AllianceBernstein: Bitcoin adalah Store of Value Jangka Panjang

Divisi penelitian perusahaan manajemen aset, AllianceBernstein, asal New York berubah sikap. Kali ini mereka menegaskan bahwa Bitcoin berperan besar dalam portofolio investor, khususnya sebagai store of value jangka panjang.

AllianceBernstein cukup ternama dengan total aset dikelola mencapai US$631 milyar. Dalam catatan penelitian yang diberikan kepada kliennya, Kepala Tim Strategi Portofolio Bernstein Research, Inigo Fraser Jenkins, mengatakan pihaknya sebelumnya tidak menganggap Bitcoin sebagai instrumen investasi, pada Januari 2018 silam ketika harga Bitcoin mulai longsor dari harga tertingginya.

Tetapi, perubahan kebijakan akibat pandemi, tingkat utang dan opsi diversifikasi bagi investor, perusahaan akhirnya mengakui Bitcoin memegang peran penting dalam alokasi aset untuk periode jangka panjang.

Jenkins menjelaskan, berkurangnya volatilitas harga Bitcoin menjadikannya menarik, baik dari sisi alat simpan nilai (store of value) dan sebagai alat pertukaran.

Selama pandemi, korelasi Bitcoin dengan aset besar lain meningkat. Di sisi lain, Bitcoin adalah aset likuid yang bisa dijual cepat, seperti yang terjadi saat market crash pada Maret 2020 lalu, lalu rebound tak kalah cepatnya.

“Dari sudut pandang empiris, berkurangnya volatilitas Bitcoin menjadikannya lebih menarik, tetapi korelasi yang meningkat menunjukkan arah sebaliknya,” sebut Fraser Jenkins.

Soal perlindungan terhadap inflasi, Bitcoin kiranya mirip seperti emas. Kendati demikian, aset kripto tersebut tidak akan bergerak sepenuhnya untuk melawan inflasi dalam mata uang fiat.

Hari Bersejarah, Harga Bitcoin Akhirnya Menembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Isu lain seperti penggunaan aset kripto dalam tindak kriminal dan konsumsi energi penambangan Bitcoin yang berat disebut sebagai kekhawatiran mengenai aset itu, dan juga soal pengawasan pemerintah.

Jenkins berpendapat, jika jadi ada isu lain untuk Bitcoin di masa depan. Pandemi membuat pemerintah lebih berkuasa dan berperan mengelola ekonomi, sehingga jika aset kripto semakin besar, regulator bisa merasa terganggu oleh kehadirannya.

“Aset kripto berperan dalam alokasi aset, selama mereka legal,” tegas Jenkins.

Bernstein Research menyarankan investor menyimpan Bitcoin sebanyak 1,5 hingga 10 persen dari portofolio investasi, tergantung kepada imbal hasil bulanannya.

“Hasil alokasinya rendah, tetapi dalam kerangka optimasi sederhana ini, alokasi terhadap aset lain bisa mencapai nol, sehingga Bitcoin tampaknya signifikan,” pungkas Jenkins. [coindesk.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait