BTC Berpotensi Terkoreksi ke US$40 Ribu, Altseason Paling Cepat Tahun 2024

Panji Yudha Analis dari Ajaib Kripto memprakirakan harga Bitcoin (BTC) berpotensi bisa terkoreksi ke US$40 ribu jika gagal bertahan lama di atas US$42 ribu. Sementara itu Altseason diproyeksikan akan terjadi paling cepat pada tahun 2024.

Hal itu disampaikan Yudha dalam keterangannya melalui surel pada Selasa (5/12/2023), setelah sejumlah kripto, utamanya Bitcoin, mengalami lonjakan hebat dalam dua hari terakhir menembus barikade US$40 ribu untuk kali pertama dalam 19 bulan terakhir. Kripto wahid itu pun mampu menclok sesaat di tertinggi lokal sepanjang tahun ini di US$42 ribu pada dini hari tadi.

Bitcoin (BTC) telah melesat melampaui angka US$40.000 untuk pertama kalinya tahun ini. Hal ini terpicu oleh momentum antusiasme terhadap potensi akan adanya penurunan suku bunga AS dan antisipasi persetujuan Spot Bitcoin ETF di pasar saham AS. Selain itu, pekan lalu Michael Saylor dari MicroStrategy, telah meningkatkan akumulasi Bitcoin hingga total kepemilikan 174.530 BTC, memperkuat optimisme di pasar.

Para komunitas kripto bersemangat menyambut lonjakan ini, yang juga membawa reli bagi keseluruhan aset kripto dalam beberapa minggu terakhir. Pasar optimistis bahwa Federal Reserve AS telah selesai menaikkan suku bunga dan akan memulai pemangkasan suku bunga pada awal tahun 2024.

BTC pun kembali bergerak bullish dengan menguat 4,22 persen dalam 24 jam terakhir, naik dari US$40.220 ke US$42.418 pada Senin malam (4/12/2023). Pagi ini, Selasa (5/11/2023), BTC mencapai US$41.920 dengan kenaikan 4,22 persen dalam 24 jam terakhir dan lonjakan 12,75 persen dalam seminggu, mencerminkan tren positif yang konsisten. BTC mencatat rekor tertinggi sejak Mei 2022, menghilangkan kekhawatiran yang melanda pasar kripto setelah runtuhnya FTX dan kegagalan bisnis kripto lainnya pada tahun 2022.

BTC

BTC Berpotensi Terkoreksi ke US$40 Ribu

Panji Yudha menjelaskan saat ini Bitcoin berada di area jenuh beli (overbought) berdasarkan data dari indikator Stochastic pada time frame harian.

“Ini mungkin membatasi potensi penguatan jangka pendek dengan target terdekat di US$43.000 jika BTC mampu melampaui US$42.000. Sebaliknya, apabila BTC gagal melampaui US$42.000 berpotensi turun ke support terdekat di US$40.000,” ujarnya.

Analisis ETH dan Altcoin Lain

Sementara itu Ethereum (ETH), kripto terbesar kedua, dalam pandangan Yudha mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai US$2.247 dengan kenaikan 1,60 persen dalam 24 jam dan 10,55 persen dalam sepekan. Kapitalisasi pasar kripto global juga menguat 2,85 persen menjadi US$1,515 triliun.

Selain Ethereum, beberapa altcoin juga mengalami kenaikan menarik. Celestia, proyek modular blockchain ini, naik 50 persen menjadi US$8,55. Selanjutnya, Conflux (CFX) naik 35,11 persen, dan token meme Pepecoin (PEPE) yang muncul dan viral tahun ini meningkat 27,70 persen.

Altseason Paling Cepat Tahun Depan

“Meskipun ada lonjakan altcoin, sepertinya altcoin season (altseason) mungkin akan terjadi antara tahun 2024-2025, karena berbagai peristiwa penting yang diantisipasi pada tahun depan. Pasar merasakan antisipasi terhadap peristiwa Bitcoin Halving, yang secara historis telah menjadi pemicu kenaikan harga yang signifikan karena mengurangi laju penciptaan Bitcoin baru,” lanjut Panji.

Nasib BTC Berikutnya

Harga Bitcoin telah naik lebih dari 140 persen sepanjang tahun 2023, mendukung sentimen positif di pasar kripto untuk melanjutkan tren bullish hingga tahun 2024-2025, mengingat siklus pasar Bitcoin berdasarkan peristiwa Bitcoin Halving yang akan terjadi sekitar April 2024.

Sementara, meskipun SEC belum memberikan persetujuan langsung terhadap proposal Spot Bitcoin ETF dan ETF lain bernilai ETH, ditambah dengan antusiasme pasar dan antisipasi Bitcoin Halving, bagi Panji ini setidaknya memberikan gambaran positif bagi pasar kripto di tengah era transformasi ini.

“Semua ini menandakan potensi momentum bullish yang berkelanjutan, di mana peristiwa Bitcoin Halving menjadi titik fokus bagi pasar kripto ke depan,” tegasnya.

Panji juga mengantisipasi sejumlah data penting yang akan keluar pekan ini, yakni Data PMI non-manufaktur ISM yang memberikan indikasi kondisi sektor di non-manufaktur ekonomi (5 Desember 2023), data klaim pengangguran awal yang diprediksi sedikit naik dari bulan sebelumnya (7 Desember 2023), rilis data sentimen konsumen dan laporan pekerjaan untuk November, diharapkan sentimen konsumen meningkat sedikit menunjukkan optimisme terhadap kondisi ekonomi. Tingkat pengangguran AS diperkirakan tetap stagnan di 3,9 persen (8 Desember 2023).

“Meskipun demikian, pasar kripto tampaknya tidak terlalu dipengaruhi oleh agenda ekonomi minggu ini. Pergerakan pasar kripto tampaknya lebih bergantung pada momentum internal, terutama didorong oleh harapan persetujuan proposal Spot Bitcoin ETF pada bulan Januari 2024,” pungkas Panji. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait