Berutang 13 Ribu Bitcoin (Rp1,7 Triliun), Bursa Aset Kripto Tutup

Zhang Jian, pendiri bursa aset kripto Fcoin berbahasa Mandarin, mengungkapkan bahwa perusahaannya mungkin tidak dapat membayar 7 ribu-13 ribu Bitcoin (BTC) (Rp917 miliar-1,7 Triliun) kepada penggunanya. Zhang Jian sendiri sudah “cabut” dari Tiongkok.

Menurut Zhang, FCoin ditutup bukan karena diretas atau hendak menipu. Tetapi, sejumlah petunjuk lain membalikkan klaim tersebut.

Zhang menegaskan, bahwa penutupan adalah hasil dari serangkaian kesalahan data internal dan keputusan yang terlalu rumit untuk dijelaskan.

“Ini adalah masalah yang agak terlalu rumit untuk dijelaskan dalam satu kalimat. Rentang waktu masalahnya juga panjang dan beberapa hal saling memengaruhi pada saat yang sama,” katanya seperti dilansir dari Cointelegraph kemarin (17 Februari 2020).

Fcoin termasuk baru, karena diluncurkan kali pertama pada Mei 2019 lalu. Volume perdagangan pun termasuk yang terbesar di dunia yang dipadu dengan model bisnis baru, yakni “mining transaction” terhadap aset kripto bernama serupa, “Fcoin”.

Pengguna media sosial Reddit pernah membuktikan volume itu sengaja dipalsukan oleh pihak Fcoin menggunakan peranti lunak khusus alias bot.

Model bisnis Fcoin juga mencurigakan sejak awal dia berdiri, sebab tidak terjadi sebagaimana lazimnya di komunitas aset kripto, seperti airdrop atau ICO apalagi IEO.

Pihak pengelola FCoin mendistribusikan sekitar 51 persen Fcoin kepada penggguna untuk mengganti biaya transaksi di bursa kripto itu. Secara konkret Fcoin memberikan kemudahan, sehingga mendorong lebih banyak pengguna bertransaksi sesering mungkin.

CEO Binance Changpeng Zhao pernah menyebut adanya indikasi skema Ponzi di FCoin pada medio tahun 2018. Dia juga mengomentari cuitan Zhang kala itu.

“Saya jarang menegur siapa pun (di Twitter-Red), dengan pengecualian. Di media sosial Tiongkok, saya menyebut FCoin sebagai skema Ponzi pada pertengahan 2018. Pendirinya menyebut FCoin sebagai aset yang lebih baik daripada Bitcoin,” kata CZ.

Beberapa situs di Tiongkok menyebutkan bahwa Zhang Jian mungkin menghadapi potensi tuntutan hukum perdata dalam waktu dekat.

Namun, mengingat bursa itu terdaftar di luar negeri dan Zhang juga telah pindah dari Tiongkok, mungkin sulit bagi kasus ini diselesaikan di Tiongkok. [Cointelegraph/red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait