-jaman dulu, di mana BTC bisa naik ratusan persen. Namun, untuk massive adoption dan investor institusional, hal ini cukup baik, karena akan mengurangi resiko dan volatilitas BTC. Jadi, akhir tahun 2020 ini adalah masa pembuktian yang sangat penting apakah Bitcoin bisa sebagai aset safe haven selayak emas. Kita tunggu saja!” imbuhnya. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait